Metro, www.lampungmediaonline.com – Setelah laju Inflasi ditahan oleh deflasi kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,1024% dan kelompok sandang dengan deflasi sebesar 0,0125%, Kota Metro pada Oktober tahun 2016 mengalami inflasi sebesar 0,04%.
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Metro Taulina Anggarani, M.A mengatakan, kelompok pengeluaran yang memicu terjadinya inflasi didominasi oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan sumbangan inflasi sebesar 0,0773%. Penyebab utama inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar disebabkan oleh kenaikan indeks pada subkelompok bahan bakar, penerangan, dan air.
“Selanjutnya kelompok pengeluaran berikutnya yang menjadi penyebab inflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan andil inflasi 0,04%. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,0209%. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil inflasi sebesar 0,0128%. Dan kelompok kesehatan dengan andil inflasi 0,0006%,” paparnya di ruang OR Setda Kota Metro, Selasa (1/11).
Lebih lanjut ia mengemukakan, komuditas yang memberikan andil inflasi cukup besar selama Oktober 2016 diantaranya adalah cabai merah, tarif listrik, bimbingan belajar, beras, bahan bakar rumah tangga, susu balita, makanan ringan atau snack, cat tembok, telphone seluler, dan wortel. Lebih rinci ia menerangkan, berdasarkan perhitungan indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2016, inflasi Kota Metro disebabkan adanya kenaikan indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga dengan inflasi sebesar 0,53%.
“Kelompok Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan inflasi 0,36%. Kelompok makanan jadi minuman, rokok dan tembakau, dengan inflasi 0,12%. Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan dengan inflasi 0,11%. Juga kelompok jasa kesehatan yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,01%. Sedangkan kelompok yang menahan laju inflasi yaitu kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi 0,35% dan kelompok sandang dengan deflasi 0,21%,” bebernya.
Sedangkan, sambung Taulina, pada oktober 2016 berdasarkan perhitungan inflasi dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 48 kota yang mengalami inflasi dan 34 kota yang mengalami deflasi. Dan untuk inflasi tertinggi di Sibolga sebesar 1,32% sedangkan inflasi terendah terjadi di Manado sebesar 0,01%.
“Sementara untuk Deflasi tertinggi sebesar 1,1% di Sorong dan untuk deflasi terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02%. Kota Metro dengan inflasi 0,04% menempati peringkat 43 secara nasional,” pungkasnya. (rud)