Tenggamus www.lampungmediaonline.com – Tangkapan ikan menurun 70 (%), para nelayan Teluk Semangka Kabupaten Tanggamus menjerit. Menurut Edi nelayan setempat, berkurangnya tangkapan sangat dirasakan nelayan sejak awal tahun 2016. Yang mana saat ini para nelayan kapal bagan dan payang paling banyak hanya mendapatkan hasil 3-4 bakul saja ikan sejenis kembung dan bentong. Padahal normalnya paling sedikit 10 bakul setiap hari tangkapan ikan.
Adapun berkurangnya tangkapan ikan di tahun 2016 ini, dimungkinkan karena cuaca yang kurang bersahabat. sehingga sering ombak dan gelombang tinggi yang berakibat ikan tidak masuk ke Teluk Semangka. Selain itu adanya eksploitasi besar-besaran biota laut jenis ubur-ubur, juga mempengaruhi berkurangnya populasi ikan yang ada di Teluk tersebut
“Memang kalau berbicara masalah cuaca, pasti mempengaruhi keberadaan ikan di teluk semangka ini, karena saat ini cuaca sangat ekstrem, sehingga ikan kelautan lepas, tidak mqsuk teluk, tapi ada f aktor lainnya, yaitu kurangnya ubur-ubur sebagai mata rantai makanan dan eko sistem kehidupan laut di teluk semangka saat ini akibat eksploitasi besar besaran,” katanya.
Adanya eksploitasi besar-besaran ubur-ubur, yang mengakibatkan ikan di Teluk Semangka berkurang saat ini sangat dibenarkan oleh Ketua Forum Komunikasi Pemuda Bahari Mastang. Menurut Mastang, biota laut ubur-ubur merupakan tempat berkumpulnya ikan, karena keberadaan ubur-ubur yang bergerombol mencapai jutaan, menarik biota kecil laut seperti plankton sebagai makanan ikan juga berkumpul disana.
“Jadi otomatis ikan ikan juga mendekat ke kerumunan ubur-ubur, karena ada siklus dan mata rantai makanan mereka di sekitarannya. Nah jika ubur-ubur ini punah dan habis, ikan juga semakin berkurang,” katanya.
Mastang menerangkan, berdasarkan data saat ini ada 7 Perusahaan yang menampung ubur-ubur dari Teluk Semangka. Kemudian penangkapan ubur-ubur juga menggunakan trawl, yang berakibat ubur-ubur kecil juga ikut tertangkap dan mati, padahal hanya yang ukuran besar yang laku dijual. Oleh karena itu Mastang berharap ada aturan khusus dari pemerintah daerah terkait penangkapan ubur-ubur, yaitu penangkapan dengan alat yang ramah lingkungan.
“Kami bukannya tidak setuju penangkapan ubur-ubur ini, tapi jangan menggunakan alat trawl, hingga semua ubur-ubur terjaring dari yang besar sampai yang kecil, harapan kami pemerintah daerah membuat aturan penangkapan yang ramah lingkungan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tanggamus Edi Nerimo,membenarkan saat ini tangkapan ikan para nelayan Teluk Semangka sangat berkurang. Hal tersebut lebih cenderung disebabkan oleh faktor cuaca buruk akhir-akhir ini, bukan karena eksploitasi ubur-ubur secara besar-besaran.
“Ah tidak benar, ikan berkurang di teluk semangka karena penangkapan ubur-ubur, itu hanya rasa iri sesama nelayan saja karena yang menangkap ubur-ubur kan nelayan juga,” katanya.
Masih kata Edi Nerimo, dengan minimnya tangkapan ikan di Teluk Semangka, maka memang banyak ikan dari luar Tanggamus yang beredar di pasaran setempat. Namun masyarakat tidak usah terlalu khawatir untuk mengkonsumsinya, karena selalu ada pengawasan dari pihak DKP terkait lalu lintas ikan dari luar tersebut. 
“Karena ikan dari nelayan kita kosong, pastinya para pedagang berusaha mendatangkan ikan dari luar, seperti dari teluk bandar lampung, bahkan pulau jawa, tapi tidak usah khawatir, tetap kami awasi peredaran ikan dari luar ini,” ujarnya.(man)