Bandarlampung, LM-Menyambut kedatangan Tahun Baru Imlek 2565 yang bakal jatuh pada, Jumat (31/1) mendatang, warga keturunan Tionghoa Bandarlampung mulai sibuk mempersiapkan diri. Mulai dari membersihkan tempat ibadah sampai menyiapkan menu istimewa untuk menyambut hari raya tersebut.
Menurut Stiawan salah seorang warga yang tinggal di Perumahan Vila Citra, kegiatan ini merupakan wujud kegembiraan dan rasa syukur dalam menyambut tradisi dari leluhut mereka tersebut. “ Kita menyiapkan diri sebaik-baiknya, namun tetap tidak boleh hura –hura mengingat bangsa Indonesia saat ini sedang ditimpa berbagai bencana, seperti banjir misalnya,”kata dia.
Sementara itu, puluhan anggota dan jamaah Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hwie Ing Kiong yang terletak di JL HOS Cokroaminoto, Kota Madiun mulai sibuk membersihkan 22 altar ibadah dan puluhang rupang (patung) yang ada di kuil itu. Acara membersihkan altar dan rupang itu, dilaksanakan setiap setahun sekali setiap menyambut Tahun Baru Imlek.
Tidak hanya rupang berukuran kecil, sejumlah rupang berukuran besar layaknya rupang Yang Mulia Ma Co Po Thian Siang Seng Boo yang konon dibawa langsung dari Tiongkok dengan berlapis emas dengan tinggi sekitar 97 sentimeter itu. Meski kesibukan ini, rutin dilaksanakan setiap setahun sekali, akan tetapi kondisi itu tak menyurutkan semangat para kaun Tionghoa di Madiun yang berharap mendapatkan berkah di Tahun Baru Imlek itu.
Lebih jauh Wijayanti mengungkapkan, jika pihaknya tidak bisa memastikan berapa jumlah rupang yang dibersihkan. Pasalnya, dari 22 altar itu, rata-rata ada 1 rupang sebagai tuan rumah dan dijaga sejumlah rupang lainnya antara 2 sampai 3 rupang dengan kedudukan yang berbeda-beda.
“Bersih-bersih rupang dan altar itu hampir sama dengan warga Indonesia saat menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tujuannya supaya tempat ibadah ini bersih dan di tahun baru itu doa kami untuk seluruh warga Indonesia diberi kedamaian, ketenangan, dan ketentraman serta dijauhkan dari bencana, musibah, dan pertikaian,” imbuhnya.
Sedangkan sejumlah alat yang digunakan membersihkan, selain menggunakan tuas dengan berbagai bentuk dan ukuran juga menggunakan air kembang mulai kembang kantil, mawar, melati, dan kenongo agar altar dan rupang-rupang yang ada di kuil itu tetap bersih dan berbau wangi.
“Air kembang bukan untuk berbau mistik, tetapi agar baunya wangi dan tahan lama. Karena selama ini yang dibersihkan hanya tempat ibadah secara keseluruhan, khusus untuk altar dan rupang hanya dibersihkan setahun sekali sebagai tradisi kaum kami. Kami pastikan sehari akan selesai bersih-bersih ini,” tegasnya.
Sementara Ketua TITD Hwie Ing Kiong, Ferry Sutanto menegaskan jika dari sebanyak 22 altar yang ada di TITD Hwie Ing Kiong memiliki rupang utama. Menurutnya, rupang utama di TITD Hwie Ing Kiong adalah Ma Co Po Thian Siang Seng Boo lantaran saat awal berdiri sekitar Tahun 1887 itu, kuil yang awalnya bangunanya sederhana itu hanya memiliki ruang itu sebagai tuan rumah utama.
“Karena semua tempat ibadah (kuil) berbeda-beda, ada yang rupang utamanya Dewi Kwan In, karena awal berdirinya dulu yang ada dan paling awal adalah rupang Dewi Kwan In itu,” ungkapnya.
Sementara serangkaian acara yang bakal dilaksanakan dalam menyambut Tahun Baru Imlek itu, kata Ferry diantaranya malam sebelum tahun baru ada pagelaran pentas barongsai dan sembahyang bersama Tahun Baru Imlek 2565 yang dilaksanakan pada Kamis (30/1) pukul 24.00 WIB serta selanjutnya akan dilaksanakan Sembahyang bersama Capgome 2565 Jumat (14/2).
“Harapan kami semua yang merayakan Imlek tetap mengutamakan doa kebaikan dan keselamatan umat dan warga Indonesia pada umumnya,” pungkasnya.(wawan/Tim)