Metro lampungmediaonline.com – Hingga saat ini, Dinas Tata Kota dan Pariwisata (Distakopar) Kota Metro mencatat, jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Metro seluas 1.188 hektar atau 17 persen dari luas wilayah yang ada. Padahal, sesuai ketentuan jumlah RTH minimal 30 persen dari luas wilayah setempat.
RTH Kota Metro Hanya 17 Persen
By
Posted on
Kabid Pertamanan Distakopar Kota Metro Sungkowo mengakui, berdasarkan data yang ada, jumlah RTH di Kota Metro tercatat seluas 1.188 hektar atau 17 persen dari luas wilayah Kota Metro. “Padahal, sesuai ketentuan jumlah RTH minimal 30 persen dari luas wilayah yang ada. Tetapi, 1.188 hektar tersebut, merupakan RTH yang dikelola oleh Distakopar,” kata Sungkowo, Selasa (4/10).
Ia mengakui, 1.188 hektar RTH ini tersebar di lima kecamatan di Kota Metri, yang meliputi 22 taman termasuk Taman Merdeka (Taman Kota, red), 6 median jalan, 8 pulau-pulau jalan, 6 hutan kota, dan 4 Daerah Aliran Sungai (DAS).
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Distakopar Kota Metro I Nyoman Suwarsana mengklaim, jumlah RTH di Kota Metro lebih dari 30 persen. Itu, jika areal persawahan masuk dalam RTH, sebagaimana definisi RTH yakni lahan yang belum terbangun. “Jadi, kalau sesuai dengan definisinya, jumlah RTH yang dimiliki Kota Metro lebih dari 30 persen. Bahkan mencapai 40 persen,” ujarnya.
Bahkan ia mengaku mengeluhkan pengelolaan Taman Merdeka yang saat ini berubah fungsi menjadi area pedagang kaki lima dan pengelola permainan termasuk odong-odong. Pasalnya, keberadaannya di area Taman Merdeka justru merusak keindahan. Belum termasuk area parkir yang terletak di sisi kiri taman. “Kalau tanggung jawab pemeliharaan merupakan  tanggung jawab Distakopar, tetapi retribusinya dikelola satker lain,” keluhnya.
Diketahui, kondisi Taman Merdeka terletak di jantung Kota Metro memang memprihatinkan. Pasalnya, mulai pukul 16.00 WIB setiap hari hingga malam, dipenuhi dengan pedagang makanan dan minuman, permainan, dan odong-odong tradisional. Akibatnya rumput-rumput rusak, sehingga mengurangi keindahan taman kebanggaan Bumi sai Wawai.
Sejumlah warga pun mengeluhkan Taman Merdeka yang sudah berubah fungsi layaknya pasar tersebut. “Kondisi taman sudah tidak lagi nyaman sebagai tempat rekreasi warga. Sekarang kondisinya tak ubah seperti pasar,” ungkap David, salah seorang warga (rud)