Way Kanan,lampungmediaonline.com-Tahun 2020 merupakan tahun yang Istimewa, pada tahun ini pemilihan kepala daerah serentak di seluruh Indonesia tetap di gelar walau di musim pandemi virus Corona (Covid-19) yang mana Pandemi ini sudah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bencana Nasional.
Virus Covid-19 sudah 9 bulan mewabah di negeri ini,sudah Ratusan Ribu Manusia yang telah terpapar virus ini,bahkan Ribuan juga yang meninggal namun Sebaliknya Ratusan Ribu juga yang diyatakan sembuh.
Dengan tetap dilaksanakan nya Pilkada serentak oleh pemerintah, Banyak yang mempertanyakan mengapa di musim Pandemi Seperti ini Pilkada Tetap di Gelar.
Kekehawatiran dikalangan masyarakat akan klaster baru penularan penyakit virus Corona paska Pilkada nanti sangat menghawatirkan takterkecuali di kampung ku,Kampung Suka Bumi,Kecamatan Negara Batin Kabupaten Way Kanan yang mana Kabupaten tempatku ikut juga dalam Pilkada ditahun 2020 ini.
Pagi yang sangat cerah,walau jam masih menunjuk kan jam Setengah 9 pagi,namun matahari sudah memancarkan sinar nya yang menyilau di teras depan rumahku.
“Ayo Bu” panggil ku kepada istriku,sambil tanganku asik membetukkan tali sepatuku
“Ayo” suara itu mengagetkamku,ternyata istriku sudah berada dekat motor Beat kesayangan ku.
Aku beranjak mendekati motorku.
“Masih pagi yah” celetuk istriku,sambil merebahkan pantatnya di jok belakangku.
“Drooon” ku gas motorku menuju TPS 03 yang berjarak 500 M dari Rumahku.
Aku beserta istriku di undang Untuk manyalurkan Hak suaraku di Pilkada hari ini 09 Desember tahun 2020.
“Setop-setop” seorang peria umur 40 Tahun yang berseragam Linmas melambaikan tangan nya memberhentikan motorku.
Aku tersentak kaget,ternyata aku sudah berada di depan TPS O3 yang aku tuju.
“Periksa Dulu” sapa peria itu sambil menodongkan sebuah alat ke kening ku.
“Eiit,jangan di kening geh,disini aja,nanti rusak otak ku” jawab ku,sambil menyodorkan tangan ku dan kulirik alat pengukur suhu itu bertuliskan anggka 6.30.
Peria itu menyuruh aku dan istriku untuk masuk ke ruangan tunggu.
Sambil duduk aku juga memperhatikan orang di sekitar ku tidak banyak hanya 3 orang saja.
Hanya di depan ku ada beberap orang,namun semuanya petugas PPS.
“Tumben” grutuku,Kok Pesta Demokrasi sepi Gini.tidak seperti yang kubayangkan
“Pak Adi” petugas memanggil namaku.
Aku bergegas maju dan mengambil surat suara lantas menuju ke bilik pencoblosan.
“Cplus” kutancapkan sebuah paku ke gambar seseorang Calon Kada yang ku idamkan,”Alhamdulillah” ucapku dalam hati.
Aku keluar Tenda TPS setelah tangan ku di olesin tintah tanda aku selesai menyalurkan hak suaraku.
“Setop-setop” Tiba-tiba aku kembali dikagetkan oleh orang yang berpakaian Linmas tadi,Bak seorang Polisi iya kembali menyetop ku
“Sudah selesai nyoblos nya” sambil menghampiri aku dan istriku
“Nih,kurang toh buktinya” kuangkat jari kelingkingku yang sudah berwarna biru
“Ha.ha.ha” dia tertawa
dia tetangga ku Akuan Namanya dia seorang petugas Limas.
“Ah,Lo ini kayak komandan Polisi yang lagi Rahazia aja” celetuk ku lagi
“Biasa Polisi Sehari” jawab nya,sambil tersenyaum
Aku bergegas pulang meninggal kan dia Linmas yang lagi sibukdengan tugasnya.
Kini Pilkada itu sudah 3 pekan berlalu,telah menjawab kegelisahan masnyarakat di Kampung ku Husus di Kabupaten Way Kanan,pasca Pilkada itu Tidak Ada Klaster Baru penyebaran virus Corona Covid-19 di Kampung ku.
Ini mungkin berkat kesadaran Masyarakat yang telah menaati peraturan pemerintah untuk selalu mematuhi Protokol Kesehatan dengan Menerap kan 3M+ di mana pun berada,Memakai Masker,Mencuci tangan dengan sabun,Menjaga jarak dan Menghindari Kerumunan..(hdi)
