PUISI PUISI KARYA YENNI DA

SANG PENAKLUK

Semua diam-

pada kata-kata

yang penuh wibawa

terperosok namun indah

diantara lubang asa.

Semua tersenyum tulus-

pada pinta untuk satu

mengepalkan semangat

tak lain untuk bangkit

dari lembah terpuruk.

Semua takluk-

pada janji suci

yang terucap di muka Tuhan.

Way Tenong, Lampung Barat, 7 November 2016.

PENCABUT SUKMA

Mengapa harus ada

menamaimu yang kejam

perampas kehidupan

seolah tiada belas kasih

Kanker Serviks-

kau renggut para wanita

nyawa-nyawa kesayangan

dengan amukmu

melebihi selaksa topan.

Way Tenong, Lampung Barat, 8 November 3016.

PAGI ITU TENTANG DESA KU

Hujan setia,

menyapu sudut desa

sampaikan pada genangan kebosanan.

Senyum-senyum kecil masih terukir

walau terasa dingin.

Harum bunga pengantin

menebar sampai jauh,

menemani janur yang basah

dalam kekalutan.

Sedikit sentuhan,

kehangatan merdu

kidung sang pujaan

terus bersenandung.

Way Tenong,Lampung Barat. 9 November 2016

MIRIS

Kau dingin membekukan

kau hangat menghanguskan.

Ketiadaan berdayaan,

menghabiskan waktu

pada sisa asa

meski hanya untuk senyuman,

hendak meretas kekosongan.

Way Tenong, Lampung Barat, 9 November 2016.

TAKDIR

Itu Tuhan Yang Tahu

Tentang semangat dan doa

dan ragam warna dunia.

Saat datang sedih ataukah riang

tak mampu ku abaikan.

Seolah bercerita hanya untuk keniscayaan.

Sudah tercatat dalam-dalam mungkinkan manusia,

atau memang kesengajaan.

Way Tenong , Lampung Barat, 9 November 2016.

Tentang penulis: Nama Yenni Da, Alamat desa Mutar Alam, Way Tenong Lampung Barat.

Tergabung KOMSAS SIMALABA.

Dari Redaksi:

Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.con atau inbox akun fb Riduan Hamsyah.

Print Berita