Bertemu banyak orang dan berteman dengan mereka merupakan hal yang lazim dilakukan oleh manusia. Manusia yang secara harfiah adalah makhluk sosial pasti tidak bisa hidup sendiri, mereka membutuhkan teman untuk saling berinteraksi. Namun di antara banyaknya teman yang dimiliki pasti ada yang memahami kita. Teman yang siap tertawa dan menangis bersama. Dialah sahabat.
Tempat di mana kita mencurahkan segala perasaan kita layaknya buku harian. Tempat di mana menemukan semangat baru dan juga mengerti arti pengorbanan.
Dialah sahabatku sejak bangku sekolah dasar, Yuniar Indah Prameswari. Gadis kelahiran Klaten ini selalu menjadi tempatku berkeluh-kesah. Bertemu pertama kali pada saat perlombaan tingkat kecamatan yang diadakan di sekolahku. Sekolah kami yang bermusuhan pada waktu itu tak menghalangi pertemanan ini.
Persahabatan kami memang tidak seperti kalangan lainnya. Kami tak sering berfoto atau bahkan jalan berdua. Kami tak pernah memaksa satu sama lain untuk berbagi cerita. Bahkan untuk sekadar saling bertukar pesan singkat saja kami jarang. Namun bukan berarti kami tak saling mengenal.
Indah adalah orang yang paling tahu bagaimana caranya menghilangkan rasa suntukku ketika akhir pekan. Dia sering mengajakku untuk mendatangi acara-acara kpop yang berada di mal. Kami juga bertukar judul-judul cerita bersambung dengan karakter idol Korea atau berbagi tugas untuk mengunduh drama Korea yang sedang hangat diperbincangkan.
Pada saat kelas 3 SMP, kami sering bolos les IPA. Kami pergi ke taman jajan yang berada tak jauh dari Stasiun Parung Panjang. Setelah mendapatkan makanan yang diinginkan, kami pergi ke perum 3 untuk sekadar duduk menghabiskan jajanan sambil bercerita tentang keseharian kami di sekolah.
Hubungan kami memang cukup aneh untuk disebut sebuah persahabatan. Aku dan Indah bukanlah orang yang pemilih untuk urusan makan. Pakaian pun tak jauh dari celana, hoodie, kemeja, kaos, dan sepatu. Tak sulit untuk mengetahui apa saja yang disukai.
Indah pun tipe orang yang tidak suka ikut campur. Jika aku tak menanyakan pendapatnya, ia tidak akan berkomentar. Dia bukan tidak peduli dengan keadaanku namun itu adalah wujud dari sikapnya menghargaiku.
Ketika aku merasa tak baik ia akan langsung mendatangiku dan menanyakan apa yang aku inginkan. Malam sekalipun ia akan tetap mengusahakan datang jika aku memanggilnya. Bukankah ia lebih perhatian dari seorang kekasih?
Indah, terima kasih telah hadir dan menemaniku saat aku membutuhkan seseorang. Namun, hanya telinga dan waktu yang bisa kuberikan padamu. Tak bisa menggantikan banyak nasihatmu yang terlontar hanya untuk memecahkan masalahku selama ini. Karenamu, aku dapat lebih kuat mejalani hari-hariku.
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
