Lampung Selatan – Masih banyak masyarakat Lampung dan khususnya Lampung Selatan, begitu awam dan tidak mengetahui atau mengenal sejarah dari keratuan Ratu Darah Putih yang menjadi awal mulanya penyebaran islam di daerah Lampung, tepatnya di daerah Lampung Selatan.
Menurut Febrial gelar Khaja Muda, beliau merupakan Tokoh adat dan budayawan Lampung. mengatakan, bahwa awal mula keberadaan Ratu Darah Putih berasalkan dari Kesultanan Cirebon yaitu Syarif Hidayatullah yang di kenal dengan Sunan Gunung Djati, menurut cerita keberadaan Ratu Darah Putih yang berada di desa Kuripan, Penengahan, Lampung Selatan berdiri pada abad ke 15. Adanya Ratu Darah Putih, berasal dari perjalanan Sunan Gunung Djati dari tanah Cirebon, Pada saat itu Sunan Gunung Djati melihat pancaran cahaya yang berada di Keratuan Pugung Lampung Timur. Setelah Gunung Djati melihat ada pancaran yang berasal dari Keratuan Pugung, Maka Sunan Gunung Djati pun mendatangi Keratuan Pugung tersebut, Tepatnya di Lampung Timur.
Keratuan Pugung adalah sebuah kerajaan kecil yang makmur, aman dan tentram yang berada di wilayah timur pada kala itu atau yang di kenal sekarang dengan Pugung Raharjo, Lampung Timur. Secara arkeologi di Taman Purbakala di Pugung Raharjo, memang terdapat istana yang luasnya sekitar 2,5 hektare.
Pada saat mendatangi Keratuan Pugung, Sunan Gunung Djati melihat Putri dari Ratu Pugung, yaitu Putri Sinar Alam. Ketika Sunan Gunung Djati mengutarakan maksud untuk menikahi Putri Sinar Alam, ternyata Ratu Pugung menolak pinangan tersebut. Dengan alasan, Putri Pertama tidak boleh menikah dengan selain keturunan Keratuan Pugung.
Dahulu ada 4 Keratuan yang terkenal di Lampung yaitu : Keratuan dipuncak di Lampung Barat, Keratuan dibalau di Bandar Lampung, Keratuan pemanggilan di tegineneng Lampung Tengah, kemudian ada Keratuan Pugung di Lampung Timur. Dulu di Keratuan Pugung ini ada seseorang yang bernama Ratu (Raja) nya namanya Ratu Pelebuk Kaca, Ratu pelebuk kaca ini mempunyai anak namanya Putri Sinar Alam, Putri Sinar Alam ini mempunyai Suami yang bernama Syarif Hidayatullah yang di kenal dengan Sunan Gunung Djati, Perkawinan Syarif Hidayatullah dengan Putri Sinar Alam melahirkan seorang anak yang dikasih gelar ” Minak Gejala Ratu”, nama aslinya Muhammad Aji Saka, dia di kenal dengan Ratu Darah Putih ini. Ceritanya, Pada waktu Minak Gejala Ratu ke Cirebon mencari ayahnya, ayah nya itu bicara: kalau betul kamu ini anak saya, kalau saya torek dahi keluar darah putih, maka kamu anak saya. kemudian ditoreh lah dahi Minak Gejala Ratu itu dengan padi kemudian keluarlah darah berwarna putih, maka dikenal lah Minak Gejala Ratu itu dengan Ratu Darah Putih.
Ternyata Ratu Darah Putih itu bersaudara dengan Sultan Hasanuddin, ada namanya Perjanjian Banten-Lampung dikenal namanya Dalung. Kalau di banten dikenal dalung kalau di kuripan dikenal dengan saksi dalung, kalau di maringgai disebut dengan serat kencana. disitulah menunjukkan bahwa mereka itu bersaudara. Nah jadi Ratu Darah Putih dengan Sultan Hasanuddin itu bersaudara, gelarnya Sultan Hasanuddin itu Pangeran Sabak kingking, jadi Pangeran Sabak kingking mengadekkan Ratu darah Putih.
Jadi, di Keratuan Pugung itu terbagi dua : daerah Maringgai diambil oleh Minak Gejala Bidin ( saudara Ratu Darah Putih lain ibu), kemudian di daerah Pugung diambil oleh Minak Gejala Ratu ( Ratu Darah Putih). Dan setelah daerah ini islam Pugung ditutup karena di situ banyak Punden-punden (tempat sesembahan), kalau tidak ditutup orang yang sudah masuk islam tadi ditakutkan pindah lagi agama, daerah pugung ditutup ibu kota nya dipindah ke daerah saksi nama nya yang berada sekarang di daearh Kuripan Penengahan, arkeologi telah meneliti bahwa di daerah saksi tersebut ada bekas penghuni nya atau penduduknya.
Kemudian Ratu Darah Putih menikah dengan Putri Sultan Aceh yang bernama Putri Tun Penatih. Sementara makam Ratu Darah Putih beserta istri berada di desa Kuripan Penengahan Lampung Selatan, cikal bakal Pangeran Radin Inten itu berasal dari keturunan Ratu Darah Putih.
(Penulis : Arya Dimas / diolah dari berbagai sumber dan hasil wawancara dari Bapak Budiman Yaqub yang merupakan keturunan dari Raden Imba dan juga Sejarawan Lampung Selatan dan Budayawan Lampung)