Di era digital saat ini, dakwah tidak lagi terbatas pada mimbar atau majelis taklim. Media sosial, platform video, hingga dunia game menjadi ruang baru bagi anak muda untuk menyebarkan nilai-nilai Islam. Generasi Z, yang tumbuh akrab dengan teknologi sejak kecil, hadir dengan cara dakwah yang berbeda, lebih kreatif, ringan, dan sesuai dengan gaya komunikasi zamannya. Mereka menggunakan bahasa populer, tren kekinian, serta media digital untuk menyampaikan pesan dakwah agar mudah diterima oleh sesama generasi muda.
Dakwah kreatif yang digerakkan oleh Gen Z memiliki karakter khas: singkat, padat, visual dan interaktif. Media sosial seperti TikTok, Instagram, Youtube, hingga Twitter menjadi panggung utama mereka. Pesan Islam dikemas dalam berbagai bentuk, mulai dari video pendek yang menyentuh hati, ilustrasi penuh makna, hingga meme islami yang ringan namun tetap sarat nasihat.
Lebih menarik lagi, dakwah kreatif Gen Z tidak hanya berhenti di media sosial, tetapi juga merambah dunia game. Salah satu contoh inspiratif adalah Kadam Sidik, seorang konten kreator muda yang berdakwah melalui platform Roblox. Dalam game yang digemari anak-anak dan remaja ini, Kadam membangun ruang interaktifberupa masjid virtual, mengadakan kajian sederhana, hingga menyisipkan pesan moral Islami di tengah aktivitas bermain. Dengan pendekatan ini, dakwah menjadi bagian dari dunia yang akrab dengan generasi muda, tanpa memutus kesenangan mereka dalam bermain.
Melihat fenomena tersebut, tentu timbul pertanyaan: Bagaimana cara Gen Z mengemas dakwah agar bisa diterima dengan baik di tengah derasnya arus digital? Tidak dapat dimungkiri, dakwah di era digital membawa dampak yang beragam: ada sisi positif yang membuat Islam lebih mudah dijangkau, tetapi juga ada sisi negatif yang perlu diwaspadai agar dakwah tidak kehilangan substansinya. Karena itu, penting bagi kita untuk memahami strategi dakwah Gen Z di dunia digital, sekaligus menimbang peluang dan tantangan yang menyertainya.
A. Strategi Dakwah Gen Z di Dunia Digital
Agar dakwah tetap efektif dan diterima dengan baik, Gen Z biasanya menggunakan strategi seperti:
1. Menggunakan bahasa yang ringan dan akrab, agar mudah dipahami oleh audiens.
2. Mengemas dakwah dengan visual menarik, misalnya lewat animasi, infografis, atau video pendek.
3. Memanfaatkan tren digital, seperti musik viral atau meme populer, sebagai pintu masuk pesan dakwah.
4. Membuka ruang interaksi, melalui kolom komentar, Q&A, atau live streaming.
5. Konsistensi unggahan, sehingga pesan kebaikan hadir rutin di tengah banjir konten hiburan.
6. Kolaborasi dengan tokoh atau komunitas lain, agar dakwah lebih luas jangkauannya.
B. Sisi Positif Dakwah Gen Z
Fenomena dakwah Gen Z membawa banyak manfaat. Dakwah menjadi lebih mudah diakses, khususnya oleh mereka yang mungkin enggan hadir di majelis taklim. Pesan Islam pun disampaikan dengan cara lembut dan kreatif, sehingga lebih udah diterima. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. An-Nahl: 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
Ayat ini menegaskan pentingnya dakwah yang bijak dan penuh hikmah. Gen Z berhasil mempraktikannya melalui konten digital yang ramah, kreatif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
C. Sisi Negatif Dakwah Gen Z
Namun, ada pula tantangan yang tidak bisa diabaikan. Sebagian konten dakwah dibuat tanpa dasar ilmu agama yang memadai, sehingga berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Ada juga yang lebih fokus mengejar popularitas daripada substansi. Selain itu, penggunaan tren digital yang berlebihan dapat mengurangi kesakralan dakwah dan menjadikannya sekedar hiburan.
Allah telah mengingatkan dalam QS. Al-Isra: 36:
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya pendenngaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban.”
Ayat ini mengajarkan agar setiap konten dakwah harus berhati-hati, berbasis ilmu, dan bertanggungjawab. Dengan demikian, dakwah tidak melenceng dari tujuan aslinya mengajak manusia kepada jalan Allah dengan benar.
D. Kesimpulan
Dakwah di era digital yang digerakkan oleh Gen Z menunjukkan bahwa Islam mampu hadir di setiap ruang kehidupan, bahkan di media sosial dan dunia virtual. Kreativitas mereka menjadikan dakwah lebih mudah diterima, lebih dekat dengan generasi muda, sekaligus menjadi penyeimbang dari derasnya arus konten negatif. Namun, di balik peluang besar itu, tetap ada tantangan berupa risiko penyampaian yang dangkal, salah tafsir, atau sekadar mengejar popularitas semata.
Karena itu, dakwah digital perlu diarahkan agar tetap berpegang pada ilmu yang benar dan nilai hikmah sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an. Dengan cara ini, Gen Z tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga agen perubahan yang mampu menyebarkan Islam secara damai, kreatif, dan menyentuh hati. Pada akhirnya, dakwah digital bukan sekedar tren, melainkan bagian dari upaya menjaga cahaya Islam agar tetap hidup dan relevan di tengah zaman yang terus berubah.
Oleh: Nur Tsabita Rizka Faliha
Mahasiswi IAI SEBI
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat













