Sastra

PUISI KARYA MUHAMMAD SARJULI

AKU PERGI DULU

Apa kabar Alina?
Ingatkah pada janjimu tentang rumah republik ini
di mana tiang-tiang penyanggamu tersusun rapi dari sebuah ikatan suara?
Alina.
Lihatlah sampah-sampah berserakan di antara pagar-pagar betis yang tersusun rapi di bawah kolong meja
yang menebarkan bau busuk di ruangan-ruangan itu.
Alina. Sampahmu banyak sekali!
Aku pergi dulu.
Simpang Tiga, Air Hitam, Lampung Barat, 30 Oktober 2016.

 

AKU MENANGIS

Berada di tengah-tengah kondisi seperti ini membuat hati menangis
di dinding nyaris roboh segala asa ditempa
dengan baju seragam kusam.
Entah bagaimana cara menerangi masa depan yang dapat kubaca gelap.
Bagiku yang hanya tamatan menengah atas
terenyuh dengan fasilitas pendidikan ini
mungkinkah mereka yang berpakaian rapi dapat melihat anak-anak di pelosok desa dari sisi Ibu Kota.
Atau ini hanya perasaanku saja yang merasa lambatnya respon
atau aku yang tak mengerti prosedur kepemerintahan.
Yang jelas hatiku mempertanyakan keadaan yang membuat hati miris.
Simpang Tiga, Air Hitam, Lampung Barat, 02 November 2016.

KELUCUAN ADIKKU

Sungguh nyata efek demo pagi ini
“Ha ha ha.”
Itu kalimat pertama saat adikku yang duduk di bangku SMP ikut-ikutan angkat bicara.
Tau apa kau tentang urusan umat?
Berkumpul di Ibu Kota Jakarta
berpakaian putih bersih.
Sudahlah Yon.
Habiskan sarapanmu.
Nanti siang aku ceritakan semua; demo 04 November.
Simpang Tiga, Air Hitam, Lampung Barat, 04 November 2016.

SUNSET PANTAI MELAYU

Aku tersenyum Alina.
Saat bayanganmu memenuhi pori pori ingatan
Ya. Masih tentang laut
yang menjadi tempat favoritmu membuang segala kegelisahan hati,
dimana tawamu pecah
Seketika membunuh rasa was-wasku; mencari letak bahagiamu.
Terimakasih Pantai Melayu,
kala itu kau tunjukan sisi ramahmu
selain kepada pelaut tapi pada kami yang baru sempat berkunjung.
Simpang Tiga, Air Hitam, Lampung Barat, 31 Oktober 2016

TIDAKAH KAU DENGAR SUARA HATI

Sam. Engkau paham akan kodratku sebagai wanita
Ya! Yang selalunya bersembunyi di balik senyum dan juga kecemberutan,
merasa dengan hati
bertindak tantap berpikir.
Sam. Aku lelah selalunya bermain petak umpet; berpura-pura menghilang tetapi sejatinya terus mengawasimu,
yang merubah rasa cinta menjadi was-was kehilangan.
Tidakkah kau menyadarinya, Sam?
Tetang tingkah bola mataku yang mencuri-curi karismamu.
Sam. Hati ini telah penuh dengan segala tingkahmu yang aku simpan di lipatan imaji.
Membuatku tersenyum dan merasa bodoh akan tingkahku.
Ini serius Sam. Ini suara hati, tidak mungkin ada tempat untuk sebuah nama lagi.
Kutunggu kau ucapkan cinta.
Simpang Tiga, Air Hitam, Lampunh Barat, 30 Oktober 2016.

Tentang Penulis:  M.Sarjuli, menyukai puisi sejak kecil dan tergabung dalam KOMUNITAS SASTRA SIMALABA sebagai pengurus.

pendidikan:

SDN 01 Sumber Alam 2003

SMPN 02 Way Tenong 2006

SMAN 01 Way Tenong 2009

Kontak

Hp, Whatsapp, Imo : 0856-6874-6199

Facebook : Muhammad Sarjuli

Email : Sarjuli46@gmail.com

Dari Redaksi:

Kami memberikan ruang kepada siapapun untuk berkarya. Bagi kami, kesusastraan nasional itu sesungguhnya adalah sebuah keberagaman; mulai dari sastra kaum pemula, sastra kaum tepi, hingga sastra kaum yg telah memiliki label nasional alangkah indahnya bila kita sepakat untuk dilihat secara bersama sama dan miliki tempat serta ruang yang sama pula untuk dihargai sebagai bagian dari corak warna dalam keberagaman. Sebab kita semua memiliki hak untuk hidup serta menemukan bentuk. Silahkan kirim karya anda ke email: riduanhamsyah@gmail.con atau inbox akun fb Riduan Hamsyah.

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top