Opini

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN SKI MI

Oleh : Mohammad Soffan W/201810010311086

Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang

 

 

Abstrak : Pelajaran Sejarah Budaya Islam adalah pelajaran yang erat terkait dengan peristiwa masa lalu, sehingga dalam proses pembelajaran banyak guru saja ajarkan materi SKI hanya dengan memberi tahu siswa mereka. Tentu saja dalam mengajar dan kegiatan belajar, seorang siswa yang hanya diberi cerita oleh gurunya lama kelamaan mengalami kebosanan dalam belajar, oleh karena itu seorang guru dituntut untuk menjadi lebih kreatif, inovatif dan progresif dalam memberikan pembelajaran kepada siswa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bahkan mengesankan.Karena itu, seorang guru harus atau harus berada di era digital seperti ini, saatnya untukgunakan media dalam proses pembelajaran di kelas. media pembelajaran sangat membantu bagi seorang guru untuk menyampaikan materi sehingga lebih mudah dan lebih banyak menyenangkan bagi siswa untuk menerima.

Adapun media yang bisa digunakan di SKI Pembelajaran MI, setidaknya dua media pembelajaran dapat digunakan, yaitu Visual media yang terbagi menjadi visual yang diam atau tidak diproyeksikan dan gerak atau media visual yang diproyeksikan. Sedangkan penggunaan instruksional yang kedua media dalam pembelajaran MI SKI adalah media audio visual yang dapat berupa film sejarah atau dokumenter tentang Sejarah Kebudayaan Islam.

Kata Kunci:Media, Pendidikan, Pembelajaran

Pendahuluan

Bagi seorang pendidik, kegiatan belajar mengajar merupakan aktivitas utama dalam kegiatan sehari-harinya. Dengan kegiatan belajar mengajar akan terus memberikan pengalaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang pendidik diharuskan mampu menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Sebab suasana belajar yang kurang menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif-produktif.

Bagi sebagian besar siswa, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam atau kerap disebut SKI merupakan salah satu mata pelajaran yang agak kurang menarik bagi diri siswa. Hal ini banyak dipengaruhi oleh faktor proses pembelajaran yang kurang menyenangkan dan kurang kreativitas seorang guru dalam proses belajar mengajar ketika saat berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. Materi SKI yang karakteristiknya materi sejarah islam masa lampau disampaikan atau bahkan diceritakan begitu saja dengan model belajar bercerita. Model belajar seperti inilah yang membuat siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga kreatifitas berfikir maupun tangkapan materi siswa kurang maksimal.

Persoalan pembelajaran SKI yang mempunyai karakter materi sejarah yang normatif tanpa diberikan strategi pembelajaran yang bisa menghidupkan materi tersebut, maka akan sulit diterima bagi siswa. pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam selama ini yang terkesan kurang menarik dan bahkan membosankan bisa diubah oleh pendidik menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bahkan menghibur.[1]

Untuk menanggulangi rasa bosan pada siswa dan menimbulkan efek baru dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), maka guru dalam menyampaikan materi hendaknya mencoba untuk kreatif atau melakukan inovasi baru dalam proses belajar mengajar seperti halnya mengintegrasikan antara metode-metode pembelajaran yang inovatif yang berbantuan media pembelajaran. Dengan menggunakan alat bantu media pembelajaran, maka pembelajaran SKI akan lebih bisa mengvisualisasikan konteks sejarah atau peristiwa yang sudah sangat lama menjadi lebih bisa diterima dalam bentuk visualisasi maupun bentuk media yang lain yang mudah dipahami atau mudah diterima dalam logika peserta didik. Untuk itu, pemanfaatan media dalam pembelajaran SKI terutama di Madrasah Ibtidaiyah sangat penting untuk di terapkan dalam proses pembelajaran di kelas khususnya.

