Tanggamus www.lampungmediaonline.com – Anomali cuaca yang terjadi akhir-akhir ini mengakibatkan ikan hasil tangkapan para nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Tanggamus turun drastis. Para nelayan mengaku merugi karena nilai ikan hasil tangkapan tak sebanding dengan biaya untuk membeli bahan bakar solar.
Seperti dialami para nelayan di Pusat Pendaratan ikan (PPI)Kotaagung, Kabupaten Tanggamus yang mengeluhkan turunnya hasil tangkapan ikan akibat cuaca buruk yang terjadi akhir-akhir ini.
Menurut para nelayan, cuaca ekstrem yang ditandai angin kencang dan gelombang tinggi di perairan Teluk Semangka menyebabkan ikan bermigrasi ke tempat lain. Kondisi ini sudah dirasakan nelayan sejak beberapa pekan
terakhir.
Dalam kondisi cuaca normal setiap armada nelayan seperti bagan, pure shine dan payang yang melaut bisa membawa pulang puluhan bahkan ratusan bakul ikan berbagai jenis, mulai ikan kembung, layang, selar dan lain-lain. Namun
dalam kondisi cuaca buruk ini mereka hanya mampu membawa hasil ikan paling banyak lima bakul.”Hasilnya tidak sesuai dengan biaya operasional,” kata Rahim, salah seorang pandega (anak buah kapal.nelayan) kepada Lampung Media, Rabu (7/12).
Menurut Rahim, penurunan hasil tangkapan ikan jelas merugikan nelayan karena 1 kapal nelayan membutuhkan biaya operasional sebesar Rp500.000/kapal dan jika tangkapan ikan nilainya hanya Rp500.000 maka mereka tidak mendapatkan hasil apapun. “Kapal yang digunakan nelayan tradisional berukuran 5-9 gross ton yang
berisikan 6-25 anak buah kapal,” ujarnya.
Menurunya hasil tangkapan ikan di Tempat Pelelangan Ikan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, menyebabkan tingginya harga ikan di pasaran. Harga ikan layang ukuran besar semula hanya Rp40 ribu per cucuk (satu cucuk
terdiri 10 ikan) kini naik menjadi Rp80 ribu per cucuk. Ikan kembung ukuran sedang dari Rp45 ribu per cucuk naik menjadi Rp90 ribu. Ikan selar batang sebelumnya Rp40 ribu per cucuk naik menjadi Rp90 ribu. Sulitnya mendapatkan ikan, warga danpengasin ikan memburu ikan petek
(pepetek).(man)
