Geliat Tanggamus

Duka Menyelimuti Keluarga Korban Kapal Tenggelam

Tanggamus www.lampungmediaonline.com – Suasana duka dan isak tangis mewarnai kedatangan jenazah Heriansyah (30), salah seorang korban kapal tenggelam pembawa TKI di perairan Batam, di rumah duka Pekon Kotabatu, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Heriansyah merupakan satu dari 54 jenazah korban kapal kayu pengangkut tenaga kerja Indonesia (TKI) yang tenggelam di perairan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau, Rabu , 2 November 2016 dini hari. Kapal tenggelam sebelum sandar di Batam.

Rina, istri korban dan anak perempuannya berusia lima tahun, orangtua, keluarga dan kerabat serta tetangga yang sejaka awal menunggu di rumah duka tak kuasa menahan tangis setelah melihat peti jenazah Heriansyah. Jenazah Heriansyah bersama bersama jenazah Novi Yanti (25) warga Desa Talang Jali, RT 1/RW 1, Jati Rejo, Kotabumi Utara, Lampura, langsung diterbangkan dari Jakarta menggunakan pesawat khusus milik Basarnas. Setelah sempat selama satu malam disemayamkan di rumah duka, jenazah Heriansyah kemudian dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pekon Kotabatu. Menurut Rina, istri korban, suaminya pulang ke Kotaagung berencana untuk melaksanakan akikah anak semata wayangnya. “Kepulangannya kali ini untuk menggelar acara akikah anak kami. Tapi yang pulang tinggal jasadnya,” kata Rina sambil mencoba menahan tangis.

Diceritakan Rina, lima tahun lalu, tepatnya saat Rina sedang mengandung anaknya, Heriansyah bertekad mengubah kehidupan dengan bekerja menjadi TKI di negeri jiran Malaysia. Karena keterbatasan biaya, Heriansyah memilih berangkat menjadi TKI melalui jalur tidak resmi (ilegal). Selama di tanah rantau, adiknya memberikan kabar bahwa dia bekerja di sebuah perusahaan swasta. Setelah dua tahun bekerja di sana, Heriansyah pulang untuk menemui istri dan anaknya. Selang dua bulan, dia berangkat lagi ke Malaysia. Pada Selasa (1/11) atau sehari sebelum peristiwa kapal tenggelam, Heriansyah sempat menelpon keluarga untuk memberi kabar bahwa dia ingin pulang. Kemudian keluarga mendapat kabar bahwa ada kapal berisi TKI yang tenggelam di perairan Batam. “Saya bersama keluarga langsung menghubungi nomor suami saya, tetapi nomernya sudah tidak bisa dihubungi lagi. Padahal baru dua jam lalu, dia menelepon saya,” ujar Rina.

Selama menunggu kabar dari Tim SAR, kami sekeluarga selalu berdoa dan berharap adik saya bisa ditemukan dalam kondisi hidup. Harapan Heriansyah selamat semakin besar, saat kekuarga menyaksikan berita di televisi yang menayangkan nama-nama korban yang selamat serta tewas. Tetapi, nama Heriansyah tidak ada dalam pengumuman resmi itu. Karena rupanya dia masuk dalam kelompok daftar korban yang belum ditemukan. “Kami sekeluarga masih optimis bahwa Heriansyah masih selamat, karena jasadnya pun belum ditemukan,” kata Rina.

Untuk memastikan keadaan Heriansyah, Harun (57) ayah korban, langsung ke Batam untuk mencari anaknya. Namun saat keluarga dari Tanggamus tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Batam, dari 54 korban meninggal dunia, ternyata jasad Heriansyah tidak ada. Pencarian dilanjutkan ke kelompok korban selamat. Dari antara 39 korban selamat, Heriansyah juga tidak terlihat. Harun yakin bahwa Heriansyah masih hidup. Selama menunggu, keluarga Heriansyah terus menantikan kabar dan informasi dari Tim SAR. Kemudian didapat informasi dari nelayan Teluk Mergung Tanjungbemban, bahwa nelayan di sana baru saja menolong enam orang dari perairan. Jumlahnya ada enam orang, yaitu lima pria dan satu wanita. Mendapatkan kabar itu, keluarga makin yakin bahwa Heriansyah selamat dan ada di di antara lima pria yang ditolong nelayan. Keenam korban yang ditolong nelayan itu dibawa ke pinggir pantai. Namun mereka langsung kabur. Mungkin, mereka kabur karena takut ditahan polisi, lantaran menjadi TKI ilegal. Tapi keluarga tetap yakin, salah satu di antara keenam orang itu adalah Heriansyah. Namun setelah sekian lama menunggu kabar tentang kondisi Heriansyah, akhirnya pihak keluarga mendapatkan titik terang. Pada saat-saat terakhir pencarian, Tim SAR menemukan jasad pria. Setelah diidentifikasi, diduga itu adalah jasad Heriansyah. Aparat Kepulauan Riau kemudian berkoordinasi dengan Polda Lampung untuk mengkonfirmasi keluarga di sini. Setelah dicek, ternyata benar, itu adalah jasad Heriansyah,” terang Rina.

Kapal penumpang TKI yang bertolak dari Pelabuhan Johor Bahru, Malaysia, menuju Batam. Namun dalam perjalanan, kapal terbalik di perairan Batam pada Rabu (2/11) lalu, lantaran dihempas gelombang pasang. Lokasi tenggelamnya kapal, tepatnya di Teluk Mergung Tanjungbemban, ‎Kecamatan Nongsa, Batam. Kapal yang diduga membawa 98 pekerja migran Indonesia itu tenggelam waktu subuh hari Rabu lalu ketika mendekati pelabuhan di Batam. Kapal yang berangkat dari Johor, Malaysia, itu diberitakan membawa banyak TKI ilegal yang ingin kembali ke Indonesia. Jumlah korban tewas karena tenggelamnya kapal TKI di perairan Batam menjadi 54 orang dan enam orang dinyatakan hilang.(man)

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : [email protected] Dubai escort state NY ecescort models

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top