Pembahasan

Pengertian dan Fungsi Media Pembelajaran

Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu medius[2] yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu, kata media juga berasal dari bahasa latin yang merupakan jamak dari kata medium, dan cecara harfilah berarti perantara atau pengantar, yaitu pengantara atau sumber pesan dengan penerima pesan.[3]Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”.[4] Sedangkan pengertian lain media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.[5]Secara lebih khusus bahwa pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Dari definisi-definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pembelajaran (KBBI) adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.[6]Selain KBBI, Pembelajaran atauungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa.[7]Oemar Hamalik menuturkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung.[8]

Heinich mengemukakan istilah medium atau media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang mengandung pengajaran maka media tersebut disebut media pembelajaran.Adapun media pembelajaran adalah media yangn membawa pesanpesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepadasiswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.

Melihat dari pendapat-pendapat yang sudah dikemukakan oleh beberapa ahli penulis dapat menyimpulkan bahwasanya media pembelajaran adalah alat dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.

Dalam proses pembelajaran, media mempunyai peranan penting yaitu sebagi pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (peserta didik). Fungsi media pembelajaran dalam suatu pembelajaran menurut Gerlach dan Ely dalam hamdani ada tiga kelebihan media, yaitu:

1.Kemampuan fiksatif, yaitu dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu objek atau suatu kejadian.[9]Dengan suatu kemampuan ini, objek atau suatu kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.

  1. Kemampuan manipulatif, yaitu media mampu menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya ukuran, kecepatan, warnanya diubah, serta dapat pula diubah-ubah penyajiannya
  2. Kemampuan distributif, yakni media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV, Radio, dan lain-lainnya.

Dari fungsi diatas bisa dijabarkan bahwa fungsi media pembelajaran secara umum, diantaranmya: a) Menyaksikan suatu benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

  1. b) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya, dengan perantaraan potret, siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang telah dipelajari.
  2. c) Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, bahaya, atau terlarang. Misalnya tentang sesuatu yang berhubungan dengan bab haji.
  3. d) Mampu melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat. Dengan bantuan flim atau video.
  4. e) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung.
  5. f) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
  6. g) Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu onjek secara serempak. Dengan siaran TV, radio.
  7. h) Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing.

Dari berbagai macam fungsi media pembelajaran yang telah ada diatas, maka penulis dapat menjelaskan bahwa dalam penyusunan suatu media pembelajaran hendaknya terlebih dahulu mengklasifikasi atau mengupayakan untuk melihat manfaat atau pengaruhnya media tersebut dengan apa yang kita ajarkan, karena media berfungsi sebagai perantara dalam suatu pembelajaran agar pembelajaran tersebut tidak terhambat oleh hal-hal yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Mengenai suatu posisi media dalam suatu pembelajaran merupakan sesuatu yang fundamental, jadi penulis mengutip dari literatur. Bahwa ada beberapa peran media pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran SKI bukan merupakan fungsi tambahan, melainkan memiliki fungsi tersendiri yakni sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar pembelajaran fiqih yang lebih efektif.
  2. Media pembelajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
  3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan isi pembelajaran, artinya bahwa setiap penggunaan media dalampembelajaran harus selalu melihat pada tujuan dan bahan ajarnya terlebih dahulu.
  4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan sehingga tidak diperkenankan menggunakannya hanya sebagai permainan atau semata untuk memancing perhatian siswa.
  5. Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar, artinya bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat dengan mudah dan lebih cepat menangkap tujuan dan bahan ajar yang disampaikan.
  6. Selain itu media pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Yang pada umumnya, hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran interaktif akan lebih tahan lama mengendap dalam otak peserta didik sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
  7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.

Dengan demikian implementasi dari media dalam proses pembelajaran yaitu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk terjadinya proses belajar. Media tidak hanya berupa alat atau bahan, tetapi juga hal-hal lain yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan. Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajar dan media yang digunakan pun baru sebatas alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan alat audio mulai dilakukan sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.

Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau media dalam proses belajar mengajar dikelas, terutama dalam hal peningkatan prestasi siswa. Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa. Jenis-jenis Media Dalam Pembelajaran Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima dalam hal ini berarti siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana juga bisa berupa pesan yang kompleks. Akan tetapi, yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa. Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip penggunaan dan pengembangan media Pembelajaran. Media yang akan dibahas adalah media yang mengikuti taksonomi leshin, dan kawan-kawannya, antara lain:

  1. Media Pembelajaran Berbasis ManusiaMedia pembelajaran berbasis manusia merupakan mediatertua yang digunakan untuk mengirimkan danmengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satucontoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates.Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan mediavisual lain. Pertanyaan yang timbul adalah “Bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka antar-manusia agar pelaksanaan rencana pembelajaran efektif?”.Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalahmengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi prosesbelajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisi dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkunganbelajar. Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan bertanya versi socrates.Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar.
  2. Media Pembelajaran Berbasis Cetakan Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umumdikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal,majalah, dan lembaran lepas. Teks bebasis cetakanmenuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saatmerancang yaitu konsistensi, format, organisasi, dayatarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
  3. Media Pembelajaran Berbasis Visual Media pembelajaran berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat pentingdalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur danorganisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan padakonteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
  4. Media Pembelajaran Berbasis Audio-Visual Media pembelajaran berbasis audio-visual merupakan penggabungan media visual dengan menggunakan suara (audio). Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak,rancangan, dan penelitian.
  5. Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI) Adapula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isimateri pelajaran, latihan, ataukedua-duanya. Modus inidikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI) .CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.

Adapun secara umum bahwa media pembelajaran dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1. a) Media Visual Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh para pendidik untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan dan media yang dapat diproyeksikan. Media yang dapat diproyeksikan bisa berupa gambar diam atau gambar bergerak. Sedangkan media yang dapat diproyeksikan adalah gambar yang disajikan secara fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang berkaitan dengan bahan dan isi pembelajaran.
  2. b) Media Audio Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang da[pat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Dalam suatu contoh, program kaset suara dan program radio. Dalam artian titik penting bahwa media audio dalam pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran tentang mendengarkan.
  3. c) Media Audio Visual Dalam hal ini, mungkin kita sebut dengan gabungan dua media yang diatas, antara visual dan audio atau kerap disebut dengan media pandangdengar.Audio visual akan menyajikan bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga mengantikan peran pendidik. Sebab penyajian materi dapat diganti oleh media, dan pendidik bisa berlatih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan suatu kemudahan bagi para peserta didik untuk belajar, misalnya media audio visual, diantaranya program video atau televisi, dan program slide suara (soundslide).

Pada dasarnya setiap anak atau peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik tersebutlah yang menyebabkan cara peserta didik dalam menangkap pemahaman yang bervariasi.

Salah satu cara untuk memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru adalah dengan menerapkan media sesuai dengan jenis ataupun karakteristik pada peserta didik. Dengan demikian penggunaan media dalam pembelajaran dikelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat prosesbelajar yang dialami siswa bertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan cara belajar yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, penggunaan media dalam pembelajaran SKI MI sangat diperlukan karena merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu terjadinya proses belajar. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Langkah Penyiapan Media Pembelajaran untuk Pembelajaran SKI MI

Dalam hal penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan 4 tahapan, diantaranya persiapan, penyajian, penerapan, dan kelanjutan.Adapun disetiap-tiap tahapan tersebut perlu langkah-langkah yang harus di siapkan terlebih dahulu.

  1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam penggunaan media pembelajaran.ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh seorang guru sebagai pengguna media dalam tahapan ini, seperti:

  1. Membuat RPP

Langkah ini merupakan langkah dasar yang harus dilakukan oleh seorang Guru SKI, karena RPP merupakan pedoman mengenai apa saja hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran. maka RPP ini menjadi acuan mengenai media apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran SKI MI

  1. Mempelajari Tujuan

Tujuan suatu pembelajaran adalah target yang ingin di capai dalam suatu proses belajar mengajar. Maka tidak menutup kemungkinan hal ini mempengaruhi dalam suatu keputusaan penggunan media apa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  1. Mempersiapkan Materi

Materi adalah apa yang akan diajarkan oleh Guru. Maka dari itu setiap Guru perlu mempersiapakan materi dan memilih media apa yang dapat disesuaikan dengan materi SKI MI.

  1. Memilih Media

Dalam pemilihan suatu media pembelajaran harus memperhatikan kriteriakriterianya, yaitu sesuai dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian materi dengan media, kemudahan dalam memperoleh dan menggunakan media.

