ERNA, 40. betul-betul merasa dikhianati warga. Dia titipkan rumah di kompleks pada tetangga, karena menunggu ibunya yang sendiri di rumah lain. Eh, selama tak di rumah, suami, Edo, 45, justru bawa perempuan lain ke kamarnya. Erna marah, karena rumah gono-gini itu sudah menjelma jadi rumah kebohongan.
Banyak istri yang lupa perannya sebagai ibu rumahtangga. Ketika ibunya sendirian, dia mencoba selalu menunggui. Tapi dia jadi lupa akan kewajibannya sebagai istri. Dia pikir suami bisa hidup mandiri, tanpa istri. Soal urusan perut memang bisa diatasi, tapi yang di bawah perut? Gara-gara sikap istri yang terlalu ego, banyak rumahtangga yang berantakan di tengah jalan.
Ny. Erna warga Kebraon, Surabaya harus membayar mahal akan pengabdiannya pada orangtua. Ditinggal berlama-lama menunggui orangtua yang kini hidup sendiri, di rumah suaminya malah sering kencan dengan perempuan lain. Padahal dia sudah menitipkan rumah itu pada warga, agar selalu diawasi dan laporan jika ada hil-hil yang mustahal.
Sekitar setahun lalu ibu Erna yang tinggal di Pandegiling hidup sendirian, karena suami yang juga ayah Erna meninggal. Maunya Erna, sang ibu ikut dirinya saja di Kebraon, tapi tidak mau. Erna memang hanya dua bersaudara, di mana kakak sulungnya tinggal di kota lain. Dengan demikian tak mungkin si kakak yang pindah ke Surabaya untuk menemani ibu, sedang sang ibu juga tak mau pindah dari rumah lamanya.
Demi bakti dan hormatnya pada orangtua, dia memilih tinggal bersama ibunya. Sedangkan di rumah Kebraon hanya ditunggui oleh sang suami. Bahkan anak-anak pun lebih suka di rumah sang nenek, karena dekat tempat sekolah. Kebijakan semacam ini juga diterima oleh Edo, sehingga Erna tenang-tenang saja bersama ibunya. Ini bukan hanya seminggu dua minggu, tapi berbulan-bulan.
Sebagai ibu rumahtangga yang baik, Erna sudah titip pada warga sekitarnya, agar rumah miliknya selalu diawasi. Jika dia datang ke rumah, tak lupa bawa oleh-oleh buat para tetangga. Begitu pula Satpam perumahan, sering pula diberi uang rokok barang Rp 20-50.000,- setiap Erna datang.
Ternyata Edo sama sekali tak keberatan dengan kebijakan istri, karena dia sebetulnya punya WIL. Maka selama istri di rumah mertua, justru Edo membawa Tuti, 35, ke dalam rumah dan sekaligus kamarnya. Anehnya, warga membiarkan saja, sehingga lama-lama terbangun imej bahwa Tuti itu justru istri yang sah Edo.
Sudah lebih dari 6 bulan praktek semacam itu terjadi. Sebab Erna jika kontrol rumahnya, juga hanya melihat dari luar, tanpa masuk ke dalam. Jika dia tanya pada tetangga, jawabnya: “Situasi mantap terkendali, Bu. Barangkali ibu mau memberi petunjuk?” kata warga seperti pejabat di masa Orde Baru saja.
Beberapa hari lalu, Erna datang ke rumah dan masuk ke dalamnya. Begitu dibuka, ternyata ada perempuan lain. Ditanya siapa dia, Tuti tak mengaku terus terang. Tanya ke Satpam, justru mereka tidak tahu bahwa Tuti itu sekedar WIL, dan istri Edo yang asli Erna sendiri. Langsung saja Erna mengadu ke polisi, untuk melaporkan praktek perzinaan berkelanjutan di rumah pribadinya.
Sedangkan kepada warga, Erna memang tak bisa berbuat apa-apa. Sebab ketika ditanyakan hal itu, para tetangga malah bilang, “Kami tidak tega ngomong sebenarnya, karena kasihan sama ibu.” Nah, mau apa lagi, meski rumah miliknya kadung menjadi “rumah kebohongan”, Erna memang tak bisa minta pertanggungjawaban. Karena itu semua salah dia sendiri.
Suami ditinggal sampai 6 bulan, ya bablasss wes hewes…..! (JPNN/Poskotanews)
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
