Puasa Ramadhon Membentuk Karakter Mulia

Pada saat ini disetiap satuan pendidikan baik pendidikan formal, non formal bahkan informal sedang gencar-gencarnya berbicara maslah karakter yang juga bisa juga disebut akhlak. Karakter merupakan sifat alami sesorang dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui prilaku yang baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan karakter moral lainya. Namun itu semua tidaklah lepas dari pranan dan usaha dari guru, orang tua, keluarga dan lingkungan, yang menjadi tempatnya berintrkasi dan beraktifitas yang dimulainya dari kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga menjadi habit sehingga menumbuhkan kesadaran dan pemahaman yang tinggi, serta kepedulian dan komitmen dalam menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari hari.

Pendidikan karakter bangsa ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, jauh sebelum Indonesia merdeka. Ki Hajar Dewantara sebagai pahlawan Pendidikan Nasional memiliki pandangan tentang pendidikan karakter sebagai asa Tamansiswa 1922. Juga sejalan dengan pendiri Nahdlatul Ulama KH.Hasyim Asy’ari dalam kitabnya adab “Al-‘Alim Wa Al-muta’Allim” yang menekankan konsepnya pada pendidikan karakter, bahkan belajar diartikan sebagai jalan untuk mencari ridho Allah, dalam rangka menghantarkan manusia memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, serta untuk melestarikan budaya-budaya islam, yang tidak sekedar menghilangkan kebodohan.

Pada bulan Romadhon ini adalah momen yang sangat cocok dalam pendidikan karakter dimana setiap lembaga pendidikan memberikan tugas pada peserta didik, berupa buku romadhon yang isinya mulai dari daftar hadir Sholat tarawih sampai pelaksanaan puasa, setiap malam di bulan ramadhan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pahala ibadah sholat malam yang mempunyai pahala besar yang tidak dimiliki bulan lainya, yaitu sholat tarawih, pada sholat tarawih memiliki 3 keutamaan, yaitu barang siapa yang melaksanakan ibadah sholat sampai selesai selama satu bulan penuh, yang pertama  Allah akan mengampuni dosa-dosanya, kedua Allah akan memberikan pahala sebagaimana pahalanya orang yang melakukan sholat malam semalam penuh, dan yang ketiga Allah jadikan pahala sholat tarawih pahala yang paling utama diantara sholat2 sunah yang lain.

Pada sepertiga malam menjelang sholat subuh diberikan kesunahan untuk menjalankan ibadah sahur, sahur dilaksanakan pada malam hari akan tetapi ada waktu yang baik dan bahkan disunahkan, yaitu waktu mendekati imsak. Sebelum datangnya waktu subuh disunahkan untuk mengisi kegiatan sambil menunggu waktu subuh tiba, pada sholat subuh dianjurkan untuk berjamaah di masjid dan musholah dengan membiasakan sholat sunah Qobliah subuh terlebih dahulu, dimana sholat Qbliyah subuh memiliki pahala dunia dan seisinya.

Pelaksanaan Ibadah Puasa dimulai dari waktu Imsak hingga waktu maghrib tiba, disini kita di printahkan untuk selalu menjaga hati dalam bergaul, menjaga mulut saat berucap, menjaga tangan, menjaga nafsu saat beraktivitas, menjaga rasa lapar dan haus,menjaga seluruh anggota badan dari perbuatan maksiat yang dapat membatalkan pahala puasa, mengisi waktu dengan memperbanyak berbuat baik, seperti memperdalam ilmu agama, bekerja dengan penuh rasa ikhlas dan syukur, dan bahkan i’tikaf didalam masjid, hingga datangnya waktu maghrib. Setelah tiba waktu maghrib setiap muslim yang mearasakan kebahagiaan ditandai dengan berbagi takjil dan makanan untuk berbuka dan banyak lagi kegiatan ibadah lainya.

Apabila ibadah puasa dibulan ramadhan ini dapat dijalankan dengan sebaik baiknya maka bagi diri kita akan tumbuh kedamaian. Begitu pula apabila ini di implementasikan pada anak didik, Murid dan bahkan anak kita, maka rutinitas ini akan menjadi kebiasaan (habid) yang pada giliranya akan tumbuh rasa ikhlas dalam berbuiat dan beraktifitas dalam kebaikan.

Maka sedikit demi sedikit akan mengikis kesombongan, takabur, tamak, dan jiwa-jiwa jelek lainya, sehingga akan nampak pada diri seorang muslim yang menjalankan segala amalan ibadah di bulan romadhon ini tumbuh pribadi-pribadi yang berkarakter dan berakhlak mulia

Penulis
Ihsan Mustofa,M.Pd.I

Print Berita