Lampung Utara, www.lampungmediaonline.com – Tidak jauh dari pusat kota kotabumi, terdapat sekelumit fotret kemiskinan di kabupaten lampung utara, ayu lestari bocah berumur (12) tahun dan aria bocah berumur (7) tahun serta masih terdapat beberapa siswa lainnya, yang bersekolah di sekolah dasar negeri 03 desa aji kagungan, lampung utara tidak memiliki seragam sekolah. mirisnya, jangankan untuk membeli tas sekolah, dan sepatu buku tulis pun tidak banyak, dimana satu buku tulis dipergunakan untuk semua mata pelajaran disekolah tersebut.
Gimana tidak Kehidupan ekonomi kedua orang tua para siswa yang membuat mereka bersekolah seadanya, hanya semangat ingin pintar yang membuat para siswa tersebut tetap bertahan sekolah, meski harus berjalan kaki menggunakan sandal dengan jarak yang cukup jauh Tersebut.
“Iya mas gimana mau beli seragam sekolah buat Kehidupan sehari sehari aja kami serbah kekurangan, untung aja anak kami Masih bisa sekolah meski dengan peralatan seadanya” ujar orang tua aria

Ayu dan aria saat berangkat ke sekolah SD negeri 03 aji kagungan Kecamatan Abung kunang, Kabupaten Lampung Utara
Diperparah lagi, sekolah tempat ayu lestari, aria serta teman-temannya,tidak seperti sekolah dasar lainnya yang memiliki fasilitas belajar yang lengkap, dimana sekolah dasar 03 aji kagungan lampung utara itu hanya memiliki tiga ruang kelas yang mana diisi sebanyak tujuh puluh tiga siswa, alhasil, kegiatan belajar mengajar Tampak sempit dan tidak nyaman, sementara itu ruang satu diisi oleh kelas satu, ruang dua diisi kelas tiga dan empat, dan ruang tiga diisi kelas lima dan enam, sementara kelas dua mengikuti kegiatan belajarnya disiang hari karena keterbatasan ruangan, jangankan ruang guru serta kepala sekolah, toiletpun sekolah itu tidak ada.Firmansyah kepala sekolah SD negeri 03 itu mengatakan”iya bang inilah keadaan sekolah kami yang cukup memperhatinkan keadaannya” Ucapnya dengan nada penuh harapan
Sedangkan kisah Ayu lestari siswi kelas enam warga dusun lebak agung, desa aji kagung, lampung utara sejak berumur satu tahun empat bulan telah ditinggal sang ibu, dimana sang ibu ayu lestari meninggal duni di negara malaysia bahkan jasadnya pun terpaksa dikebumikan di malaysia dikarenakan pihak keluarga tidak dapat membawa pulang jasad ibu ayu lestari. sang ayah pun pergi meningalkannya yang saat ini ayu lestari hidup bersama kakeknya samfar dan neneknya siti hidup apa adanya dengan ekonomi yang sangat memprihatinkan, dimana sang kakek hanya bekerja sebagai buruh upah sadap aren dengan penghasilan rp 15 ribu rupiah per harinya.
Ayu lestari harus hidup mandiri yang mana seyogyanya anak seusia ayu lestari hidup bersama kedua orang tuanya namun langkah kecil sang bocah harus menempanya hidup sendiri dengan linangan air mata jika melihat rekannya dihantarkan ibunya kesekolah
Doa ayu lestari selalu diucapkannya disetiap shallatnya yang mana dalam isi doa itu”ayu meminta sang ibun bahagia disana perhatian kakek dan neneknyalah yang membuat ayu lestari menghabiskan kesehariannya dengan kebahagian yang tidak sempurna tanpa kedua orang tua”. tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca
Hal yang sama pun dirasakan oleh bocah berumur enam tahun yakni aria, dimana aria hanya memiliki semangat ingin pintar yang membuatnya tetap berjalan kesekolah tanpa sepatu dengan jarak satu kilo, aria tidak memiliki seragam sekolah dan bahkan sepatu serta tas sekolah pun aria tidak punya, aria hanya menggunakan tas pelastik sebagai pengganti tas sekolahnya dan didalam tas sekolahnya hanya terdapat satu buku tulis dan satu alat penulis, hari-hari dilakukan aria hanya karena ingin pintar.
Kepala sekolah sdn 03 aji kagungan, abung kunang lampung utara firmansyah pun mengutarakan jika memang sekolah yang dipimpinnya tidak memiliki fasilitas memadai seperti laiknya sekolah dasarlainnya jangankan ruang guru dan kepala sekolah ruang toilet pun sekolah itu tidak ada bahkan dirinyalah yang mendatangi warga untuk mensekolahkan anaknya meski tak memiliki seragam sekolah agar jangan sampai tak mengenyam pendidikan.
Pirmasnyah berjuang mencari dermawan untuk menyumbangkan baju untuk seragam sekolah anak didiknya, bersekolah saja nanti aku yang mencari dan berusaha agar anak-anak jangan ada yang tidak mengenyam pendidikan menjadi bujuk rayu sang kepala sekolah itu kepada orang tua di dusung tersebut agar anaknya dapat mengenyam pendidikan sekolah dasar itu hanya memiliki satu orang guru pegawai negeri sementara sembilan orang guru lainnya hanya guru honor yang telah mengabdikan diri selama sepuluh tahun lamannya.jelasnya(Khoiril)
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
