Dituduh Menculik, Nenek Pemulung Ditampar dan Nyaris Dihakimi Massa

Bandar Lampung, www.lampungmediaonline.com  – Seorang nenek bernama Irawati, duduk termenung di salah satu ruangan Polsek Tanjungkarang Timur. Mukanya terlihat lelah. Ia pun tak mengira, kalau dirinya bakal berada di Mapolsek, dan sempat dituding oleh warga sebagai penculik anak. .
.
dilangsir dari halaman @fata.indo Dalam video yang viral, Nenek Irawati hanya terdiam membisu ketika para warga mengerubunginya sambil menggeledah barang bawaannya. Padahal, ia hanya seorang pemulung. “Saya ini cuma pemulung, mana berani saya culik anak,” kata Irawati, Kamis (13/2). .
.
Saat penggeledahan, Nenek Irawati mendapat perlakuan yang tak menyenangkan. Ia bahkan ditampar oleh seorang ibu berkerudung yang menuduhnya menculik anak. .
.
Para warga yang mengerebunginya bahkan seolah percaya bahwa Irawati merupakan penculik anak. Padahal setelah digeledah Irawati hanya membawa barang-barang hasil memulung. .
.
Ia memaparkan kalau dirinya berasal dari Puncak Sekuing, Palembang, dan sudah 6 bulan tinggal di Lampung. Dirinya merantau di Lampung untuk mencari penghidupan, dan menjadi pemulung. Beberapa barang seperti pisau, botol minum, bahkan panci pun ia dapat dari membeli, bukan hasil mencuri. .
.
“Ke sini saya tinggalnya pindah-pindah terakhir di Teluk, itu juga sudah 7 hari ada kenalan dia baik. Makanya saya ada pisau, ada panci biasa untuk motong ikan, motong sayur, masak,” katanya. .
.
Ia pun tampak kecewa mengapa bisa dituduh sebagai penculik anak. Ia menceritakan saat itu sedang duduk di dekat rumah Gita, orang yang menuduhnya. Saat itu dirinya dalam kondisi kecapean, dan beristirahat. .
.
“Saya bawa karung isinya banyak, makanya duduk dulu. Tiba-tiba ada yang nyamperin saya maksa buka isi karung, dan nuduh penculik. Dia juga agak teriak, karena saya enggak mau ramai, saya tingggalin,” katanya. Sesampainya di depan toko Megawarna, lalu dia kembali istirahat karena kelelahan. .
.
Namun, ia ternyata memang diikuti oleh wanita yang menuduhnya menculik anak, dan memaksa membuka karung. “Padahal saya cuma istirahat doang,” katanya. .
.
Dalam waktu dekat, ia pun berencana akan pulang ke Palembang. Ia sendiri sudah lama berpisah dengan suami, yakni pada 1989, dan tidak memiliki anak.(*)

Print Berita