Oleh: Sri Yanti (201810010311038)
OPINION
Al-Qur’an menyebutkan tujuan berpuasa adalah takwa Disebutkan dalam Qs Al-Baqarah/2: 183, yang Atinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
Takwa secara literal terambil dari kata waqa yang berarti”Menjaga”. Sementara, secara istilah taqwa yang di jadikan core of the core puasa di pahami secara beragam oleh pakar tafsir. Al-Mawardi dalam tafsir an-Nukat wa al-Uyun menyebutkan bahwa bertakwa di sana adalah menjaga diri dari segla yang membatalkan puasa semisal makan, minum. Ibnu al-jauzi dalam tafsir Zad al-Masir memahami ayat tersebut bahwa puasa dapat menjadi media yang dapat mengantarkan seorang yang berpuasa (sha’im) meraih ketakwaan dengan cara mencegah nafsu dari segala hal yang dapat membangkitkan nafsu melakukan keburukan.
Pandangan dua musafir tersebut memberikan gambaran bahwa puasa dapat memberikan dampak positif bagi seseorang terhadap dua sisi, yaitu sisi lahir dan sisi batin. Pengaruh secara lahir hanya sebatas mencegah diri dari sesuatu yang membatalkan puasa. Anak kecil pun bisa melakukan tahapan ini. Namu, tahapan kedua yang mana takwa dijadikan tameng untuk menjinakkan nafsu sehingga tidak mendorong melakukan hal-hal yang negatif merupakan tahapan yang tidak semua orang raih, sekalipun mencegah diri.