Rangkong: Sang Penjaga Hutan yang Terancam Punah dan Upaya Pelestariannya

Rilliya Rara Jelita, Bainah Sari Dewi
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Burung rangkong, atau enggang, merupakan salah satu simbol keanekaragaman hayati Indonesia yang memegang peran vital dalam keseimbangan ekosistem hutan. Paruh besar dan warna bulu yang mencolok, burung ini bukan hanya memesona secara visual, tetapi juga berfungsi sebagai agen penyebar biji yang efisien. Saat memakan buah, rangkong kerap menjatuhkan biji-bijian ke area luas, membantu regenerasi hutan tropis. Sayangnya, populasi satwa langka ini terus menurun akibat deforestasi dan perburuan liar, mengancam perannya sebagai penjaga kelestarian ekosistem.

Ancaman utama terhadap keberadaan burung rangkong adalah hilangnya habitat akibat alih fungsi hutan untuk perkebunan dan pertambangan. Hutan Kalimantan dan Sumatra, yang menjadi rumah utama mereka, terus menyusut drastis. Padahal, konservasi hutan tidak hanya menyelamatkan rangkong, tetapi juga ribuan spesies lain yang bergantung pada ekosistem tersebut. Selain itu, perdagangan ilegal bagian tubuh rangkong, seperti paruh dan cakar, memperparah statusnya sebagai satwa langka. Jika tak ada intervensi serius, bukan tidak mungkin generasi mendatang hanya akan mengenal rangkong melalui cerita atau gambar.

Upaya pelestarian burung rangkong harus menjadi prioritas bersama. Program edukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi hutan, penegakan hukum terhadap perburuan ilegal, serta rehabilitasi habitat melalui penanaman pohon buah menjadi langkah krusial. Kolaborasi pemerintah, LSM, dan komunitas lokal dapat menciptakan sanctuary bagi rangkong untuk berkembang biak. Melindungi rangkong bukan sekadar menyelamatkan satu spesies, tetapi juga menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan alam yang berdampak pada kehidupan manusia. Saatnya kita bersatu untuk menjadikan rangkong sebagai kebanggaan lestari Nusantara.

Print Berita