Opini

Kisah Pria Tua Penjaja Mainan Anak Keliling

Oleh Deswita Embe

Terlihat dari sudut Kelurahan Yosodadi, Kota Metro, Lampung terdapat seorang pria paruh baya yang berasal dari Lampung Timur. Meskipun kaki nya sudah tak berdaya, ia
pun masih kuat untuk menopang tubuhnya dalam menjajakan dagangannya. Ia kerap kali berjalan kaki untuk menempuh perjalanan menuju tempat dimana ia menghasilkan
pundi-pundi rupiah.

Pria kelahiran 64 tahun silam itu bernama Nurdin, ia mengadu nasib ke Kota Metro sejak tahun 2002. Berlandaskan tekad yang kuat, ia memberanikan diri untuk bertahan hidup di Kota Metro bersama keluarga tercinta. Walaupun hidup dengan segala macam rasa pahit, tidak sama sekali mematahkan semangatnya untuk terus berjuang mencari
nafkah, demi sesuap nasi serta demi memberikan pendidikan yang layak bagi anakanaknya, agar kelak sang anak mampu menjadi manusia yang lebih baik.

Teriknya matahari dan dinginnya hembusan angin malam, seolah menjadi teman baginya sang pencari nafkah. Setiap hari, kakinya itu sudah tak sungkan lagi berjalan menyusuri Taman Merdeka Kota Metro dan Samber Park untuk menjajakan
dagangannya. Balon karakter hingga mainan otok-otok menjadi senjata bagi Nurdin
untuk memikat hati calon pelanggannya. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa turut ia tawarkan agar dagangannya dapat habis terjual.

Nurdin mencukupi kehidupan keluarganya sehari-hari hanya dengan mengandalkan
hasil yang tak pasti dari mainan yang dijualnya. Terkadang, ia hanya mendapatkan 50
sampai 100 ribu rupiah per harinya. Padahal, dibalik semangatnya yang tak pernah
luntur, ia harus bersikeras bekerja mengais rezeki untuk memberi keluarganya makan
sehari-hari, membayar kontrakan rumah, dan tanggungannya pun belum usai untuk menyekolahkan anak bungsunya yang masih menempuh pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

20 tahun menjadi waktu yang tidak singkat bagi Nurdin yang telah mengabdikan hidupnya dengan berjualan mainan anak-anak. Bukan tanpa hambatan, segala macam
bentuk hambatan kerap ia jumpai ketika tengah mengais rezeki. Hambatan yang sering
dijumpai Nurdin ialah seperti ketatnya persaingan kerja sesama pedagang mainan anakanak, lalu hambatan lainnya datang dari kurangnya jenis mainan yang ia jajakan, karena memang Nurdin hanya mampu menjajakan dua jenis mainan saja, yaitu balon karakter dan otok-otok. Jarak yang ditempuh Nurdin saat mengais rezeki pun terbilang jauh, dengan rata-rata waktu 27 sampai 32 menit untuk sampai ketempat tujuan, yaitu Taman Merdeka Kota Metro dan Samber Park.

“Kalau berangkat ya naik kendaraan, tapi kadang diantar, kadang ya jalan kaki. Kalau tidak ada kendaran pulang pun jalan kaki, kalau ada duit naik ojek, kalau tidak ada ya jalan kaki”, ujarnya.

Ia pun mengungkapkan bahwa anak-anaknya belum memiliki pekerjaan yang tetap setelah lulus sekolah, tetapi tidak berhenti disitu, sang anak pun tetap membantu Ayah nya bekerja dengan melakukan pekerjaan yang ada.

Melihat semangat Nurdin yang masih mampu bekerja di usia senja, sepatutnya kita dapat mencontoh semangat juangnya dalam mengais rezeki untuk menghidupi segala
bentuk keperluan keluarga tercintanya. Ia tak pernah kenal lelah dan tak segan untuk berjalan kaki menyusuri jalanan untuk menghidupi keluarganya.(*)

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top