  1. Berlatih Menggunakan Media

Berlatih dalam menggunakan media sangat perlu dilakukan oleh seorang Guru, terutama bagi Guru yang baru pertama kali menggunakan Media pembelajaran. hal ini dilakukan agartidak terjadi suatu kesalahan dan akan menciptakan sikap kematangan dalam menggunakannya.

  1. Menyiapkan dan mengatur Media

Sebelum digunakan, tentunya media harus disiapkan dan diperiksa kembali kondisinya, agar tidak terjadi masalah ketika KBM sedang berlangsung.

  1. Memastikan tempat Mengajar

Dalam tahap ini Guru juga harus memastikan apakah tempat yang akan digunakan untuk pembelajaran mendukung penggunaan media yang akan digunakan.

  1. Tahap Penyajian

Tahap penyajian berarti proses yang mengantarkan pada tahap penerapan penggunaan media dan aktifitasnya terjadi dari awal pembelajaran. jadi sebelum menggunakan media, ada berbagai langkah-langkah yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Menyampaikan pendahuluan
  2. Menarik Perhatian Siswa
  3. Menjelaskan Tujuan
  4. Menjelaskan apa yang harus dilalukan Siswa
  5. Menjaga suasana Belajar
  6. Tahap Penerapan

Tahap Penerapan Merupakan Tahap Inti, karena pada tahap inilah Guru menggunakan media pembelajaran. adapun Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Menggunakan Media Setelah menyiapkan berbagai keperluan dan mengantar sampai pada tahap ketiga ini, maka inilah saatnya menggunakan media. Dalam penggunaan media ini, guru harus berusaha sebaik mungkin dalam menggunakannya untuk mencapai hasil yang memuaskan. Segala persiapan dalam bentuk latihan maupun mempersiapkan media itu sendiri menentukan bagaimana kualitas Guru dalam menggunakan Media pembelajaran tersebut.
  2. Melakukan Evaluasi Setelah selesai proses suatu pembelajaraan, maka Guru harus melakukan evaluasi terhadap penggunaan media tersebut. Evaluasi dapat dilakukan dengan mengujikemampuan siswa dan dapat dilakukan dengan mendiskusikannya dengan rekan kerja. Selain itu, perlu juga adanya suatu pengukuran keefektifitasnnya, diantaranya kecapaian tujuan,ketepatan waktu, keadaan proses pembelajaran dan hasil akhir dari proses pembelajaran tersebut. Sehinga dari evaluasi ini menghasilkan keputusan apakah media tersebut bisa dilanjutkan penggunaanya atau ada hal yang perlu diperbaiki.
  3. Tahap Kelanjutan

Tahap ini adalah tahap terahir, adapun langkah yang perlu dilakukan seorang Guru. Yaitu:

  1. Pendalaman Materi Seorang Guru meminta siswa untuk mendalami materi dengan cara seperti mendiskusikan hasil tes siswa dan membuat rangkuman.
  2. Tindak lanjut Guru diharapkan terus menggunakan media pembelajaran agar terbiasa menggunakan dan menguasainya. Sehingga dengan penggunaan media pembelajaran yang berkelanjutan akan meningkatkan kualitas hasil belajar dan memaksimalkan tujuan pembelajaran.

Pemanfaatan Media Pembelajaran untuk Pelajaran SKIMI

Berikut ini adalah macam-macam media pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh Guru MI dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MI, paling tidak seorang guru SKI MI dapat menggunakan dua macam media yaitu visual dan audio visual seperti penejlasan berikut:

Media Visual

  1. Media Visual yang diproyeksikan

Medis ini dapat diproyeksikan atau dipantulkan pada layar, karena bahan yang digunakan tembus cahaya.Media ini dapat diproyeksikan oleh berbagai proyektor dan yang diproyeksikan hanya berupa gambar. Adapun contohnya dalam pembelajaran SKI MI yaitu bisa pada materi walisonggo, Arab Pra Islam, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, cara pembuatan media visual yaitu berbagai macam variasi dalam pembuatannya, disini penulis hanya memaparkan cara pembuatan media berbentuk visual yang diproyeksikan yaitu melalui media Power Point Text (PPT). Adapun cara penggunaanya yaitu:

