Opini

Katanya paru-paru dunia, kenapa deforestasi?

Penulis :

Dimas Aulia Miftahul Khusna (Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung) dan Rusita, S.hut., M.P. (Dosen Jurusan Kehutanan, Universitas Lampung)

 

Sayangnya, upaya untuk melindungi hutan tidak konsisten di lapangan. Berbagai korporasi melanjutkan praktik penggundulan hutan untuk keuntungan pribadi. Anda sudah tahu apa yang akan terjadi jika kita kehilangan hutan kita? Ups, saya tidak bisa menjawabnya. Kini saatnya 1000 calon pemuda Indonesia menyuarakan isu besar ini.

Deforestasi, atau penggundulan hutan, telah terjadi selama beberapa dekade terakhir. Seperti dikutip Kompas, sejak 1990, sekitar 420 juta hektare hutan telah rusak. Alasan utamanya adalah pertanian.

Indonesia merupakan salah satu dari lima negara di dunia yang kehilangan kawasan hutan paling luas dalam dua dekade terakhir. Indonesia kehilangan 9,75 juta hektar hutan primer antara tahun 2002 dan 2020, menurut Global Forest Watch. Hampir 80 persen kebakaran hutan terjadi di lahan yang dibuka untuk kelapa sawit.

Kehilangan hutan mencapai rekor 929.000 hektar pada tahun 2016, tetapi laju deforestasi terus menurun sejak saat itu. Pada tahun 2020, laju deforestasi tahunan akan turun menjadi 270.000 hektar. Meski menurun, potensi deforestasi akan terus berlanjut selama akar rumput hingga pemimpin tidak menyadari peran hutan dalam keseimbangan alam.

Fungsi utama hutan adalah menyimpan karbon dalam jumlah besar. Seymour, F. dan Busch, J. Penelitian berjudul “Mengapa Hutan?” Mengapa Sekarang? Ilmu pengetahuan, ekonomi dan politik hutan tropis dan perubahan iklim menegaskan bahwa hutan tropis mengandung sekitar 470 gigaton karbon.

Deforestasi skala besar telah menyebabkan peningkatan jumlah karbon dioksida (CO2) yang dilepaskan ke udara. Ini menghasilkan pertukaran uap air dan karbon dioksida antara atmosfer dan permukaan yang terkait dengan perubahan iklim.

Perubahan konsentrasi udara di atmosfer akan berdampak langsung pada iklim dunia. Hutan memainkan peran penting dalam mengatur iklim bumi dengan menyerap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer. Sejumlah besar karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer akan menyebabkan perubahan iklim.

Lebih jauh lagi, hutan yang menjadi habitat berbagai flora dan fauna akan rusak dan hilang tanpa ada perbaikan yang berkelanjutan. Tumbuhan dan hewan yang bergantung pada ekosistem hutan perlahan-lahan akan mati, kemungkinan menyebabkan kepunahan massal.

Keadaan ini akan berdampak pada berbagai bidang lain seperti pendidikan dan penelitian akan kehilangan subyek penelitiannya karena spesies yang diteliti tidak dapat ditemukan lagi. Bahkan dalam bidang kesehatan, penggundulan hutan dapat mengakibatkan hilangnya berbagai jenis obat-obatan yang berasal dari hewan, tumbuhan, serangga atau burung yang mati akibat rusaknya ekologi hutan.

*Menjaga hutan adalah tanggung jawab kita bersama*

Beberapa perusahaan tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan, tentu saja tidak sebanding dengan dampak penggundulan hutan dan perubahan iklim yang menghancurkan terhadap kaum miskin dan terpinggirkan.

Dukungan multipihak untuk mencapai penghijauan merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas hidup secara berkelanjutan. Jika regulasi dilonggarkan, deforestasi dapat terjadi.

Tugas pemerintah adalah meningkatkan regulasi agar upaya deforestasi tidak berlanjut. Perubahan iklim merupakan masalah serius yang sulit diatasi kecuali ada komitmen yang komprehensif untuk melindungi hutan. Sebab, tanpa melindungi hutan, kita tidak akan mampu mengatasi perubahan iklim.

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top