Oleh : Rizki Aditya
Pemerintah Indonesia mengklaim optimis dalam upaya penanganan Covid-19 di Tanah Air. Hal tersebut diwujudkan dengan berbagai upaya, seperti peningkatan kapasitas pemeriksaan spesimen dan memperbanyak laboratorium untuk pengujian sampel di beberapa wilayah di Indonesia.
Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan data bahwa laboratorium untuk pengujian sampel spesimen covid-19 mencapai 377 lab dalam kurun waktu 7 bulan terakhir. Adanya penambahan lab tersebut diharapkan dapat mempercepat upaya tracing dan testing pasien Covid-19, sehingga penanganan Covid-19 dapat lebih dioptimalkan.
Dengan bertambahnya laboratorium tersebut maka rata-rata pemeriksaan spesimen telah mencapai 270 ribu spesimen dari sekitar 33 ribu orang per hari. Setiap satu orang tersebut dapat diambil sampelnya lebih dari satu. Dengan kata lain, angka rata-rata pemeriksaan spesimen tersebut berada pada posisi 82,51 % dari yang ditargetkan oleh World Health Organization (WHO).
Data tersebut sekaligus menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia serius dan terus optimis dalam meningkatkan kapasitas pemeriksaan spesimen untuk penanganan Covid-19 di Tanah Air.
Pencapaian tersebut sekaligus telah mencapai target dari yang diharapkan oleh Presiden RI Joko Widodo, yakni pemeriksaan 30 ribu orang per hari.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo juga menunjukkan prosentase kasus Covid-19 aktif di Tanah Air yang terus mengalami penurunan. Menurut catatan Satgas Penanganan Covid-19, dalam satu bulan terakhir terjadi penurunan kasus aktif sebesar 6,79%.
Hal tersebut menjadi prestasi lebih baik apabila dibandingkan negara-negara lain yang kasus aktifnya masih mengalami peningkatan.
Doni mengungkapkan, pada tanggal 20 September, kasus aktif pada persentase 23,6%, kemudian pada tanggal 21 Oktober menjadi 16,81%.
Terjadi penurunan sebesar 6,79%. Hal ini tentu saja merupakan suatu prestasi yang luar biasa, Dimana saat ini justru banyak negara dengan peningkatan kasus positif.
Dirinya juga menunjukkan bahwa angka kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 7,2%. Angka tersebut sekaligus telah melampaui standar WHO.
Adanya peningkatan kesembuhan pasien Covid-19 tersebut sekaligus menjadi bukti bahwa tenaga kesehatan, dokter, perawat dan tim medis lainnya semakin memiliki kapasitas dan kemampuan untuk merawat para pasien. Hal tersebut tentu juga harus diapresiasi.
Pihaknya juga menyampaikan terimakasih kepada tenaga dokter dan juga perawat, yang telah bekerja keras sehingga angka sembuh di seluruh daerah mengalami peningkatan.
Selain itu, Doni juga menuturkan bahwa dengan adanya progres capaian tersebut juga tak lepas dari adanya kerja sama dan kerja keras dari seluruh komponen yang ada di daerah. Sehingga seluruh unsur yang terlibat dalam penanganan Covid-19 patut mendapatkan apresiasi.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyebutkan, optimisme menjadi satu hal yang perlu dijaga dalam menghadapi pandemi covid-19. Sebab, tidak ada satu-pun yang dapat memperdiksi kapan wabah ini akan berakhir.
Pandemi Covid-19 memang masih menginfeksi beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Menurut Suharso, tidak semua negara di dunia menerapkan hal yang sama untuk memerangi virus yang berasal dari China tersebut. Dimana masing-masing negara dan daerah memiliki kebijakannya sendiri.
Rasa optimis ini juga diperkuat dengan adanya hasil survei dari KedaiKopi yang telah melakukan survei opini publik pengembangan vaksin merah putih untuk mengukur sejauh mana pengetahuan masyarakat terhadap vaksin virus corona yang dikembangkan di tanah air.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa 70,7 persen masyarakat merasa optimis vaksin merah putih dapat menyelesaikan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo juga telah memberikan apresiasi atas semangat gotong royong dan inovasi yang ditunjukkan anak bangsa Indonesia untuk membantu negara dalam melawan dampak pandemi Covid-19.
Menurutnya Jokowi, keadaan pandemi ini memang sulit. Namun, dirinya bersyukur karena dengan adanya kesulitan tersebut, justru mampu menumbuhkan semangat gotong royong, saling membantu dan saling berbagi beban antar berbagai elemen masyarakat.
Dirinya juga mengajak anak bangsa untuk terus optimistis bahwa Indonesia bisa dipastikan dapat mengatasi persoalan tersebut secara mandiri.
Rasa optimis ini tentu harus terus dijaga, sebab pandemi Covid-19 telah berdampak serius bagi kesehatan dan perekonomian nasional. Rasa optimis ini juga harus disertai dengan sikap saling tolong dan saling menjaga.
Penulis adalah kontributor Lingkar Studi Inforrmasi Strategis Indonesia (LSISI)