Oleh : Deka Prawira
Sejumlah wilayah di Indonesia telah melakukan rapid test secara masif, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mempercepat penanganan pandemi virus corona atau covid-19. Selain melakukan Rapid Test kepada masyarakat, perolehan hasil test juga dipersingkat untuk meredam penyebara virus mematikan tersebut.
Rapid test antara lain dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Denpasar Provinsi Bali. Rapid test tersebut menyasar 160 warga Banjar Cemara Agung, Desa Tegal Harum, Denpasar Barat. Hal tersebut dilakukan karena terdapat 8 warga setempat yang terpapar covid-19. Mereka yang menjalani tes merupakan warga yang kontak dengan 8 warga yang terpapar virus corona tersebut.
Sementara itu, sebanyak 3.190 aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, juga menjalani rapid test. Hasilnya, lima diantara ASN tersebut menunjukkan hasil reaktif.
Bupati Kebumen Yazid Mahfudz menuturkan, ASN yang hasilnya reaktif selanjutnya akan menjalani tes PCR atau Swab dan dikarantina hingga hasil swab selesai.
Yazid mengungkapkan, hingga kemarin, Pemerintah Kabupaten Kebumen telah melakukan rapid test kepada lebih dari 18 ribu warga dan dari jumlah tersebut 166 orang diantara mereka reaktif. Namun setelah uji swab, 3 orang dinyatakan positif.
Meski demikian, dua diantaranya telah dinyatakan sembuh, tutur Yazid.
Hal agak berbeda ditemukan di Kalimantan Tengah, dimana Polda Kalimantan Tengah bersama dengan TNI dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Rapid test secara drive thru terhadap 236 pengendara sepeda motor dan mobil yang melintas di Bundaran Besar Palangkaraya.
Hasilnya dari Rapid Test drive thru tersebut, dari 236 pengendara yang ditest, menunjukkan adanya 9 pengendara yang reaktif.
Sebelumnya Pemerintah Kota Surabaya Jawa Timur juga telah melakukan rapid test dan pcr test secara masal kepada ratusan warga Kota Surabaya secara gratis di sejumlah wilayah.
Tes yang diselanggarakan secara masal ini ada di empat titik, yaitu Kantor Kecamatan Gunung Anyar, Sisi Barat Masjid Agung Al Akbar, Gelanggang Remaja dan Kantor Rayon 4 PMK Kecamatan Wiyung.
Pemkot Surabaya mengerahkan sebuah mobil laboratorium untuk rapid test dan PCR test untuk masing-masing lokasi. Keempat mobil laboratorium tersebut merupakan bantuan dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ratusan orang yang terlibat dalam tes masal tersebut merupakan masyarakat dengan status ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pemantauan) dan ODR (Orang Dengan Risiko) Covid-19.
Masyarakat yang dinyatakan positif berdasarkan PCR atau swab test dan memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, akan ditempatkan di Hotel Asrama Haji.
Sementara pasien positif dan memiliki gejala atau penyakit penyerta, akan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Rujukan Covid-19. Hal tersebut merupakan salah satu upaya Pemkot Surabaya dalam menekan dan memutus rantai penyebaran virus corona.
Perlu kita pahami bahwa dengan semakin masifnya testing dan tracing yang dilakukan, maka hal tersebut akan terjadi peningkatan jumlah kasus positif covid-19. Bahkan, berdasarkan data yang ada dalam seminggu terakhir, konfirmasi yang terdeteksi juga terus mengalami peningkatan.
Pada kesempatan berbeda, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan melalui keterangan tertulis, Bahwa Pemprof Jawa Timur terus memasifkan pelaksanaan Rapid Test maupun PCR secara masal.
Tercatat Kasus Positif covid-19 di Jawa Timur terus mengalami peningkatan secara signifikan. Tercatat pada Senin 22 Juni 2020, peningkatan kasus positif corona mengalamo pertambahan sebanyak 258 pasien. Sehingga total kumulatif pasien positif covid-19 di jawa timur telah mencapai angka 9.840 pasien.
Khofifah juga mengatakan hingga saat ini rapid test yang dilakukan di Jawa Timur menjadi yang tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 213.211. Dimana sebanyak 198.160 test dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota dan 16.051 oleh tim Covid-19 Hunter.
Dengan dukungan SDM yang memadai, jumlah rapid test yang masif dan tersediana mesin PCR, maka diharapkan deteksi Covid-19 di Jawa Timur akan lebih cepat.
Rapid Test secara masif tentu harus digalakkan diseluruh wilayah Indonesia, hal ini berguna untuk proses tracing atau penelusuran apabila ditemukan masyarakat yang menunjukkan hasil reaktif, sehingga pemutusan rantai penularan covid-19 bisa dipercepat.
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Pakuan Bogor