Tuba Barat, lampungmediaonline.com – Petani karet yang ada dikecamatan wai kenanga, Kabupaten Tulangbawang Barat, mengaku kapok bertani singkong. Mereka menyesal sudah merubah kebon karet mereka menjadi kebon singkong. Padahal harapan awalnya mereka ingin memperbaiki ekonomi keluarga, tapi justru terpuruk karena harga singkong yang anjlok.
Jumali (50),indra loka mengatakan pada tahun 2015, dia merubah dua hektar kebon karetnya. Dia menebang seluruh batang karet, dan kemudian menggantinya dengan tanaman singkong. “Dua hekter kebun karet yang saya tebang, dan saya ganti dengan tanaman singkong. Waktu itu harga karet anjlok, dan harga singkong mahal, “ kata jumali , senen (10/10).
Tampa berfikir panjang, jumali menjual batang pohon karetnya, lalu bertanam singkong sebagai penggantinya. “Alhamdulilah saat panen pertama singkong saya itu sangat memuaskan,walau belum begitu bagus buahnya karena masi banyak akar karet. Harga singkong waktu itu mencapai Rp1300 lebih,” katanya.
Tapi ditahun ini, setelah memakan modal yang cukup banyak untuk pupuk dan perawatannya, hasilnya lebih banyak. Tapi justru harganya membuat kami merugi, “Jika tidak kita cabut maka buah singkongnya akan busuk,jadi terpaksa harus kita cabut,” katanya.
Jika terus begini, kata jumali, maka para petanilah yang jadi korbannya. Ditambah semua harga barang-barang kebutuhan pokok meningkt. “Semua serba mahal. Terkadang muncul dibenak kami untuk pergi merantau kenegara tetangga, untuk bisa keluar dari musim-musim sulit seperti saat ini,” ucap jumali, yang berharap kepada Pemerintah Tulangbawang Barat, dapat mencarikan solusi dalam permasalahan mereka. “Kami jangan melulu jadi korban.” Katanya.(Herman)