Bagaimana Bakteri di Perut Bisa Mengubah Mood Anda….
Pernahkah Anda merasa cemas atau stres tanpa alasan yang jelas?
Atau merasa lebih bahagia setelah makan makanan tertentu? Sebagian besar orang tidak menyadari bahwa apa yang terjadi di perut kita bisa sangat memengaruhi kondisi emosional kita. Ini berhubungan dengan konsep yang kini sedang mendapat perhatian besar dalam dunia medis dan ilmiah, yaitu mikrobiota usus dan dampaknya terhadap kesehatan mental.
Apa Itu Mikrobiota Usus?
Mikrobiota usus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan triliunan bakteri, virus, jamur, dan mikroorganisme lainnya yang hidup di saluran pencernaan kita. Selama bertahun-tahun, kita mengetahui bahwa mikroorganisme ini berperan penting dalam mencerna makanan dan menjaga sistem imun. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikrobiota usus juga memengaruhi otak dan kesehatan mental kita, dalam suatu konsep yang dikenal dengan gut-brain axis atau sumbu usus-otak.
Menghubungkan Usus dan Otak: Bagaimana Sumbu Usus-Otak Bekerja?
Sumbu usus-otak adalah sistem komunikasi dua arah antara usus dan otak yang melibatkan berbagai jalur, termasuk saraf, hormon, dan sistem kekebalan tubuh. Salah satu jalur komunikasi utama dalam sumbu ini adalah saraf vagus, saraf panjang yang menghubungkan otak dengan berbagai organ di tubuh, termasuk perut. Ketika mikrobiota usus menghasilkan senyawa tertentu, mereka bisa mempengaruhi aktivitas saraf vagus yang akhirnya mempengaruhi mood, perilaku, dan respons stres kita.
Bagaimana Mikrobiota Usus Mempengaruhi Kesehatan Mental?
1. Produksi Zat Kimia yang Mempengaruhi Mood
Banyak mikroorganisme di usus kita menghasilkan zat kimia yang mirip dengan neurotransmiter di otak. Contohnya adalah serotonin, yang sekitar 90% produksinya terjadi di usus, bukan di otak. Serotonin ini berperan penting dalam mengatur suasana hati, tidur, dan nafsu makan. Ketidakseimbangan kadar serotonin di usus dapat berkontribusi pada gangguan mood, seperti depresi dan kecemasan.
2. Peran Bakteri “Baik” dalam Mengatur Stres
Beberapa bakteri “baik” di usus kita membantu mengatur respons terhadap stres. Bakteri seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium dapat menghasilkan asam lemak rantai pendek yang membantu mengurangi peradangan dan menenangkan sistem saraf. Ketika keseimbangan mikrobiota usus terganggu, seperti yang terjadi pada orang dengan gangguan pencernaan atau pola makan yang buruk, mereka lebih rentan terhadap gangguan stres dan kecemasan.
3. Pengaruh Mikrobiota Usus terhadap Gangguan Mental Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan dalam komposisi mikrobiota usus dapat mempengaruhi kondisi mental seperti depresi, kecemasan, dan bahkan autisme. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa penggantian mikrobiota usus dengan bakteri dari tikus lain yang lebih tenang dapat mengubah perilaku mereka menjadi lebih tenang. Walaupun penelitian pada manusia masih dalam tahap awal, ini menunjukkan potensi mikrobiota usus sebagai faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental.
Pengaruh Diet Terhadap Mikrobiota Usus dan Kesehatan Mental
Diet memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Makanan yang kaya serat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian, dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Di sisi lain, pola makan tinggi gula dan lemak jenuh dapat meningkatkan jumlah bakteri jahat yang dapat menyebabkan peradangan dan ketidakseimbangan mikrobiota, yang pada gilirannya bisa memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental.
Meningkatkan Kesehatan Usus untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik
1. Makan Makanan Fermentasi Makanan seperti yogurt, kimchi, tempe, dan kombucha kaya akan probiotik yang membantu memperbanyak bakteri baik di usus. Probiotik ini telah terbukti membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi pada beberapa orang.
2. Konsumsi Prebiotik Prebiotik adalah makanan bagi bakteri baik di usus. Makanan kaya prebiotik, seperti pisang, bawang putih, dan asparagus, dapat membantu meningkatkan keseimbangan mikrobiota.
3. Kurangi Stres dan Tidur Cukup Stres kronis dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus. Selain itu, tidur yang cukup juga penting untuk menjaga kesehatan usus dan otak, karena selama tidur, tubuh memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mikrobiota usus
Mikrobiota usus bukan hanya berperan dalam proses pencernaan, tetapi juga dalam kesehatan mental kita. Pemahaman tentang hubungan antara usus dan otak membuka wawasan baru dalam pengelolaan gangguan mental, dari diet hingga pengobatan probiotik. Dengan memahami bagaimana bakteri di usus kita dapat memengaruhi perasaan dan perilaku, kita mungkin bisa mengubah pendekatan kita terhadap perawatan kesehatan mental di masa depan.(*)
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
