Opini

ETIKA BERBISNIS SYARIAH SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN JANGKA PANJANG

Oleh: Qori Rahma Hasan_STEI SEBI

 

 

Sistem ekonomi Islam muncul karena kesadaran para ilmuan muslim untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara muslim sebagai contoh, system

kapitalis membuat ketergantungan negara-negara muslim yang dieksploitasi oleh negara maju.

Untuk menjalankan kehidupan ekonomi berbasis Syariah Islam maka kita harus mengubah

pola pikIr sistem ekonomi Syariah dari sistem ekonomi kapitalis termasuk dalam bisnis.

Etika dalam bisnis ini tidak dapat dilepaskan karena pada akhirnya praktik bisnis yang hanya

memikirkan suatu keuntungan yang besar serta merugikan pihak lain hanya akan membawa

pada kehancuran. Tanpa menggunakan etika maka, sebuah perusahaan akan menggunakan

berbagai macam cara untuk mencapai tujuannya. Penerapan etika berbisnis akan meningkatkan identitas itu sendiri.

Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam semua aspek kehidupan termasuk dalam bisnis. Dalam Al-Quran, petunjuk agar hubungan dalam bisnis berjalan harmonis, saling menguntungkan, tidak unsur eksploitasi dan bebas dari penipuan dengan cara membuat

administrasi dalam setiap transaksi.

 

Prinsip-prinsip etika bisnis yang terdapat dalam Al-Quran:

1. Islam melarang praktik bisnis yang dilakukan dengan proses kebatilan

Sebuah bisnis harus didasari dengan keterbukaan dan kerelaan dari kedua pihak dan

tidak ada pihak yang dirugikan.

2. Bisnis tidak boleh mengandung riba

Bisnis yang mengandung riba tidak diperbolehkan dalam Islam karena bisa

menimbulkan banyak kerugian dari satu pihak.

3. Kegiatan bisnis memiliki fungsi sosial

Kegiatan bisnis dalam Islam tidak hanya untuk memperoleh keuntungan pribadi, tapi

juga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat umum baik melaui zakat mauapun

sedekah.

4. Melarang pengurangan hak atas suatu barang atau komoditas yang didapat atau diproses

dengan media takaran atau timbangan karena merupakan bentuk kezaliman

5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keseimbangan baik ekonomi maupun sosial, keselamatan

dan kebaikan serta tidak menyetujui kerusakan dan ketidakadilan

Secara keseluruhan, Islam mengajarkan agar setiap kegiatan, termasuk bisnis,

dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kebaikan, menjaga keseimbangan, dan

menjauhkan diri dari kerusakan dan ketidakadilan. Prinsip-prinsip ini menciptakan

fondasi untuk bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga

bermanfaat secara sosial dan moral.

6. Pelaku bisnis dilarang berbuat zalim (curang) baik bagi dirinya sendiri maupun kepada

pelaku bisnis yang lain

Pelaku bisnis yang berlaku zalim atau curang, baik terhadap dirinya sendiri maupun

terhadap orang lain, akan mendapatkan akibat buruk dalam kehidupan ini dan di

akhirat. Islam mengajarkan agar setiap aktivitas bisnis dilakukan dengan dasar

kejujuran, keadilan, dan kebaikan, serta menghormati hak orang lain. Ini adalah bentuk

tanggung jawab moral dan sosial yang harus dijaga oleh setiap pelaku bisnis.

Petunjuk etika bisnis yang disampaikan oleh Rasulullah mencakup beberapa prinsip

penting, antara lain:

1. Kejujuran

Kejujuran merupakan nilai fundamental dalam dunia bisnis. Dalam ajaran Islam,

kejujuran tidak hanya dipandang sebagai sifat yang baik, tetapi juga sebagai landasan

yang utama dalam setiap transaksi. Kejujuran membawa berkah dan keadilan serta

mencegah terjadinya penipuan dan kerugian bagi semua pihak yang terlibat.

2. Kesadaran sosial dalam berbisnis

Bisnis seharusnya tidak hanya berorientasi pada keuntungan material, tetapi juga

dilandasi kesadaran untuk memberikan kemudahan bagi orang lain melalui penjualan

barang.

3. Larangan sumpah palsu

Praktek sumpah palsu sering terjadi dalam dunia bisnis saat ini sebagai cara untuk

meyakinkan pembeli dan meningkatkan daya tarik pemasaran. Namun, perlu diingat

bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh tampak menggiurkan, hasil yang

diperoleh tidak akan berkah.

4. Sikap ramah

Seorang pelaku bisnis harus menunjukkan sikap ramah dalam bertransaksi

5. Menghindari tawar-menawar palsu

Dilarang untuk berpura-pura menawar dengan harga tinggi hanya untuk menarik minat

orang lain. Sabda Nabi Muhammad, “Janganlah kalian melakukan bisnis dengan cara

menipu, di mana seorang pembeli berkolusi dengan penjual untuk menaikkan harga

tanpa niat untuk membeli. ”

6. Menghindari menjatuhkan bisnis orang lain

Dilarang untuk merendahkan bisnis orang lain demi menarik pembeli. Praktik ihtikar,

yaitu menimbun barang untuk menaikkan harga, sangat dilarang oleh Rasulullah.

