Imam Syafi’i merupakan pujangga jahiliyyah sekaligus imam besar umat muslim. Kepawaiannya dalam menulis pun sudah tidak diragukan lagi. Tentu saja, karya-karya tulisnya memiliki nilai religius yang tinggi. Seperti dalam sya’ir من تجارب الإمام, bait perbaitnya menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana. Sehingga para pembaca dengan mudah dapat memahami isi nasihat-nasihat spiritual yang disampaikan.
Sya’ir Imam Syafi’i
Biarkanlah hari demi hari berbuat sesukanya # Tegarkan dan lapangkan jiwa tatkala takdir menjatuhkan ketentuan. | دَعِ الأَيّاَمِ تَفْعلْ مَا تَشَاء # وَطِبْ نفسًا إِذَا حَكَمَ |
Janganlah engkau terhenyak dengan musibah malam yang terjadi # Karena musibah di dunia ini tak satu pun yang bertahan abadi | وَلَا تَجْزَعْ لِنَازِلَةِ اللّيَالي # فَمَا لِحَوَادِثَ الدُّنيَا بَقَاء |
(Maka) jadilah engkau lelaki sejati tat kala ketakutan menimpa # Dengan akhlakmu, kelapangan dada, kesetian dan integritas. | وَكُنْ رَجُلًا علي الاَهوالِ جَلْدًا # وَشِيمَتُكَ السّماحَة وَالوَفاءُ |
Berapapun aibmu bertebaran di mata makhluk # Dan engkau ingin ada tirai yang menutupinya. | وَإِنْ كَثُرَتْ عُيُوْبُكَ فِي البَرَايَا # وَسَرَكَ أَنْ يَكونَ لَها غِطاء |
Maka tutupilah dengan tirai kedermawanan, karena segenap aib # Akan tertutupi dengan apa yang disebut orang sebagai kedermawanan. | تَسَتّرْ بِالسّخاء فَكُل عَيْب # يُغَطِّه كما قيل السّخاء |
Jangan sedikitpun memperlihatkan kehinaan di hadapan musuh (kafir) # Itu akan menjadikan mereka merasa di atas kebenaran disebabkan berjayanya mereka, sungguh itulah malapetaka yang sebenarnya. | وَلاَ تُر لِلْعادي قَطُّ ذُلّا # فَإنَّ شَماتَةَ الأُعدا بلاء |
Jangan pernah kau berharap pemberian si Bakhil # Karenna pada api (si Bakhil), tidak ada air bagi mereka yang haus. | وَلَا تَرْجُ السّماحةَ مِن بَخِيل # فما في النّار للظمان مَاءُ |
Rizkimu tidak akan berkurang hanya karena sifat tenang dan tidak tergesa-gesa # Tidak pulla rizkimu bertambah dengan ambisi dan keletihan dalam bekerja. | وَرِزْقُك لَيس يُنْقِصُه التأنّي # وَلَيْس يزِيدُ في الرِّزْق العناء |
Tidak ada kesedihan yang kekal, tak ada kebahagiaan yang abadi # Tak ada kesengsaraan yang bertahan selamanya, pun demikian halnya dengan kemakmuran. | ولا حُزْنَ يدوم ولا سرور # ولا بَؤُس عليك ولا رَخاء |
Manakala sifat qana’ah senantiasa ada pada dirimu # Maka antara engkau dan raja dunia sama saja | إِذا ما كُنْتَ ذا قَلبٍ قَنوعٍ # فأنتَ وَمالك الدُّنيا سواء |
Siapapun yang dihampiri oleh janji kematian # Maka tak ada bumi dan tak ada langit yang bisa melindunginya. | ومَن نزلتْ بِسحاتهِ المنايا # فلا أرْضُ تَقيهِ ولا سماء |
Bumi Allah itu teramat luas, namun # Tatkala takdir (kematian) turun, maka tempat manapun niscaya kan terasa sempit. | وأرضُ اللهِ واسعةٌ ولكِنْ # إِذا نزل القضا ضاقَ الفَضاءُ |
Biarkanah hari demi hari melakukan penghianatan setiap saat # Toh, tak satu pun obat yang bisa menangkal kematian. | دَعِ الأيّام تغدرُ كلّ حينٍ # فما يُغني عن الموتِ الدّواء |
Adapun nasihat spiritual yang terkandung dalam sya’ir Imam Syafi’i yaitu :
