Tanggamus www.lampungmediaonline.com – Dalam rangka memeriahkan Hari ulang tahun (Hut) Kabupaten Tanggamus yang jatuh pada tanggal 21 Maret 2017 mendatang. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikutura (DPTPH) Tanggamus menggelar lomba usaha pupuk organik (upo)dan usaha jasa pelayanan alat (upja).
Sekretaris Dinas PTPH Djoko Prabowo mewakili Kepala Dinas PTPH Soni Isnaini mengatakan, penilaian akan dilaksanakan April 2017 nanti. Dan seluruh kelompok upo dan upja akan dinilai. Kemudian lomba akan digelar rutin setiap tahun dengan hadiah uang pembinaan, piala dan piagam.
“Beda antara lomba upo dan upja hanya jenis kegiatannya, kalau upo bentuknya produksi, sedangkan upja berupa layanan sewa alat. Namun tujuannya sama yakni ada pemasukan ke kelompok,” kata Djoko, Minggu (5/3)
Ia menjelaskan untuk lomba unit pupuk organik (upo), setiap kelompok akan dinilai kelengkapan alat produksi yang mengolah kotoran ternak menjadi pupuk organik, lalu dilihat kondisi kandang dan ternaknya sebagai sumber bahan baku pupuk, kemudian dinilai kelengkapan adminisitrasi kelompok tersebut. Selama ini kelompok upo menerima bantuan dari mulai sapi sampai sepeda motor roda tiga.
Maka tidak ada alasan tidak prooduksi pupuk organik. “Di Tanggamus ada tujuh kelompok upo yaitu di Kecamatan Talang Padang, Gisting, Sumber Rejo, Kota Agung Timur, Semaka, Bulok, Pugung. Tiap kelompok anggotanya 10-20 petani. Dan selama ini yang maju baru kelompok upo di Pugung tepatnya di Pekon Waypring yang sering memamerkan pupuk organik buatannya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, di kategori upo memang kelompok ditargetkan bisa produksi pupuk organik dan menjualnya. Nanti dana penjualan akan masuk kas kelompok dan sisanya dibagi ke anggota. Kemudian untuk lomba usaha pelayanan jasa alat (upja) kategori penilaian sama yakni dilihat kelengkapan alat dari mulai. cangkul, handtraktor, pompa air, handsprayer, transplanter, alat tanam dan lainnya.
Kemudian cara memberikan jasa penyewaan, pengelolaan pendapatan, dan administrasi. Untuk kelompok upja, hampir seluruh kecamatan ada kecuali Kec. Ulu Belu karena areal sawah di sana tidak luas “Lomba juga untuk memantau kemandirian dan kesadaran kelompok tani dalam memanfaatkan bantuan sarana pertanian yang selama ini didapat. Kami akan monitoring alat-alat pertanian yang selama ini sudah diberikan ke kelompok tani. Jangan sampai bantuan alat dan sarana yang sudah diberikan justru dijual oleh mereka,” ucapnya.
Selama ini, lanjut Djoko, ada rumor kalau bantuan khususnya berbentuk alat justru dijual atau tidak dimanfaatkan maksimal. Sehingga bukan untuk memajukan pembangunan pertanian namun dimanfaatkan guna kepentingan sesaat yang menguntungkan beberapa orang saja. Padahal bantuan itu untuk dimanfaatkan bersama anggota dan demi kemajuan kelompok.
“Dalam hal ini untuk kemajuan kelompok bentuknya ada dana yang masuk dari hasil penjualan penjualan produksi, dan sewa alat mesin pertanian. Sehingga kelompok itu punya kas. Sedangkan bagi anggota sendiri bisa gunakan alat untuk memudahkan pekerjaannya. Dari lomba nanti diketahui mana kelompok yang konsisten menjaga bantuan dan mana yang tidak, itu jadi pertimbangan untuk waktu mendatang,” ungkapnya. (man)