Oleh : Timotius Gobay
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) merupakan kelompok separatis yang selalu bertindak brutal terhadap rakyat Sipil. Kali ini, KKB kembali berulah dengan membunuh seorang warga sipil di Intan Jaya Papua, sehingga masyarakat mendukung penuh TNI/Polri untuk memberantas kelompok tersebut.
Peristiwa penembakan di Papua kembali terjadi, Kelompok Kriminal Bersenjata Papua telah mengirimkan surat kepada TNI Polri melalui seorang pastor bernama Yustinus Rahangyar.
Dalam surat tersebut KKB Papua di Intan Jaya mengklaim telah menembak seorang warga bernama Boni Bagau di perbatasan Distrik Sugapa dan Distrik Homeyo.
Pastor Yustinus Rahangiyar dan keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sugapa. Keluarga korban atas nama Wilem Bagau berharap agar jenazah Boni dimakamkan di Kampung Agapa Intan Jaya.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyebutkan pertemuan antara keluarga korban, tokoh agama dan TNI Polri dilakukan di Ruangan Pastoran Kampung Bilogai Distrik Sugapa.
Kamal menjelaskan, dalam pertemuan tersebut, Pastor Yustinus Rahangiyar membawa sebuah surat dari KKB Papua pimpinan Undius Kogoya yang ditujukan kepada TNI Polri yang berada di Kabupaten Intan Jaya, bahwa telah terjadi penembakan terhadap masyarakat bermarga Bagau
Dari hasil pertemuan tersebut orang tua korban atas nama Gad Bagau meminta agar korban dikuburkan di Kampung Agapa, mengingat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan apabila diambil atau dibawa ke Distrik Sugapa maupun Distrik Homeyo.
Kama menjelaskan bahwa informasi yang diterima, KKB menembak warga sipil karena mencurigai korban sebagai mata-mata apparat keamanan TNI Polri. Kami masih melakukan penyelidikan terkait dengan laporan penembakan tersebut.
Sebelumnya, Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw, mengatakan KKB merupakan sekelompok orang yang sering bergerombol dan melakukan gangguan keamanan.
Waterpauw menegaskan bahwa dirinya selalu mengkategorikan KKB sebagai free man. Hidupnya hanya melakukan kekerasan, menakutkan semua orang, mengancam semua orang dengan senjata.
Pada Pertengahan 2020 lalu, sedikitnya dua petugas medis tim gugus tugas Covid-19 ditembak oleh KKB di Kabupaten Intan Jaya, Papua. Satu orang korban meninggal dalam kejadian tersebut.
Tenaga medis tersebut tergabug dalam tim gugus tugas Covid-19 dan mengemban amanah mulia.
Sebelumnya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sempat berulah dengan membakar satu unit pesawat komersil milik PT MAF di Intan Jaya, Papua.
Aksi brutal tersebut dimulai dengan adanya penembakan terhadap beberapa pesawat sipil termasuk beberapa hari yang lalu dilakukan penembakan terhadap pesawat helikopter PT Freeport Indonesia dan saat ini dilakukan pembakaran pesawat MAF.
Sebelumnya, KKB juga telah menembak warga sipil sinak, Kabupaten Puncak, Papua. Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel CZI IGN Suriastawa mengakui adanya insiden penembakan yang dilakukan KKB dengan korban 2 warga sipil, dimana seorang diantaranya meninggal dunia.
Kedua korban yakni Amanus Murib mengalami kondisi kritis, sementara Atanius Murib meninggal dunia.
Aksi kriminal tersebut diduga bermotif intimidasi dari KKB kepada masyarakat, karena aksinya selama ini tidak mendapat dukungan dari warga setempat serta berbagai upaya memutarbalikkan fakta dengan menuduh aparat keamanan sebagai pelakunya.
Pemutarbalikan fakta dan playing victim melalui media massa selalu menjadi trik dari kelompok pro KKB dan pendukungnya di dalam dan luar negeri untuk menyudutkan pemerintah Indonesia.
Selain menyerang masyarakat sipil, KKB juga tidak segan menyerang aparat keamanan, pada 22 Januari lalu, dua prajurit TNI dari Yonif R 400/BR meninggal dunia setelah mendaptakan serangan tembakan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Dua korban yang meninggal dunia tersebut atas nama Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.
Menurut informasi, Pratu Roy ditembak dari jarak 200 meter, sedangkan Pratu Dedi ditembak saat melakukan pengejaran kepada KKB yang menembak Pratu Roy.
Kedua prajurit tersebut juga ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak di antara kampung sugapa lama dan kampung Hitadipa.
Keduanya sempat hendak dilarikan ke Rumah Sakit di Timika untuk mendapatkan pertolongan. Tetapi naas, keduanya meninggal dunia dalam perjalanan menuju Timika Papua.
Kelompok separatis seperti KKB tentu saja harus mendapat perhatian serius dari pemerintah, sehingga siapapun yang menentang dan mencabik-cabik keutuhan NKRI, harus dibabat sampai akar-akarnya. Jangan sampai kelompok seperti KKB terus berkeliaran dan menebar teror di tanah Papua.
Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo