Bandarlampung, www.lampungmediaonline.com – Gubernur Arinal dinilai salah memilih kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kadis Komifotik) Provinsi Lampung saat ini. Pasalnya, Achmad Saefullah yang digadang akan membenahi dinas yang mengurusi kemitraan dengan media ini, justru memperburuk situasi.
Tidak sedikit pengusaha media yang mengeluhkan kebijakan yang dibuat Achmad Saefullah semenjak menjabat sebagi kadis.
Salah satunya dikatakan pimpinan perusahaan SKH Kandidat, yang mengatakan mekipun medianya lolos Verifikasi namun tidak mendapatkan anggaran.
” Jadi apa gunanya sudah dilakukan pendaftara, Verifikasi berkas dll, kalo pada akhirnya saat kita sudah lolos kita tidak dikasi anggaran. Ini kesannyakan mempermainkan kita. Kalo bicara E-Katalog media kami sudah sejak 2022 menggunakannya, karena memang didaerah sudah lebih dulu menerapkan, tapi nyatanyakan juga belum berlaku di provinsi,” terang Putri. Rabu 3 April 2024.
Wartawan dengan Kompetensi Utama ini, juga menduga ada ketidak adilan dan ketidak transparanan yang dilakukan oleh pejabat diskominfo Lampung terkait anggaran media.
” Jadi, koran kami ini kan terbit terus , masuk dalam kategori media harian, sudah lolos Verifikasi masih tidak dikasi langganan sama mereka. Padalah kita sudah kirim koran sejak Januari, dan baru di jaman mereka ini, ada langganan yang mulainnya tidak januari atau kerjasama tidak satu tahun penuh. Dan yang lebih parah ada media yang terbitnya tidak jelas tapi mereka dapat langgangan, tentunya hal ini tidak adil bagi kami yang terbit harian,” katanya.
Pihaknya juga mengatakan, pemangkasan media yang dilakukan kominfo ternyata justru tidak ada dampak positif, terhadap nilai kerjasama yang diterima.
” Medianya sudah berkurang sangat banyak, tapi anggaran media bukan makin banyak malah makin sedikit dibanding yang sebelumnya, ini kan aneh. Apa ada monopoli anggaran pada media tertentu. Dan satu lagi, kita bermitra ini saling menguntungkan dan apa perhitungan usahanya, kalo cuma mau menguntungkan pemprov dengan minta berita bagus terus, tapi tidak diimbangi dengan nilai kerjsama yang memadai, ya ngapain kita kerjsama,” paparnya.(*)