Metro, www.lampungmediaonline.com – Sebagai tim penilai membantu kebijakan Walikota Metro, dalam menyeleksi calon Anggota Dewan Pendidikan. Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Metro, Ria Andaria membantah adanya pencoretan dua nama panitia seleksi (Pansel) yang sebelumnya sudah masuk 11 besar disposisi Walikota dan tinggal menunggu penetapan Surat Keputusan (SK) Anggota Dewan Pendidikan periode 2017-2021 mendatang.
“Itu enggak bener, dari 22 nama kandidat yang diserahkan kekita. Sudah melalui tahapan mekanisme juknis dan juklat, kemudiaan dilakukan verifikasi peniliaan menjadi 11 nama. Kesebelah nama tersebut hak prerogatif Walikota dan Wakil Walikota Metro yang tidak bisa diganggu gagat,”tegas Ria saat dikonfirmasi, Rabu (26/7).
Dalam hal ini, Ria memastikan besok anggota Dewan Pendidikan Kota Metro yang sudah terpilih langsung kita berikan SK Penetapan. Setelah itu kita menunggu jadwal untuk dilakukan pelantikan.
“Jadi saya tegaskan kembali tidak ada unsur muatan politik didalamnya. Dan kembali lagi semuanya merupakan wewenang dan kebijakan Walikota Metro untuk memilih anggota dewan pendidikan. Mereka terpilih dari berbagai latar belakang profesi, tugas mereka nanti membantu menyumbangkan pemikirannya, rekomendasi sara dan inovasi terbaik untuk bersama-sama mendukung terwujudkanya visi dan misi Kota Metro sebagai kota pendidikan,”pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Polemik proses seleksi calon anggota Dewan Pendidikan Kota Metro periode 2017-2021 mendatang, ternyata berbuntut panjang. Hingga saat ini SK Penetapan Walikota Metro tak kunjung ditebitkan. Sesuai jadwal SK tersebut seharusnya disahkan pada senin 24 Juli 2017. sebab ada informasi yang beredar adanya gesekan politik didalamanya.
“Setelah melalui proses panjang seleksi penjaringan . Sebelas nama calon anggota Dewan Pendidikan sudah mendapat desposisi Walikota Metro, agar segera diproses tahap SK Penetapan . Nama saya tercantum didalamya. Tiba-tiba beberapa hari kemudian nama saya dicoret diganti nama orang lain,” kata Darmanto, Selasa (25/7).
Masih menurut Darmanto, rumor yang beredar di sosial media (Sosmed) tahap awal penjaringan banyak yang mempersoalnyakan. Pansel red saya ikut masuk menjadi calon kandidat.
“ Kenapa saya berani ikut, sebab tidak ada aturan undang-undang yang melarang tim seleksi ikut menjadi peserta. Sah-sah saja kan, asal semua berkas persayaratan lengkap dan diikuti sesuai petunjuk teknis penjaringan. Bicara profesional dalam hal penjaringan, timsel hanya mengantarkan sampai 22 nama calon anggota. Tahap selanjutnya yang menyeleksi untuk terpilih 11 anggota adalah Walikota dan timnya termasuk didalamanya Dinas Pendidikan,”cetusnya.
Dua nama,timpal Darmanto timsel yang sudah masuk 11 nama sudah mendapat disposisi Walikota. Saya dan Erwin Djunaidi, untuk penetahap SK. Beberapa hari kemudia tiba-tiba ada yang bilang dua nama timsel yang lolos masuk 11 anggota, dicoret diganti orang lain secara sepihak.
“Kami berdua merupakan anggota tim seleksi. Kami dituding melakukan manajemen tukang sate. Ini berarti, kritik tajam bahkan tuduhan pansel melakukan manajemen tukang sate telah terbantahkan, atau sama sekali tidak benar,” tegasnya.
Ia menambahakan, soal pencoretan namanya dari daftar calon anggota Dewan Pendidikan, sebenarnya bukan menjadi masalah, jika sejak awal dirinya diberitahu, bukan setelah penetapan 11 orang nama calon, tiba-tiba namanya hilang begitu saja.
“Dugaan adanya manuver politik dalam penetapan calon anggota Dewan Pendidikan. Dari awal sebenarnya saya tidak berniat mendaftar, tetapi karena mendapat dukungan dari dua organisasi profesi, saya terpaksa mencalonkan diri,”katanya.
Darmanto yang juga Direktur Posbakum AAI Kota Metro itu berharap, Walikota Metro Achmad Pairin bijak dalam mensikapi persoalan pemilihan anggota Dewan Pendidikan, tanpa ada unsur politis di dalamnya.
“Kalau hal itu tetap dilakukan, saya justru meminta agar dilakukan seleksi ulang dalam proses pemilihan anggota Dewan Pendidikan periode 2017-2021 mendatang,”pungkasnya. (Rud)