Pringsewu.www.lampungmediaonline.com
– Pringsewu sebagai Kabupaten Literasi dideklarasikan. Acara deklarasi digelar di lapangan pemkab setempat, Senin (28/10/19) sesaat sebelum upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91.
Acara deklarasi sekaligus launching ditandai dengan pembacaan naskah deklarasi oleh Wakil Bupati Pringsewu DR.H.Fauzi, S.E., M.Kom., Akt., C.A., C.M.A. dan pengukuhan Ny.Hj.Nurrohmah Sujadi sebagai Bunda Literasi Kabupaten Pringsewu oleh Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung Ir.Ferynia, serta penyerahan bantuan buku kepada sejumlah perpustakaan.
Turut menghadiri kegiatan tersebut, Ketua DPRD Pringsewu Suherman dan para wakil ketua dan anggota DPRD Pringsewu, Wakil Ketua TP-PKK Pringsewu Ny.Hj.Rita Irviani Fauzi, para asisten dan staf ahli beserta kepala OPD dan muspida, serta anggota APDESI Kabupaten Pringsewu, Kwarcab Pramuka, serta diikuti para mahasiswa dan pelajar serta anggota organisasi kepemudaan di Kabupaten Pringsewu.
Sementara itu, untuk upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91, bertindak sebagai pembina upacara yakni Wakil Bupati Pringsewu, perwira upacara Sigit Budiarto (Kabid Pariwisata), komandan upacara Akbar Sandi Putra (PPI), pembaca UUD 1945 Juliansyah (mahasiswa STIT Pringsewu) dan pembaca naskah keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928 Hasbullah (KNPI). Turut dibagikan secara simbolis SK kenaikan pangkat otomatis bagi sejumlah ASN.
Wakil Bupati Pringsewu DR.H.Fauzi, S.E., M.Kom., Akt., C.A., C.M.A. membacakan amanat tertulis Menteri Pemuda dan Olahraga RI, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada tokoh pemuda Tahun 1928 yang telah mendeklarasikan Sumpah Pemuda sehingga menjadi pelopor Pemuda untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia sekaligus menjaga keutuhan NKRI. “Hari Sumpah Pemuda ke-91 kali ini mengambil tema ‘Bersatu Kita Maju’, dimana tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang teiah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda, bahwa hanya dengan persatuan kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa,” katanya.
Dikatakan, pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing, namun pada sisi yang lain perkembangan ini mempunyai dampak negatif, informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari parnografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dari terorisme juga masuk dengan mudahnya apabila pemuda tidak dapat membendung dengan filter ilmu pengetahuan dan karakter positif dalam berbangsa dan bernegara. “Pemuda yang memiliki karakter yang tangguh adalah pemuda yang memiliki karakter moral dan karakter kinerja, pemuda yang beriman dan bertaqwa, berintegritas tinggi, jujur, santun, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan tuntas. Pemuda juga harus memiliki kapasitas intelektual dan skill kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang mumpuni, serta pemuda harus memiliki inovasi agar mampu berperan aktif dalam kancah internasional,” ujarnya.
Menurutnya, tema ‘Bersatu Kita Maju’ sesungguhnya diperuntukan untuk seluruh elemen bangsa, tetapi bagi pemuda menjadi keharusan karena di tangan pemuda lah Indonesia bisa lebih maju. Pemuda untuk Indonesia maju adalah pemuda yang memiliki karakter, kapasitas, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif serta mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan dunia. “Gerakan revolusi mental menemukan relevansinya, dengan pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh dan kokoh ikut serta dalam percaturan pemuda di dunia, kita tidak lagi harus bertahan dan menghadapi dampak negative dari modernisasi dan globalisasi, tapi kita harus mampu memberikan warna untuk mengubah dunia dengan tekad dan semangat dan tentunya didukung oleh Ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan tidak akan pernah tercapai dalam arti yang sesungguhnya kalau masa depan itu hanya dipandang sekedar sebagai proses lanjut dari masa kini yang akan tiba dengan sendirinya. Tapi bagaimana generasi muda merespon kemajuan itu dengan kearifan menghargai keluhuran perjuangan dari generasi sebelumnya tanpa terjebak dalam kejayaan dan romantisme masa lalu, serta kenyataan-kenyataan masa kini sehingga membuat mereka tidak lagi sanggup keluar untuk menatap masa depan. Wahai pemuda Indonesia, dunia menunggumu, berjuanglah, lahirkanlah ide-ide, tekad, dan cita-cita, pengorbanan dan perjuanganmu tidak akan pernah sia-sia dalam mengubah dunia,” tutupnya.
Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung Ir.Ferynia, dalam sambutannya mengatakan pendeklarasian Pringsewu sebagai Kabupaten Literasi yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda merupakan momentum yang strategis dalam mewujudkan perjuangan para pemuda, yakni mendukung minat masyarakat dalam memperluas wawasan dan pengetahuan dengan membaca. Sedangkan dengan telah dikukuhkannya Bunda Literasi Kabupaten Pringsewu, peningkatan budaya membaca di tengah masyarakat akan lebih cepat. “Kebiasaan gemar membaca hendaknya dilakukan sejak dini, dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena tidak ada satupun negara yang maju sepanjang sejarah dan tidak ada peradaban yang terhebat sekalipun, kecuali karena masyarakatnya gemar membaca,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat yang menyediakan berbagai informasi, tentunya harus dikelola oleh SDM yang berkualitas sesuai perkembangan zaman dan teknologi, khususnya dalam menghadapi bonus demografi, dimana pemuda Indonesia berpeluang menguasai ASEAN. “Sejalan dengan harapan tersebut, memasyarakatkan perpustakaan perlu dilakukan secara terus-menerus agar masyarakat lebih memahami manfaat dari perpustakaan. Dan, Pemkab Pringsewu berkewajiban menjamin hak masyarakatnya untuk memperoleh informasi dan pengetahuan melalui layanan perpustakaan,” katanya. (*/ mega)