  1. Memasukkan segala materi dalam bentuk point-point materi
  2. Ringkasan materi di aplikasikan dengan berbagai bentuk diagram atau tabel, selain itu bisa juga di sisipkan dengan berbagai gambar yang sesuai dengan materi yang dipelajari
  3. Siswa mengamati apa yang ada di depan yaitu media Power Point Text (PPT)
  4. Guru menjelaskan materi yang berada dalam proyektor
  5. Setelah guru menjelaskan materi, siswa diberi tugas untuk menyimpulkan tentang apa yang telah dijelaskan tadi.
  6. Kemudian guru bersama siswa mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dipelajari.
  7. Media Visual yang tidak diproyeksikan Media yang tidak dapat dipantulkan pada layar atau tidak mampu diproyekskan lewat alat proyeksi. Hal tersebut dikarenakan dalam pemakaian media bukan bahan yang tembus cahaya. Namun tetap masih berupa gambar. Adapun contohnya dalam pembelajaran SKI MI yaitu bisa pada materi walisonggo, Arab Pra Islam, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, cara pembuatan media visual yaitu berbagai macam variasi dalam pembuatan dan penggunaannya, disini penulis memaparkan 2 cara pembuatan dan penggunaan media berbentuk visual yaitu Flash Card dan Picture Series.
  8. Flash Card (Bermain Kartu)

1) Guru memotong beberapa lembar kertas dengan ukuran sama

2) Setiap kertas berisi 2 sisi (sisi kanan dan sisi kiri)

3) Kedua sisi memiliki 2 variasi materi yang berbeda namun masih dalam satu bab.

4) Sisi kiri memuat pertanyaan dan sisi kanan memuat tentang jawaban

5) Kemudian siswa di suruh untuk menggabungkan secara runtut, mengenai materi yang ada dalam tiap-tiap sisi.

6) Siswa yang lebih cepat menyusun, maka akan jadi pemenangnya.

7) Kemudian guru dan siswa menyimpulkan materi yang diajarkan.

  1. Picture Series (Gambar bersambung)

1) Guru membuat potongan-potongan gambar mengenai materi yang diajarkan

2) Dalam tiap-tiap potongan memuat point-point yang menjelaskan tentang materi yang diajarkan.

3) Guru membegi siswa menjadi 3 atau 4 kelompok

4) Setiap kelompok disuruh menyusun potongan-potongan gambar mengenai materi yang diajarkan.

5) Setelah semua tersusun rapi, giliran perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil menyusun potongan tersebut.

6) Kelompok yang hasil susunannya dan presentasinya sesuai dengan materi yang diajarkan. Kelompok tersebut jadi pemenangnya.

7) Kemudian guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Adapun langkah-langkah penggunaan media pembelajaran secara umum pada media visual yang tidak diproyeksikan (gambar diam),yaitu:

  1. Membuat rencana pembelajaran dan penentuan media (media gambar diam)
  2. Mempelajari bahan/materi yang akan disampaikan. Contoh, grafik,peta, dan lain-lain.
  3. Menyiapkan segala peralatan atau media yang akan digunakan. Sehingga pada saatnya tidak terburu-buru. Sebaiknya media gambar ditempatkan dibagian depan dan dapat dilihat dengan jelas oleh siswa dan dengan variasi yang menarik
  4. Menjelaskan pada siswa tujuan yang akan dicapai
  5. Menyiapkan siswa kemudian menjelaskan kepada siswa apa yang harus mereka lakukan pada saat pembelajaran.
  6. Setelah persiapan selesai, baru memulai pembelajaran.
  7. Menjelaskan setiap bagian-bagian dari media, sebagaimana contoh peta jazirah arab, penggunaan media peta guru hendanya menjelaskan setiap bagian-bagian peta seperti simbol-simbol dan lain-lain.
  8. Setelah penyampaian materi selesai, guru bersama siswa secara bersama mengulas kembali materi yang telah dipelajari bersama kemudian menyimpulkan.

