Pendidikan

Unisma Perluas Sayap ke Mesir, Siapkan Kerja Sama Strategis di Bidang Pendidikan

Malang, www.lampungmediaonline.com – Universitas Islam Malang (Unisma) terus melangkah maju dalam upaya memperluas jaringan internasionalnya. Tak main-main, kampus yang dikenal humanis ini kini membidik Mesir sebagai salah satu mitra strategis untuk meningkatkan daya saing global mahasiswanya.

Langkah konkret ini ditandai dengan kehadiran Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Arab Mesir, Dr. (HC) Lutfi Rauf, MA., dalam sebuah kuliah umum bertema “Peluang Kerjasama antara Unisma dan Mitra Strategis di Mesir untuk Meningkatkan Daya Saing Global Mahasiswa” belum lama ini di Unisma.

Rektor Unisma, Prof. Drs. Junaidi, Ph.D., turut menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Dubes Lutfi Rauf. Ia mengungkap bahwa jejak kontribusi Lutfi terhadap Unisma sejatinya telah dimulai sejak ia bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Thailand (2011–2016). “Beliau yang memfasilitasi kami menjalin kerja sama dengan Prince of Songkla University, Thailand. Dan kerja sama itu masih aktif hingga sekarang,” ucap Junaidi.

Bukti konkretnya, saat ini terdapat 14 mahasiswa asal Prince of Songkla University yang sedang menjalani summer program di Unisma. Sebaliknya, mahasiswa Unisma pun direncanakan akan belajar di Thailand pada Agustus mendatang.

Junaidi juga mengungkap tengah berlangsung finalisasi kerja sama baru dengan Al-Azhar Observatory for Combating Terrorism, sebuah lembaga di bawah naungan Al-Azhar yang fokus pada isu deradikalisasi. “Naskah MoU-nya sudah selesai. Tinggal penjadwalan penandatanganan. Prosedurnya memang tidak sesederhana di Indonesia. Tapi ini langkah besar bagi Unisma,” jelasnya.

Lebih jauh, Prof Junaidi memperkenalkan Unisma sebagai kampus yang lahir dari gagasan para ulama Nahdlatul Ulama pada tahun 1981. Kini, di usia ke-44, Unisma memiliki 10 fakultas, 25 program sarjana, 10 program magister, 1 program doktor, serta dua pendidikan profesi di bidang guru dan kedokteran. “Secara institusional, Unisma telah meraih akreditasi unggul dari BAN-PT. Bahkan, tujuh program studi kami sudah terakreditasi internasional,” ungkapnya.

Ia berharap kunjungan Dubes Lutfi bisa membuka lebih banyak akses kerja sama, khususnya di bidang pendidikan, penelitian, dan pertukaran pelajar ke Mesir. “Kami yakin banyak mahasiswa kami yang tertarik kuliah di Mesir. Semoga nanti ada informasi beasiswa atau program yang bisa diakses lebih luas,” harapnya.

Sementara  dalam paparannya, Lutfi Rauf menekankan betapa eratnya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Mesir yang telah terjalin sejak lama. Sejarah mencatat, Mesir adalah negara Arab pertama yang lantang menyiarkan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia. Ikatan kuat ini tak hanya sebatas politik, namun juga merambah ke sektor sosial budaya dan pendidikan.  “Bahkan banyak ulama dari Indonesia yang belajar di Mesir,” ungkap Lutfi, menunjukkan kedalaman pertukaran ilmu dan budaya yang telah berlangsung lintas generasi.

Dubes Lutfi Rauf juga menyoroti potensi besar Mesir sebagai destinasi studi bagi mahasiswa Indonesia. Saat ini, setidaknya 20 ribu mahasiswa Indonesia tengah menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi di Mesir. Menariknya, fokus studi mereka tidak hanya terbatas pada ilmu agama saja.

“Tak hanya ilmu agama, namun juga kedokteran, psikologi, farmasi, ekonomi, dan pertanian,” jelas Lutfi, membuka mata akan keberagaman disiplin ilmu yang bisa dieksplorasi di Negeri Piramida.

Bidang-bidang inilah yang, menurutnya, sangat potensial untuk dikerjasamakan dengan universitas di Indonesia, termasuk Unisma, sebagai bagian dari visi internasionalisasi kampus.

Reputasi perguruan tinggi di Mesir pun tak bisa dianggap remeh. Dalam pemeringkatan bergengsi QS World University 2025, 15 universitas Mesir masuk dalam daftar, dengan tiga di antaranya menduduki peringkat teratas: Cairo University, The American University in Cairo, dan Ain Syams University in Cairo. Nama legendaris seperti Al-Azhar juga tak luput dari perhatian.

“Jika kiblat ibadah umat Islam adalah Ka’bah, maka kiblat ilmu pengetahuan Islam adalah Al-Azhar,” tutur Lutfi. Ia menambahkan bahwa Al-Azhar tetap menjadi tujuan utama mahasiswa Indonesia karena ilmu agamanya dinilai sangat relevan dengan prinsip Aswaja di Indonesia.

Komitmen untuk memperkuat kerja sama budaya dan pendidikan antar kedua negara juga dipaparkan secara gamblang oleh Lutfi. Ia menyebutkan adanya peningkatan kolaborasi antar universitas di berbagai disiplin ilmu, yang tak hanya diwujudkan dalam bentuk pertukaran pelajar dan penelitian bersama (join research). Lebih jauh lagi, hubungan ini bahkan menorehkan sejarah baru dengan pengakuan pencak silat sebagai salah satu cabang olahraga di Mesir. Ini menunjukkan betapa luasnya spektrum kerja sama yang bisa digarap.

Mengakhiri paparannya, Lutfi Rauf menyampaikan harapannya agar kerja sama pendidikan antara kampus-kampus di Indonesia dengan Mesir tidak hanya berhenti di atas kertas, dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) semata.

“Kita sudah banyak melakukan MoU, namun itu harus ada realisasinya. Jadikan MoU sebagai langkah awal yang baik,” pungkasnya.(*)

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top