7. Ketepatan takaran, ukuran, dan timbangan

Dalam perdagangan, penggunaan timbangan yang akurat dan benar harus menjadi

prioritas.

8. Bisnis tidak boleh mengganggu ibadah

Allah berfirman, “Orang-orang yang tidak dihalangi oleh bisnis untuk senantiasa

mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Mereka takut akan hari di

mana hati dan penglihatan menjadi goyah. ”

9. Pembayaran upah

Janganlah menunda pembayaran upah hingga keringat karyawan kering; segera berikan

hak mereka sesuai dengan kerja keras yang telah mereka lakukan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis ini, kita dapat menjalankan aktivitas

perdagangan dengan cara yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam.

 

Prinsip Dasar Etika Islami dan Penerapannya dalam Bisnis:

1. Kesatuan (Unity)

Konsep ini mencerminkan tauhid, yang menyatukan seluruh aspek kehidupan, baik

ekonomi, sosial, politik, maupun budaya menjadi satu kesatuan yang harmonis, konsisten, dan teratur. Kesatuan ini mencakup dimensi vertikal (hubungan manusia dengan Penciptanya) serta horizontal (hubungan antarsesama manusia). Penerapannya

dalam bisnis meliputi:

a. Menghindari diskriminasi terhadap pekerja, penjual, pembeli, serta mitra kerja lainnya.

b. Selalu patuh kepada Allah SWT dengan penuh kesadaran.

2. Amanah

Mendorong setiap individu untuk menghindari tindakan tidak etis dan bersikap amanah,

karena kekayaan yang dimiliki merupakan titipan dari Allah.

3. Keseimbangan (Equilibrium)

Keseimbangan, kebersamaan, dan moderasi adalah prinsip etika yang harus diterapkan

dalam berbagai aktivitas bisnis. Penerapannya meliputi:

a. Menjaga kejujuran dalam takaran dan timbangan.

b. Menentukan harga berdasarkan mekanisme pasar yang fair.

4. Kebebasan Berkehendak

Dalam konteks bisnis, kebebasan dalam Islam lebih mengedepankan kerja sama daripada persaingan yang merugikan. Apabila persaingan terjadi, hal ini seharusnya dalam rangka berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan (fastabiq al-khairat). Penerapannya mencakup seperti mematuhi kontrak, baik dalam kerja sama bisnis

maupun yang berkaitan dengan pekerja.

5. Tanggung Jawab

Sebagaimana dijelaskan oleh Sayid Quthb, tanggung jawab merupakan keseimbangan

dalam segala aspek, baik jiwa maupun raga, individual maupun kolektif. Penerapannya

dalam bisnis adalah:

a. Upah harus sesuai dengan upah minimum regional (UMR).

b. Menghitung imbal hasil bagi pemberi pinjaman modal yang berlandaskan keuntungan yang dapat memunculkan ketidakpastian dan tidak ditetapkan sebelumnya, berbeda dengan sistem bunga.

c. Melarang semua jenis transaksi spekulatif seperti gharar dan sistem ijon.

6. Kebenaran

Kebenaran mencakup niat, sikap, dan perilaku yang benar dalam setiap proses, mulai dari transaksi hingga pengembangan produk. Penerapannya dalam bisnis menurut Al-

Ghazali meliputi:

a. Memberikan zakat dan sedekah.

b. Memberikan kelonggaran waktu kepada pihak yang berutang dan, jika perlu, mengurangi beban utang mereka.

c. Menerima pengembalian barang yang telah dibeli.

d. Melunasi utang sebelum jatuh tempo.

e. Menciptakan kesukarelaan dalam setiap transaksi, kerja sama, atau perjanjian

bisnis.

f. Menunjukkan sikap ramah, toleran, dan baik dalam jual beli serta penagihan utang.

g. Bersikap jujur dalam setiap proses transaksi bisnis.

h. Memenuhi perjanjian atau kontrak bisnis dengan komitmen yang kuat.

 

Simpulan

Tak ada satupun sisi kehidupan manusia yang tidak diatur dalam Islam, termasuk dalam dunia

bisnis. Sayangnya banyak perusahaan yang belum menerapkan etika dalam bisnisnya, sehingga yang terjadi adalah persaingan yang tidak imbang antara pemodal kuat dengan pemodal lemah, ada banyak ketidakadilan, munculnya moral hazard, penyuapan dan lain-lain. Oleh karena itu perlu pengintegrasian etika ke dalam dunia bisnis. Apalagi banyak penelitian yang

menunjukkan adanya hubungan yang positif antara etika bisnis dengan kinerja perusahaan.

Dengan demikian, penting bagi dunia bisnis khususnya yang mengakui Muhammad saw

sebagai Nabinya, untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam bisnisnya. (*)

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top