Diduga PLN Rayon Kotaagung Paksa Pelanggan Tambah Daya

Tanggamus, lampungmediaonline.com – Pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Kotaagung mengaku resah dengan program tambah daya yang digaungkan oleh PLN Kotaagung. Warga yang selama ini menikmati listrik subsidi dari pemerintah yakni dengan daya 450 volt ampere (VA) hingga 900 VA diminta untuk migrasi kedaya 1.300 VA.

Diduga Guna memuluskan rencananya tersebut pihak PLN Rayon Kotaagung Senin (10/10) kemarin mengundang warga yang rumahnya masuk dalam pendataan untuk migrasi ke kantor PLN. Undangan kepada warga itu dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai tarif subsidi dan non subsidi, namun upaya PLN untuk membujuk masyarakat agar migrasi tersebut mentah sebab banyak warga menolak untuk migrasi. Surat pernyataan migrasi saja banyak yang tidak ditandatangani. Muslimin warga Wonosobo yang kemarin diundang untuk datang ke PLN mengaku keberatan dengan wacana migrasi tersebut. Ia menuding PLN memaksa warga agar migrasi tanpa memiliki payung hukum yang jelas.

” Saya sudah lama menggunakan daya 450 VA, ini kok malah dipaksa agar tambah daya ke 1.300 VA, selain uang tagihan membengkak, untuk tambah daya ini tidak gratis ada biayanya yang mencapai Rp1 jutaan, jelas saya keberatan,” ujar Muslimin kemarin.

Ia juga menyatakan jika program pindah daya dari PLN tidak berdasar, sebab tidak ada peraturan dari pemerintah yang menyatakan bahwa setiap warga wajib menambah daya.” Dasar hukumnya sekarang apa?. Mana peraturan menteri (Permen) ESDM ataupun peraturan menteri BUMN, pas saya tanya mereka (PLN,red) mana peraturan tersebut, mereka bilang bahwa ada peraturannya namun rahasia,” ungkap Muslimin.

Penolakan juga diungkapkan Irham, warga Kuripan, Kotaagung. Menurut dia,kebijakan PLN itu sangat meberatkan konsumen yang notabene nya adalah masyarakat dengan ekonomi pas-pasan.”Kami selaku konsumen pemakai jasa listrik sangat keberatan,karena jika daya 1.300 VA untuk beban saja Rp Rp150 ribu/bulan yang wajib dibayar. Belum lagi biaya pemakaian daya listrik perharinya, bisa-bisa pembayaran perbulannya mencapai Rp 500 ribu, ini jelas sangat memberatkan dan menguntungkan pihak PLN dengan dalih pencabutan subsidi,” katanya.

Sementara itu Manajer Rayon PLN Kotaagung Rony Wiharja Putra melalui Supervisor Pelayan Pelanggan Fitrah membenarkan bahwa saat ini PLN sedang melakukan program tambah daya. Menurut Fitra saat ini tarif subsidi listrik yang diberikan banyak yang salah sasaran.

“Daya 450 sampai 900 va itu untuk golongan orang miskin, yang dalam hal ini berdasarkan data dari tim nasional percepatan penanggulangan kemiskinan (TNP2K). Jadi jika pelanggan itu tidak masuk kedalam kategori miskin maka harus pindah ke daya 1.300 yang non subsidi,” ujar Fitra Ditambahkan Fitrah bahwa berdasarkan hasil penelusuran yang dilalukan PLN, pelanggan 450 va pemakaian listriknya dirasa tidak wajar. Sebab dengan daya 450 va tidak bisa menyalakan televisi 20 inci.”Ya, daya 450 va itu kecil sekali, tapi kenyataan dilapangan bisa menyalakan tv beberapa lampu dan kipas angin, ternyata saat dicek MCB nya bukan standart PLN,” kata dia.

Ia juga membantah jika PLN disebut melakukan pemaksaan tambah daya. Menurut Fitra, bagi masyarakat yang tidak mau tambah daya tidak apa-apa, namun yang jelas, PLN akan menstadarkan MCB pada meteran pelanggan.” Sekarang kita baru sebatas sosialisasi dulu, ya, memang banyak melakukan penolakan, tapi tidak apa-apa kalau nggak mau tambah daya, yang jelas MCB tidak standar akan kita standarkan,” tegasnya.

Kemudian saat disinggung mengenai payung hukum atau peraturan mendasar mengenai pemindahan daya, Fitrah mengaku peraturan sifatnya hanya dikalangan internal PLN saja.” Ada peraturannya yakni dari internal PLN Distribusi Area Lampung, tapi maaf tidak bisa dipublish sekarang, kalau mau surat itu harus mengajukan surat dulu, nanti dijawab melalui surat,” kilah Fitrah. Kemudian mengenai tarif pindah daya yang dipatok Rp1.200.000 per pelanggan. Fitra membenarkannya.” Untuk biaya nya sekitar Rp1 jutaan, tapi itu bisa dicicil melalui rekening bulanan,” pungkas Fitrah.(Man)

Print Berita