KRUI, LM – jajaran Polsek Pesisir Tengah yang berhasil menggagalkan peredaran 1,2 ton daging babi (celeng). Daging yang dikemas dalam plastic kedap udara itu dimusnakan karena disinyalir akan dijual kepasar tradisional yang ada di Lampung. Pemusnahan daging illegal tersebut dilangsungkan tepatnya di labuhan jukung kabupaten setempat Rabu (17-06).
Kanit Res Iptu Hairil Anwar yang mendampingi Kapolsek Pesisir Tengah Kompol Sugianto mengatakan, jika peredaran daging haram itu lolos, kemungkinan besar masyarakat di Lampung akan mengonsumsinya.
“Bisa saja daging celeng beredar dipasar tradisional yang ada dilampung karena dioplos pedagang daging nakal. Apalagi saat ini memasuki bulan suci Ramadhan”, ujar Hairil kepada wartawan saat pemusnahan daging celeng di Lapangan Jukung kemarin.
Dia juga menjelaskan, daging celeng sitaan dimusnahkan setelah pihaknya berkoordinasi dengan pihak Pemkab setempat .”Dalam pemusnahan daging celeng ini Polsek Pesisir Tengah mengundang jajaran Muspida Pesisir Barat agar menyaksikan dan sekaligus memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar berhati-hati saat membeli daging di pasar,” ungkapnya.
Lebih jauh dia mengatakan, Polsek Pesisir Tengah menyita daging itu atas informasi dari masyarakat Pekon Tembakak kecamatan Karya Penggawa. Dimana, tepatnya Senin Malam (15/6) sekitar pukul 22.00 WIB ada sebuah truk dari arah Bengkulu yang bermuatan rongsokan terbalik. Namun masyarakat curiga jika truk itu juga membawa barang yang mencurigakan.
“Setelah itu kami langsung menuju TKP untuk memastikan jika dugaan tersebut. Setelah sampai di TKP ternyata barang yang mencurigakan itu sudah dibawa oleh sebuah mobil L-300. Mengetahui itu, kami langsung mengejar dan berhasil menghentikan mobil dimaksud. Setelah dibongkar ternyata isi karung adalah daging celeng yang tak dilengkapi dokumen”, tuturnya seraya menambahkan daging ilegal tersebut berasal dari Bengkulu Selatan atas nama Robert Sianturi.
Sementara, Pj bupati Pesisir Barat, Qudrotul Ikhwan, menghimbau agar masyarakat berhati-hati jika ingin membeli daging dipasar tradisional. Karena, bisa saja daging celeng yang santer belakangan ini beredar dipasar. “Saya menghimbau kepada masyarakat agar teliti dalam membeli daging dipasar. Apalagi saat ini memasuki bulan ramadhan biasanya kebutuhan daging meningkat tak mustahil para pedangang belaku curang”, kata oaring nomor satu di kabupaten paling ujung Lampung itu.
Sekedar untuk diketahui, daging celeng siap edar itu dikemas dalam platik dan karung sebanyak 12 karung dengan bobot 100 kilogram dengan total 1,2 ton. Rencananya daging tersebut akan dikirim ke pemilik lapo tuak di Kabupaten Pringsewu hingga Bandarlampung.(R/AG)