MENUNGGU
Kau tak jadi datang.
Aku menutup pintu dan jendela
merapikan meja lalu
menyalakan perapian.
Di hari ke empat belas hujan kian menderas.
Adakah engkau lupa?
di sudut manakah tidurku terjaga.
Sudut Bumi, November 2016
MONOLOG SENJA
Apa yang kau pikirkan tentang waktu?
Ketika usia menguning dan kita serupa daun di ranting
yang menunggu layu diceraikan angin.
Pesisir Barito, 28 oktober 2016
KERINDUAN PADA SUNGAI
Aku tahu
Semalam kau menangis hingga Tuhan mengirimkan biji hujan ke dalam mimpiku.
Tiang-tiang pelabuhan karam
hingga perahuku tak lagi menemukan alamat pulang.
Seperti sisa percakapan yang kini hanyut dan hampir habis ditelan ikan.
Pesisir Barito, Oktober 2016
CATATAN PAGI II
Memasrahkan pagi pada keheningan
dan secangkir kopi
tak kunjung membuat kantukku sekarat.
Dan hantu di layar komputer
menghisap kemerdekaanku pelan pelan.
Sebab di akhir tahun aku mesti bergegas berkemas.
Membiarkan Tuhan mengirimkan tubuhku menemui wajah-wajah baru dan
udara yang benar benar baru.
Sudut Bumi, Oktober 2016
Tentang Penulis: R. Tia, Beberapa karyanya terdapat dalam buku antologi “Sepasang Puisi” diterbitkan oleh PERAHU LITERA November 2016. Menulis baginya adalah sebuah proses untuk mengembalikan lagi seluruh ingatan yang hampir habis ditelan ikan.
Dari Redaksi:
Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.con atau inbox akun fb Riduan Hamsyah.