Opini

Ekonomi Hijau: Bisnis Masa Depan yang Ramah Lingkungan

Oleh : Hana Nursalimah

 

Di tengah masalah iklim dunia yang semakin mendesak, dengan suhu planet yang terus meningkat dan polusi yang bertambah parah, satu ide penting telah muncul dan mulai diakui secara luas: ekonomi hijau. Konsep ini tidak hanya merupakan jawaban terhadap perubahan iklim, tetapi juga menjadi arah baru dalam dunia bisnis, terutama untuk generasi muda yang ingin meraih keuntungan sambil menjaga lingkungan.

Apa Itu Ekonomi Hijau? Ekonomi hijau adalah sebuah model ekonomi yang mengedepankan pertumbuhan yang berkelanjutan baik dari segi lingkungan maupun sosial. Dalam sistem ekonomi ini, pembangunan dilakukan tanpa merugikan alam, sekaligus menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat dan menjaga efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya.

Menurut UNEP (Program Lingkungan Hidup PBB), ekonomi hijau memiliki ciri dengan “emisi karbon yang rendah, penggunaan sumber daya yang efisien, dan keberagaman sosial. ” Ini berarti bahwa aktivitas ekonomi dalam kerangka ini dirancang untuk:

Mengurangi efek negatif terhadap alam (seperti pencemaran dan penggundulan hutan),

Menghemat penggunaan energi dan bahan baku,

Serta menciptakan kesejahteraan sosial dan ekonomi yang merata.

Mengapa Ekonomi Hijau Penting?

1. Menangani Krisis Iklim

Dunia saat ini tengah berhadapan dengan perubahan iklim yang berbahaya, seperti kekeringan, banjir, kebakaran hutan, dan kenaikan permukaan air laut. Jika ekonomi dilanjutkan seperti biasa, konsekuensi yang ditimbulkan bisa merusak sektor pertanian, kesehatan, dan kehidupan manusia.

2. Mengurangi Ketergantungan pada Energi Fosil

Sumber energi fosil seperti batubara dan minyak bumi merupakan penyebab utama emisi karbon. Ekonomi hijau mendorong penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan hidro yang lebih bersih serta berkelanjutan.

3. Menciptakan Kesempatan Bisnis dan Lapangan Kerja Baru

Laporan ILO (Organisasi Buruh Internasional) menunjukkan bahwa peralihan ke ekonomi hijau dapat menghasilkan 24 juta pekerjaan baru secara global pada tahun 2030. Ini termasuk sektor energi bersih, daur ulang, pertanian organik, dan teknologi ramah lingkungan.

4. Menjawab Kebutuhan Konsumen Modern

Saat ini, para konsumen, khususnya dari kalangan Gen Z dan milenial, semakin peka terhadap isu-isu lingkungan. Mereka cenderung memilih produk yang berkelanjutan, bebas dari plastik, tanpa kekejaman terhadap hewan, dan memiliki dampak sosial yang positif. Hal ini menciptakan pasar baru bagi produk yang ramah lingkungan.

Contoh Bisnis Ekonomi Hijau yang Tumbuh Pesat

Startup Energi Terbarukan seperti perusahaan yang memproduksi panel surya, pembangkit listrik mikrohidro, atau penyedia charger tenaga surya untuk rumah tangga.

Fashion Berkelanjutan : merek lokal yang memanfaatkan bahan daur ulang, pewarna alami, dan melakukan upcycle pada pakaian lama.

Pertanian Organik dan Urban Farming : tren berkebun di kota besar tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida.

Daur Ulang dan Pengelolaan Sampah Digital : startup yang menghubungkan rumah tangga dengan bank sampah melalui aplikasi.

Produk Ramah Lingkungan : seperti sabun organik, sedotan stainless, tas belanja kain, dan botol minum yang dapat digunakan kembali.

Anak Muda dan Greenpreneur: Masa Depan Cerah

Banyak generasi muda sekarang yang berminat menjadi greenpreneur—pengusaha yang fokus pada keberlanjutan lingkungan. Mereka menyadari bahwa mencapai kekayaan tidak harus melibatkan kerusakan alam.

Contohnya di Indonesia, terdapat merek lokal seperti:

Sage and Co – yang membuat sabun organik dan produk perawatan kulit alami.

Evoware – yang memproduksi kemasan makanan dari rumput laut yang bisa dimakan.

Mycotech – startup yang mengembangkan bahan bangunan dari jamur sebagai pengganti kayu.

Bisnis-bisnis ini tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga memiliki peluang besar di pasar global.

Pemerintah Indonesia kini semakin serius dalam mendorong adopsi ekonomi yang ramah lingkungan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, fokus utama mencakup transisi menuju pembangunan yang rendah emisi karbon.

 

Di samping itu, pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif, seperti:

Pendanaan Hijau – dukungan finansial untuk proyek yang mempertimbangkan faktor lingkungan,

Insentif pajak bagi sektor industri yang menerapkan praktik hijau, dan

Peningkatan proporsi penggunaan energi terbarukan hingga mencapai 23% pada tahun 2025.

Di tingkat internasional, tren ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) terus berkembang dengan pesat. Investor global semakin berminat untuk mendukung perusahaan yang memperhatikan dampak sosial dan lingkungan mereka, bukan hanya fokus pada keuntungan finansial.

Ekonomi hijau telah bertransformasi menjadi kebutuhan yang mendesak, bukan hanya sekadar pilihan. Bumi tak bisa menunggu lebih lama lagi. Generasi muda, sebagai penerus masa depan, memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan melalui praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Mulai dari langkah-langkah kecil seperti beralih dari kemasan plastik ke kertas, melakukan daur ulang limbah, hingga menciptakan merek yang ramah lingkungan semua itu merupakan langkah awal menuju ekonomi hijau. Keuntungan tetap dapat diraih, tetapi tidak dengan mengorbankan lingkungan.

Karena planet ini bukanlah warisan, melainkan amanah untuk generasi mendatang.(*)

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top