Opini

Etika dan Adab Berperang pada Masa Rasulullah Sallaullahiwasallam

Baru-baru ini dunia pendidikan digemparkan oleh  polemik bahwa Kementerian Agama RI akan  menghilangkan materi perang  dalam  buku pelajaran  “Sejarah Kebudayaan Islam”.  Namun, Kemenag telah mengklarifikasi dan memepertegas kembali berkenaan berita tersebut. Kedepannya  pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang akan disajikan pada tingkat madrasah,  lebih ditonjolkan pembahasan seputar  tongggak sejarah pembangunan peradaban Islam.

Hal tersebut sejalan dengan beredarnya berita jika Islam selalu disebarkan dengan perang. Sedangkan realitasnya tidak merujuk pada asumsi-asumsi tersebut. Sebagai intelekmilenial, kita tentu paham jika polemik tentang peperangan yang dimaksud hanyalah  fakta-fakta sejarah yang ditransformasikan dalam bentukilmu pengetahuan.Sehingga, sangat dibutuhkan keterampilan dan profesionalitas guru dalam mengayomi siswa-siswinya untuk mengambil ibrah dari sejarah Rasulullah SAW.

Hakikatnya islam pun sangat tidak senang dan takut dengan peperangan dimana mereka harus saling membunuh satu sama lain. Sehingga Allah SWT menurunkan firman-Nya (QS. Al-Baqarah ayat 190) melarang tegas untuk berlebih-lebihan dalam peperangan, seperti memutilasi, mencincang, mengambil jantung, mengambil usus dan lain sebagainya.

Singkatnya kehidupan sekarang merupakan implikasi dari Islam disebarkan dengan damai pada masa lalu.  Peperangan yang dilakukan pada zaman Rasulullah bukan berarti islam didakwahkan dengan kekerasan, akan tetapi bentuk penegakan dan mempertahankan Agama Islam. Perang terjadi secara kondisional, dimana kaum kafir Quraisybegitu membenci Rasulullah yang mendakwahkan agama Islam. Sehingga mereka ingin megagalkan misi dakwah Rasulullah dengan membunuh dan mencelakan  beliau serta para pengikutnya.

Islam muncul sebagai agama rahmatnlillalamin sebagimana layaknya kehidupan yang sejahtera yang kita rasakan saat ini. Kini, orang-orang muslim bisa hidup berdampingan dengan harmonis, sejahtera,  damai, rukun, dan tak lupa saling tolong menolong serta mengasihi dengan orang-orang non muslim. Bahkan dalam berperang pun ada etika yang diajarkan Rasulullah SAW:

  1. Dilarang membunuh anak-anak, wanita, dan orang-orang yang lanjud usia.

Islam sangat menjujung tinggi harkat dan martabat seorang wanita. Bahkan dalam al-Qur’an maupun hadits banyak ayat-ayat yang menyinggung bagaimana seorang wanita harus beretika dan berpakaian yang baik dan sopan. Sama halnya dalam kondisi perang,Rasulullah SAW melarang keras untuk membunuh kaum wanita dan anak-anak, ataupun orang-orang yang lanjud usia. Sebagaimana yang disampaikan dalam hadits yang

Kemudian ada hadits lainnya yang menyinggung untuk tidak membunuh anak-anak, dari Aswan bin Sari’ RA: “Aku menemui Rasulullah dan ikut berperang bersama beliau, pada waktu itu bertepatan pada waktu Zuhur. Anggota pasukan bertempur dengan hebat sehingga membunuh anak-anak, beliau bersabda.‘Mengapa orang-orang itu melampaui batas dalam berperang sehingga membunuh anak-anak. ‘Seorang laki-laki berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka adalah anak-anak kaum musyrikin. ‘Rasulullah menjawab. ‘Ingatlah, sesungguhnya orang-orang terbaik dari kamu adalah anak-anak kaum musyrikin’. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Ingat, janganlah membunuh anak-anak. ‘Beliau juga bersabda.‘Setiap jiwa terlahir di atas fitrah hingga ia mampu mengungkapkan sendiri dengan lisannya apa yang ada di dalam hatinya. Lalu kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani”.(HR. An Nasai, Ahmad, Al Hakim, dan Baihaqi)

Dalam hadis Rasulullah yang lain, adapun yang melarang untuk membunuh orang-orang yang telah lanjud usia “Beranjaklah kalian untuk berperang dengan menyebut nama Allah, demi Allah dan di atas agama Rasulullah. Janganlah kalian membunuh orangtua yang fana (lanjud usia), jangan pula bayi, anak-anak, perempua. Janganlah kalian berlebih-lebihan. Lalu kumpulkanlah binatang ternak dan ciptakanlah kedamaian serta berbuat baiklah”. (HR. Abu Daud).

  1. Memberikan kecukupan pangan kepada fakir miskin dan tawanan perang

Islam mengajarkan begitu banyak kebaikan bahkan etika memperlakukan musuh (tawanan perang). Dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah dan para sahabat mereka memberikan logistik kepada anak-anak, wanita,(fakir miskin) dan para tawanan perang. Hal ini dilakukan dalam rangka melakukan kebaikan untuk mencapai keridho’an Allah SWT.  Sebab mereka itulah yang tengah ditinggalkan suami dan kerabat, sehingga sekali-kalipun islam tidak mengajarkan untuk menganiaya mereka (fakir miskin). Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS. Al-Insan ayat 8: “Dan Allah memberikan makanan dalam kondisi mereka menginginkannya  karena mereka juga membutuhkannya dan menyukainya, mereka memberikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan, dari kalangan orang-orang fakir, anak-anak yatim, dan tawanan”.

  1. Memberikan kemudahan untuk para tawanan perang.

Dalam mengurus tawanan perang para sahabat berbeda pendapat, Umar menginginkan mereka untuk dibunuh, sedangkan Abu Bakar menguslkan untuk dibebaskan. Akan tetapi Rasulullah sebagai Khalifah memberi keputusan yang sangat bijak dan bersepakat untuk membebaskan para tawanan perang dengan syarat. Pertama, membayar tebusan 120 dinar. Kedua, yang tidak mampu  membayar diwajibkan untuk mengajar dan berdedikasi kepada masyarakat madinah untuk mengajarkan mereka baca-tulis.

  1. Mengizinkan kaum Quraisy mengambil jasad korban perang.

Sekali lagi,  islam anti akan kekerasan kecuali kondisi yang memaksakan dan mengharuskan mereka untuk berperang, demi menegakan kebenaran di jalan Allah. Bahkan ketika banyak dari kaum Quraisy yang meninggal dunia, Rasulullah memperbolehkan mengambil korban dan mengkebumikannya dengan segera. Amr bin Walid tokoh dari golongan kaum Quraisy meninggal dunia setelah berperang melawan tokoh muslim Ali dalam perang Khandak. Para kaum Quraisy meminta untuk mengambil jasad Amr bin walid dengan menawarkan imbalan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Ambil saja untuk kalian, kami tidak memakan harga orang mati”. (HR. AT-Tirmidzy dan al-Baihaqi)

Penulis : Nondini Saputri Sulaiman
Universitas Muhammadiyah Malang

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top