Jakarta, www.lampungmediaonline.com – Belakangan, imunitas menjadi kosakata yang akrab ditelinga kita. Imunitas tubuh diperlukan dalam rangka mencegah terpapar virus Covid 19. Sebagaimana diketahui, Covid 19 merupakan jenis virus baru dengan penularan yang sangat masif, namun belum ditemukan vaksin pencegahannya. Satu-satunya langkah preventif mencegah penularan Covid 19 adalah dengan penerapan perilaku hidup bersih sehat dan menjaga imunitas tubuh.
Sistem kekebalan atau imunitas secara alami dirancang tubuh untuk membantu melawan berbagai ancaman penyebab infeksi atau penyakit berbahaya. Itu sebabnya, menjaga immunitas tubuh adalah kunci penting untuk tetap bertahan di situasi pandemi seperti saat ini.
Prediksi bahwa anak-anak yang sebelumnya kebal terhadap ancaman Covid 19 terbantahkan saat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan lebih dari 500 anak terinfeksi Covid 19, ribuan anak dengan status ODP dan 14 anak meninggal dunia. Fakta ini kembali memicu kekhawatiran orang tua terhadap ancaman Covid 19 pada anak-anak.
Maka tak heran, berbagai tips-tips menjaga imunitas anak menjadi topik menarik bagi masyarakat. Berbagai informasi cara menjaga imunitas tubuh anak hingga produk-produk yang dipercaya meningkatkan imunitas tubuh anak ramai diperbincangkan. Namun, apakah informasi-informasi yang beredar luas tersebut dapat dipertanggung jawabkan?
Menurut dr. Tria Atika Endah Permatasari, Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat ’Aisyiyah ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting, diantaranya adalah pola asuh pola asuh menjadi kunci selain itu, parenting style juga diperlukan. Asupan Makan: Isi Piringku dan yang terakhir adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Pengolahan pangan yang tepat diperlukan bagi generasi emas untuk balita kelompok berisiko tinggi terpapar infeksi yang berasal dari cemaran fisik, kimia, mikrobiologi dari makanan. 1000 HPK, periode pertumbuhan cepat (Growth Spurt) juga perlu pemenuhan Gizi Seimbang dalam tumbuh kembang optimal. Teknik pengolahan yang tidak tepat dapat menurunkan nilai gizi makanan, contoh Denaturasi protein, Reaksi Maillard pada Karbohidrat, dll. Yang perlu diperhatikan juga kandungan zat gizi makro & mikro dalam bahan pangan” tambah dr. Tria dalam wbinar yang diadakan PP Aisyiyah-Nutrisi Keluarga dengan tema “Siap menjadi Ibu Pencetak Generasi Emas Bebas Stunting?”, Selasa 30 Juni 2020.
Selain mewaspadai meningkatnya angka anak dengan gizi buruk, pentingnya pemahaman masyarakat tentang gizi anak juga berkaitan dengan imunitas tubuh anak. Sebagaimana diketahui, imunitas anak menjadi perhatian utama dimasa pandemi seperti saat ini. Terlebih, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menyatakan bahwa anak-anak juga berresiko tertular Covid 19. Bahkan, hingga saat ini sudah lebih dari 584 anak positif Covid 15, 14 diantaranya meninggal dunia.
Karena itu, pemilihan makanan untuk anak menjadi penting diperhatikan mengingat zat-zat makanan yang masuk ke tubuh anak yang akan menentukan kekebalan anak terhadap virus dan patogen dari luar. Kesalahan asupan makanan dan minuman untuk anak berisiko anak mudah terserang penyakit karena menurunnya kekebalan dan untuk jangka panjang menyebabkan
masalah gizi, yang berakibat mudahnya timbul penyakit tidak menular seperti diabetes dan obesitas hingga menurunkan kualitas anak di masa mendatang.
Sayangnya, hal ini masih belum menjadi perhatian orang tua. Masih banyak diantara orang tua yang hanya berpatokan pada rumus nasi dengan lauk pauk dan anak menjadi kenyang. Selain itu pengaruh beragam iklan makanan dan minuman instan yang overclaim, menjanjikan kepraktisan dalam penyajian, ekonomis tanpa menjelaskan apa saja zat-zat yang terkandung di dalamnya. Akibatnya, anak terbiasa mengkonsumsi makanan dan minuman rendah gizi namun tinggi gula garam lemak. Salah satu produk seperti Susu kental manis/ kental manis yang seharusnya hanya digunakan sebagai topping makanan, masih ditemukan dikonsumsi oleh anak dan diasumsikan sebagai susu.
Menurut Anggota Satgas Tumbuh Kembang Anak PB IDAI Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika SpA.MARS, bahwa susu kental manis (SKM) tidak untuk diberikan kepada anak-anak baik untuk topping maupun untuk pengganti ASI. “Karena kandungan gulanya yang tinggi, SKM tidak untuk anak-anak. Anak yang meminum SKM akan menglami kegemukan dan tidak sehat,” kata Rachmat Sentika.(*)