 

Media Audiovisual

Untuk media audiovisual ini sangatlah menarik untuk diterapkan dalam suatu pembelajaran SKI MI. Karena tidak menutup kemungkinan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai oleh pihak lembaga atau Instansi maka dengan mengunakan media audiovisual ini sangat membantu seorang Guru dalam menjelaskan serta menerangkan atau memahamkan kepada siswanya dari pelajaran SKI ini. Mugkin sebagian besar materi SKI MI bisa diproyeksikan dengan video. Sehingga siswa secara tak sadar tertanam gairah belajar serta memungkinkan anak belajar mandiri.

Adapun langkah-langkah pembuatan media audio visual, yaitu:

  1. Menentukan gaya gambar yang terdapat dlam media visual, dapat berupa gambar bebas ataupun yang sudah ditentukan, karena tidak ada patokan tertentu tergantung kreativitas gambar.
  2. Membuat sketsa gambar. Gambar sketsa ini sebaiknya disesuaikan dengan materi yang akan dibuat animasi ataupun background yang akan digunakan. Dalam mengambar ini bisa langsung diprogram flash atau dengan software lain. Seperti, adobe phothoshop, coreldraw, dan lain-lain.
  3. Mengekspor sketsa gambar. Setelah hal ini selesai, selanjutnya adalah mengimpor gambar tersebut ke macromedia flash dengan cara buka file > Import > Import to Stage lalu pilih gambar yang akan dimasukkan dan pilih open.

Penutup

Kesimpulan

Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Media sendiri diartikan sebagai perantara. Sedangkan media dalam pembelajaran memuat arti bahwasanya media pembelajaran adalah alat dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.

Adapun fungsi media pembelajaran yaitu menumbuhkan gairah belajar, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga, serta memungkinkan anak belajar mandiri sesuai bakatnya. Adapun jenis-jenis media pembelajaran diantaranya: media pembelajaran berbasis manusia, media pembelajaran berbasis cetakan, media pembelajaran berbasis visual, media pembelajaran berbasis audiovisual, dan media pembelajaran berbasis komputer.

Mengenai langkah penyiapan media pembelajaran ada 4 tahap, yaitu: Tahap Persiapan (Membuat RPP, Mempelajari Tujuan, Mempersiapkan Materi, Memilih Media, Berlatih menggunakan media, Menyiapkan dan mengatur Media, Memastikan tempat mengajar). Tahap Penyajian (menyapaikan pendahuluan, menarik perhatian siswa, menjelaskan tujuan, menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa, menjaga suasana belajar). Tahap Penerapan (menggunakan media, melakukan evaluasi). Tahap Kelanjutan (Pendalaman materi dan tindak lanjut).

Diantara contoh-contoh media pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh seorang guru dalam pembelajaran SKI MI, meliputi: Media pembelajaran Visual. Media pembelajaran audio, Media pembelajaran audio visual, Media Pembelajaran kinestetik. Dalam hal ini media pembelajaran sangatlah bervariatis, maka dari itu seorang pendidik dapat menerapkan sesuai karakteristik, kondisi, dan materi yang dibutuhkan oleh siswa dalam proses belajar mengajar.

 

 

 

 

Rujukan

Ahmadi Iif Khoiru. 2014. Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif.Jakarta: PT prestasi pustakaraya.

Anwar Abu. 2011. Modul Pengembangan dan Pengemasan Media Pembelajaran.Pekanbaru: Zanafa Publishing.

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajara. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Asmani Jamal Ma’mur. 2014. Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press.

Asnawir. Usman, M. Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, dkk. 2006. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Kholilullah. 2010. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

  1. Hanafi, 2009. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Direktorat JendralPendidikan Islam.

Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PendidikanAgama Islam Di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Munadi, Yudhi. 2008. Media pembelajaran sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GaungPersada Press.

Nurdyansyah.Fahyuni, Eni Fariyatul. 2016. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo:Nizamia Learning Center

[1]M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009), Hal. 4

[2]Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 243

[3]Ibid.

[4]Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 11.

[5]Djamarah, dkk, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), 136.

[6]Tim Penyusun KBBI, kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008),

[7]Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), 183.

[8]Nurdyansyah, Eni Fariyatul Fahyuni. Inovasi Model Pembelajaran, (Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016), 34.

[9]Ibid, 246.

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top