Bandar Lampung, www.lampungmedia.com – Pupus sudah asa Bunga Fikalia untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-18 pada 9 April mendatang.
Rencana yang sudah dirancang oleh Bunga dan ibunya beberapa minggu lalu harus bubar karena Bunga kini sudah tiada.
Bunga meregang nyawa akibat bacokan senjata tajam yang dilakukan komplotan begal. Jasad Bunga ditemukan di Dusun Karang Indah, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, Senin (3/4) malam.
Kondisinya mengenaskan dengan usus terburai, luka tusuk di pundak dan luka robek di tangan. Sepeda motor yang dikendarai Bunga juga raib.
Parjiah (42), ibunda Bunga, hanya bisa meneteskan air mata mengingat kenangan dengan anak sulungnya itu.
“Beberapa minggu lalu, dia minta dibuatkan pesta ulang tahun kecil-kecilan di rumah. Dia bilang mau undang teman-teman. Saya jawab iya,” lirih Parjiah saat diwawancarai di rumahnya di Dusun Sukarame Pasar, Desa Natar, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Selasa (4/4).
Di mata Parjiah, Bunga adalah tumpuan keluarga. Usai bapak ibunya bercerai, Bunga tinggal bersama sang bunda. Sang ayah pergi ke Pulau Jawa.
Sejak perpisahan orangtuanya, Bunga tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atas (SMA).
“Saya tidak ada biaya untuk sekolah Bunga,” kata Parjiah. Untuk menghidupi Bunga dan kedua adik kembarnya, Parjiah berjualan kue jajanan pasar di Pasar Natar. Bunga membantunya. Setiap harinya, Bunga bangun pukul 03.00 WIB.
Ibu dan anak ini membuat kue di rumah. Pagi harinya, Bunga pergi ke pasar menjajakan kue. Siang harinya, Bunga pulang istirahat. Jelang sore, Bunga pergi lagi ke pasar untuk menggiling kelapa sebagai bahan membuat kue.
Sore hari sebelum Bunga ditemukan tewas, Parjiah mengutarakan, anaknya masih beraktivitas seperti biasa yaitu mengupas kelapa.
Pada saat itu, Bunga sempat berbalas pesan singkat di telepon selulernya.
“Pas anak saya mau pergi ke pasar untuk giling kelapa, dia sempat teleponan sama seseorang. Aku dengar Bunga jawabnya iya nanti ke sana. Saya tanya siapa yang nelepon. Dia (Bunga) jawabnya teman,” jelas Parjiah.
Itulah terakhir kalinya Parjiah melihat Bunga dalam keadaan bernyawa. Sampai malam hari, Bunga tak kunjung pulang.
Parjiah mulai khawatir karena tidak seperti biasanya Bunga tidak pulang sampai malam hari.
Kekhawatiran Parjiah terjawab. Salah satu teman Bunga datang ke rumahnya memberi kabar bahwa Bunga sudah meninggal dunia.
Parjiah berharap pelaku pembunuhan Bunga tertangkap dan mendapatkan hukuman setimpal.
Kapolda Lampung Inspektur Jenderal Sudjarno mengunjungi rumah keluarga Bunga, Selasa. Di dalam kunjungannya, Sudjarno mengucapkan belangsungkawa kepada keluarga korban.
Sudjarno sempat berbincang dengan Parjiah, ibu Bunga dan para kerabat.
Sudjarno juga berjanji kepada keluarga korban untuk mengungkap kasus ini. “Bunga adalah korban dari komplotan begal,” ujar Sudjarno.