BANDARLAMPUNG,LM-Pengusaha mendukung rencana pengoperasian angkutan kereta api barang untuk batu bara dan komoditas lain seperti semen dan minyak sawit mentah yang langsung masuk ke Pelabuhan Panjang. Pemuatan barang menggunakan moda kereta api ke pelabuhan dinilai labih menghemat waktu dan biaya, karena memiliki jalur sendiri terpisah dari kendaraan lain.
Menurut Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Yuria Putra Tubarad, angkutan kereta juga bisa meminimalisasi pungutan liar (pungli) yang banyak dialami pengusaha di jalanan raya, baik yang dilakukan oknum aparat maupun preman.
“Pengusaha kan sering kena pungli, apalagi kalau muatannya melebihi tonase. Pungli itu menjadi beban tersendiri badi pengusaha karena nilainya lumayan besar. Kalau pakai kereta api saya pikir pungli-pungli seperti itu bisa dihindari jadi bisa menghemat biaya-biaya premanisme yang tidak jelas,” kata Yuria, Sabtu (18/1/2104).
Selain itu, dengan adanya kereta api sebagai angkutan alternatif selain truk, para pengusaha memiliki pilihan untuk mendistribusikan barang melalui jalur kereta api yang membentang dari Pelabuhan Panjang hingga ke Sumatera Selatan.
“Kalau misalnya angkutan truk lagi tidak bisa dipakai, pangusaha bisa memanfaatkan kereta api. Jadi misalnya ada masalah di transportasi jalan raya, kita ada pilihan lain,” imbuh Yuria.
Operasional perdana penggunaan kereta untuk angkutan barang, dari dan ke Pelabuhan Panjang akan mengangkut tiga komoditas, yakni batu bara, CPO, dan semen. Jumlah muatan dari ketiga komoditas itu diproyeksikan kira-kira sebesar satu juta ton per tahun.
Rencana pengoperasian jalur kereta api barang langsung menuju Pelabuhan Panjang pada awalnya ditujukan sebagai salah satu solusi menyiasati buruknya infrastruktur jalan di Lampung akibat lalu lintas angkutan barang yang kerap membawa muatan melebihi kapasitas. Pemerintah Provinsi Lampung berupaya meminimalisasi kerusakan jalan dengan cara mengalihkan moda pengangkutan barang dari truk, atau angkutan jalan raya, ke kereta api.
“Dengan pengalihan ini, diharapkan kondisi jalan tidak cepat rusak. Selama ini kan kerusakan jalan akibat banyak truk muatan barang yang melebihi kapasitas,” kata Kepala Bidang Kereta Api Dinas Perhubungan (Dishub) Lampung Rachmat Susilo.
Selain itu, pengalihan moda angkutan barang diharapkan dapat mengurangi kondisi kepadatan lalu lintas. Rachmat mengungkapkan, pengurangan kepadatan lalu lintas bisa meminimalisasi kemungkinan macet dan kecelakaan.
Pengangkutan barang menggunakan kereta, diakui Rachmat, memang masih terbatas dengan jalur kereta yang ada. Sehingga, penggunaan kereta baru bisa dilakukan pada industri-industri yang berdekatan dengan jalur kereta.
“Tapi, setidaknya jalan-jalan negara yang menjadi jalur lintas Sumatera di Lampung, seperti jalur lintas tengah (jalinteng) tidak cepat rusak,” ungkap Rachmat.(Tr)