Pengunaa Dana Desa Tidak Trasparan Dan Dimonopoli Oleh Kakon

Tanggamus, lampungmediaonline.com – Proyek Tenggul Penahan Tanah (TPT), Pekon Sidomulyo Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, dinilai kurang tepat sasaran alias mubajir. Diduga kuat dana tersebut menjadi ajang korupsi.Pasalnya proyek TPT yang bersumber dari Dana Desa (DD) Tahun 2016, sebagian dikerjakan ditengah perkebonan yang rata. Selain itu pengerjaan TPT juga terkesan asal-asalan, sebab ketinggian pondasi dan kelebaran pondasi diduga pula tidak sesuai dengan aturan.
Hasil pantauan dilapangan pembangunan TPT juga terkesan tidak transparan, sebab pihak TPK tidak mencantumkan papan nama proyek. Sehingga warga tidak mengetahui volume dan besaran anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan TPT.
Anehnya lagi hasil pantauan lampung media, pembangunan TPT yang ada ditengah pemukiman warga belum ada talut., sehingga pekerjaan itu dinali kurang perencanaan yang matang sehingga kurang bermanfaat alias mubajir. “Seharusnya pihak kepala desa membangun terlebih dahulu talut, baru jika TPT. Sebab lokasi pembangunan TPT dilokasi datar yang tidak dihawatirkan lonsor,”ungkap salah satu warga setempat yang minta dirahasiakan idetitasnya.
Narasumber juga menceritakan, proyek ADD Tahun 2016 ini, dikerjakan langsung oleh kepala pekon, meski ada kepengurusan Timpengelola kegiatan (TPK) hanya sekedar pormalitas. “Yang mengerjakan ADD pak lurah langsung, mulai yang beli matrial dan bayar tukang kerja. TPK hanya sekedar formalitas,”pungkasnya.
Terpisah, Setelah di konfirmasi kepada Kakon Sidomulya Kecamatan Sumberrejo Walimanto, minggu (24/9), bahwa semua pekerjaan Dana Desa yang dibangunnya telah sesuai dengan rap desa dan sebelum semua kegiatan dilakukan telah dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan aparat Pekon dan Masyarakat serta yang mengerjakan semua kegiatan pembangunan adalah masyarakat Pekon Sidomulyo sendiri.
“Sebelum kami melaksanakan pembangunan kami sudah musyawarah dahulu apa yang di kehendaki oleh masyarakat untuk dibangunkan, dan saya merasa tidak menyimpang dari rencana semua sesuai dengan rap desa,seluruh pekerja yang dikerjakan adalah masyarakat disini tidak memakai dari luar Pekon, tujuannya untuk mengurangi angka pengangguran dan juga bila masyarakat sendiri yang mengerjakannya sudah barang tentu hasilnya bagus dan memuaskan karna masyarakat sendiri yang akan merasakan manfaat dari pembangunan tersebut”, pungkasnya(man).

Print Berita