Tanggamus, lampungmediaonline.com – Sebagai salah satu bentuk kepedulian untuk menjaga kelestarian lahan dan Hutan agar tetap terjaga. UPT Pelestarian Pengamanan Hutan Dan Perkebunan Rakyat (PPHPR), wilayah Kecamatan Gunung Alip, dan Talang Padang, tengah memprogramkan penanaman kembali bibit kayu sengon serta cempaka kepada masyarakat serta pengusaha panglong dan meubeler.
Kepala UPT PPHPR, Wilayah Kecamatan Gunung Alip dan Talang Padang, I. Wayan Suparwoto mengatakan, program tersebut telah mulai ia laksanakan, dimana program tersebut dititikberatkan kepada pengusaha panglong serta meubler yang ada di Kecamatan Gunung Alip serta Talang Padang. Hal ini dikarenakan, jangan sampai pengusaha panglong, yang mayoritas kesehariannya memerlukan kayu, akan tetapi tidak mau menjaga kelestarian tanaman kayu, hal ini jika dibiarkan terus menerus, kedepannya dikhawatirkan, akan merusak hutan kawasan, lantaran stok kayu yang dibutuhkan kian langka.
“Sudah kita kumpulkan, dan ada bentuk kerjasama antara kita dengan pengusaha panglong, meubeler, serta masyarakat. Dan mereka sangat antusias sekali dengan program ini, nantinya setiap pengusaha akan kita berikan bantuan kayu sengon maupun cempaka, sekitar dua hingga tiga ribu bibit, mereka nantinya bisa membagikan bibit tersebut kepada masyarakat,”kata Wayan.
Bibit Kayu sengon serta cempaka sendiri lanjutnya diperoleh dari kebun persemaian permanen (KPP) Badan Pengelolaan daerah aliran sungai (BPDAS) Way Som, Kotaagung. Yang mana nantinya pengusaha panglong maupun meubeler serta masyarkat, mendapatkan bibit tersebut secara gratis.
“Nantinya empat atau lima tahun mendatang kayu-kayu tersebut sudah bisa dipanen, dipilihnya kayu sengon serta cempaka sendiri karena tumbuhnya tidak terlalu lama, dan kegunannya juga banyak,”ujarnya.
Masyarakat umum juga, lanjutnya bisa memperoleh bibit tersebut, hal ini dikarenakan kayu-kayu tersebut bisa ditanami di pekarangan rumah, program ini sendiri merupakan upaya dari UPT PPHPR, dibidang pelestarian hutan.
“Iya kalau saat ini, tidak berdampak apa-apa, jika kayu ditebangi tanpa ada penggantinya, namun kita lihat sepuluh atau dua puluh tahun mendatang, kayu-kayu yang mempunyai kwalitas seperti sengon ini, akan semakin sulit dijumpai, tentunya kita tidak menginginkan hal itu terjadi, untuk itu kita harus meimbanginya, jika sudah ditebang, ya harus ditanam kembali,”tukasnya. (man)