- Bahwa kita sebagai manusia haruslah berlapang dada dalam menerima ketentuan Allah. Allah swt. menjelaskan dalam firman-Nya yang artinya “Tidak ada satupun musibah yang menimpa kecuali dengan izin Allah dan siapa yang beriman kepada Allah yaitu ia ssabar menghadapi takdir, ia ridha terhadap takdir, ia pun berusaha untuk sabar, Allah pasti berikan hidayah ke dalam hatinya” (Q. S. At-Taghabun: 11). Allah lah maha kuasa, setiap yang terjadi dalam kehidupan kita datang atas kuasa dan izinnya. Baik itu suatu yang baik bagi kita atau bahkan sekalipun hal yang buruk. Apabila hal buruk yang menimpa kita (musibah), maka tabah dan berlapang dadalah dalam menerimanya, berkeluh kesah bukanlah solusi yang tepat untuk menghadapinya. Karena semua yang menimpa kita pasti terselip hikmah yang tidak kita ketahui. Nasihat tersebut terungkap dalam sya’ir yang berbunyi:
دَعِ الأَيّاَمِ تَفْعلْ مَا تَشَاء # وَطِبْ نفسًا إِذَا حَكَمَ
وَلَا تَجْزَعْ لِنَازِلَةِ اللّيَالي # فَمَا لِحَوَادِثَ الدُّنيَا بَقَاء
وَكُنْ رَجُلًا علي الاَهوالِ جَلْدًا # وَشِيمَتُكَ السّماحَة وَالوَفاءُ
- Agar selalu bersikap dermawan, meskipun aib bertebaran di mata makhluk. Aib seseorang terlihat dari kebakhilannya. Sedangkan sikap kedermawanan dapat menutupi aib kita. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Jika dunia mendatangimu, sedekahlah karena yang kau sedekahkan itu tidak akan habis”. Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta” (H. R. Muslim). Sedekah tidak hanya berupa harta, masih banyak bentuk lain yang bernilai sedekah seperti senyum dan memasang wajah yang berseri terhadap saudara kita telah dihitung sebagai sedekah. Nasihat tersebut terungkap pada sya’ir yang berbunyi:
وَإِنْ كَثُرَتْ عُيُوْبُكَ فِي البَرَايَا # وَسَرَكَ أَنْ يَكونَ لَها غِطاء
تَسَتّرْ بِالسّخاء فَكُل عَيْب # يُغَطِّه كما قيل السّخاء
- Jangan pernah memperlihatkan kelemahanmu dihadapan musuh (kafir). Dalam Qur’an surat Al-Imron: 139, Allah berfirman “Janganlah kamu bersifat lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah melarang orang yang beriman agar tidak bersikap lemah. Karena sifat lemah merupakan penyakit yang menjerumuskan kedalam kekalahan dan kehinaan. Suatu kejayaan bagi musuh apabila kehinaan atau kelemahan kita tampak pada mereka. Nasihat tersebut terungkap dalam sya’ir yang berbunyi:
وَلاَ تُر لِلْعادي قَطُّ ذُلّا # فَإنَّ شَماتَةَ الأُعدا بلاء
- Jangan menjadi manusia yang peminta-minta, giatlah dalam bekerja karena bermalas-malasan tidak akan menambah rezeki. Firman Allah swt. dalam surat al-Jumu’ah: 10 menjelaskan yang artinya “ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Maka, carilah karunia Allah dengan kerja yang halal dan keuntungan yang halal. Sungguh Allah tidak menyukai hambanya yang bermalas-malasan. Rezeki, jodoh dan maut adalah sesuatu yang telah ditetapkan Allah. Semuanya tidak akan pernah tertukar pada orang lain. Tetapi dalam semua ketentuan itu hanya Allah yang mengetahui, kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdo’a yang terbaik. Oleh karena itu berusahalah dengan giat, karena bermalas-malasan tidak menambah keuntungan (rezeki). Nasihat tersebut terungkap pada sya’ir yang berbunyi:
