Opini

DAUR ULANG SEBAGAI KUNCI KEBERLANJUTAN

sumber: bibitunggul.co.id

Indonesia menghasilkan jutaan ton sampah limbah kehutanan setiap tahun, terutama dari sisa tebangan kayu, ranting, daun, dan serbuk gergaji yang sering terbuang percuma. Limbah ini umumnya dibiarkan membusuk atau dibakar secara terbuka, yang justru menimbulkan polusi udara dan emisi karbon.

Padahal, jika dikelola dengan baik, limbah kehutanan dapat diolah menjadi biomassa energi, briket arang, atau bahan baku industri kayu lapis, sehingga mengurangi tekanan pada hutan alam sekaligus menciptakan nilai ekonomi baru. Sayangnya, minimnya teknologi pengolahan dan kurangnya insentif bagi pengusaha membuat potensi besar ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan penerapan prinsip ekonomi sirkular dan teknologi hijau, limbah kehutanan bisa menjadi solusi berkelanjutan untuk mengurangi deforestasi sekaligus mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia.

Salah satu contoh limbah kehutanan yang dapat didaur ulang adalah kulit kopi yang dapat dijadikan biofuel. Biofuel adalah bahan bakar yang dihasilkan dari bahan organik atau biomassa, seperti tanaman, limbah pertanian, alga, atau limbah organik lainnya, melalui proses konversi biologis, kimia, atau termal. Biofuel termasuk dalam kategori energi terbarukan karena sumbernya dapat diperbarui dan lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil. Namun belum banyak masyarakat yang tahu tentang pengelolaan limbah kulit kopi menjadi biofuel.

Sebagai mahasiswa kehutanan, saya percaya bahwa daur ulang limbah kulit kopi menjadi biofuel adalah solusi inovatif yang menggabungkan prinsip keberlanjutan lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya terbarukan. Limbah kulit kopi, yang selama ini sering dibuang atau hanya dijadikan kompos, ternyata mengandung senyawa organik seperti lignin dan selulosa yang dapat diolah menjadi bioetanol atau pelet biomassa melalui proses pirolisis dan fermentasi.

Dengan mengonversinya menjadi energi terbarukan, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif dari pembakaran limbah kopi seperti emisi gas metana tetapi juga menciptakan nilai ekonomi tambahan bagi petani. Selain itu, pemanfaatan limbah ini sejalan dengan konsep ekonomi sirkular dan mengurangi tekanan pada hutan sebagai sumber bahan bakar tradisional. Namun, diperlukan dukungan kebijakan, riset lebih lanjut, serta sosialisasi kepada masyarakat untuk mengoptimalkan potensi ini. Jika dikelola dengan baik, inisiatif ini dapat menjadi contoh nyata bagaimana sektor kehutanan dan agro-industri berkolaborasi menciptakan solusi energi yang berkelanjutan.

Penulis:
Nazwa Adelia Putri, Bainah Sari Dewi
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top