وَلَا تَرْجُ السّماحةَ مِن بَخِيل # فما في النّار للظمان مَاءُ
وَرِزْقُك لَيس يُنْقِصُه التأنّي # وَلَيْس يزِيدُ في الرِّزْق العناء
- Anjuran agar kita tidak bersedih. Allah berfirman dalam Qur’an surat At-Taubah: 40, yang berarti “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”. Karena di dunia kesedihan tidak selamanya terjadi, setiap kesedihan pasti ada kebahagiaan sesudahnya. Dan setiap kesulitan pasti ada kemudahan, seperti dalam firman Allah dalam surat al-Insyirah: 6 “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”. Begitulah kehidupan dunia selalu dipenuhi dengan harapan-harapan. Hal ini terungkap dalam sya’ir Imam Syafi’i yang berbunyi:
ولا حُزْنَ يدوم ولا سرور # ولا بَؤُس عليك ولا رَخاء
- Selalu tanamkan sifat qana’ah dalam jiwa. Sesungguhnya apabila kita dapat menanamkan sifat tersebut dalam jiwa maka akan selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah, ia disetarakan seperti raja bahkan lebih merdeka dari seorang raja. Perintah untuk bersikap qana’ah pun terdapat dalam firman Allah SWT. pada surat al-Baqarah: 155, yang artinya “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”. Hal ini terungkap pada sya’ir yang berbunyi:
إِذا ما كُنْتَ ذا قَلبٍ قَنوعٍ # فأنتَ وَمالك الدُّنيا سواء
- Jangan khawatir atau takut terhadap ajal. Ajal merupakan makhluk Allah yang pasti datang menghampiri yang bernyawa, sesuatu apapun tidak dapat menghalanginya. Seperti firman Allah dalam surat Al-Anbiya’: 35, yang artinya “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati”. Untuk itu berlomba-lombalah dalam kebaikan sebagai persiapan untuk menjamu kematian. Hal ini terdapat dalam sya’ir yang berbunyi:
ومَن نزلتْ بِسحاتهِ المنايا # فلا أرْضُ تَقيهِ ولا سماء
وأرضُ اللهِ واسعةٌ ولكِنْ # إِذا نزل القضا ضاقَ الفَضاءُ
دَعِ الأيّام تغدرُ كلّ حينٍ # فما يُغني عن الموتِ الدّواء
Dapat disimpulkan bahwasanya sya’ir من تجارب الإمام karya Imam Syafi’i terkandung 7 nasihat spiritual untuk meningkatkan iman manusia. Nasihat-nasihat tersebut pastinya tidak terlepas dari Al-Qur’an dan Hadits, yang merupakan pustaka peninggalan Rasulullah SAW. Inti dari nasihat-nasihat spiritual Imam Syafi’i tersebut adalah agar menanamkan sifat qana’ah dalam menjalani kehidupan. Selalu bersyukur atas apa yang dianugerahkan kepada kita. Bahkan musibah menimpa sekalipun kita harus bersikap lapang dada dan tegar dalam menghadapinya. Karena dengan begitu, kita pasti selalu rela atas kehendak dan kuasa Allah yang telah ditetapkan. Tugas kita yaitu berusaha dalam fastabiqul khoiroot (berlomba-lomba dalam kebaikan) agar kelak kita memiliki persiapan dalam menghadap sang ilahi.
Sumber: Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i, Al-Qur’an dan Hadits
Penulis : Silviani Yuliana Febbi / Mahasiswi Bahasa dan Sastra Arab IAIN Metro Lampung
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
![](https://lampungmediaonline.com/wp-content/uploads/2017/06/LOGO-LMO2.png)