Geliat Lampura

Bulog Simpan Raskin Tak Layak Konsumsi

Lampung Utara, Lampungmediaonline.com – Gudang penyimpanan beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) Lampung Utara (Lampura) banyak ditemukan beras raskin yang dinilai tidak layak konsumsi. Hal itu terungkap saat Komisi II DPRD setempat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di gudang tersebut pada Selasa pagi (28/6). Ketua Komisi II DPRD Lampura Herwan Mega mengatakan, sidak ini dilakukan karena pihaknya mendengar pemberitaan di berbagai media massa tentang buruknya kualitas beras raskin yang beredar khususnya pada saat dilakukan bazar murah sembako di kecamatan Abung Barat Senin (27/6) yang baru lalu.”Kami selaku perwakilan rakyat dan juga mitra Bulog harus menelusuri kebenaran info itu. Karenanya kami mengecek ke gudang itu,” ujar Herwan pada Lampung Media Rabu (29/6).
Sesampainya di gudang Bulog, lanjut Herwan, ternyata benar didapati ada berbagai jenis beras yang bisa digolongkan menjadi dua jenis yakni beras kualitas baik dan buruk.” Kita temukan ada dua jenis beras, ada yang bagus dan ada juga yang sudah tidak layak konsumsi. Dan itu semua dalam karung ukuran 15 kilo yang sudah terbuka,” terang Politisi Demokrat ini.
Ditanya apakah ada indikasi pengoplosan beras. Herwan menyatakan indikasi itu bisa saja terjadi karena di lapangan didapati kedua jenis beras tersebut berdekatan dengan kondisi karung terbuka belum dijahit dan isinya ada yang bagus dan tidak (campuran). ” Ada karung isi beras bagus ada yang isinya buruk, terus ada tumpukan juga yang berisi terkesan campuran,” kata Herwan.
Untuk itu, sambung Herwan, DPRD akan segera memanggil pihak-pihak terkait untuk membahas permasalahan ini agar masyarakat tidak dirugikan. ” Kalo terbukti terjadi pengoplosan maka akan ditindaklanjuti sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,” pungkas Herwan.
Sementara itu, Kepala Gudang Bulog setempat, Iwan, membantah bahwa pihaknya telah melakukan pengoplosan beras. Khusus kasus kemarin itu beras bukan berasal dari gudang Bulog melainkan dari pihak luar.” Kami tidak berani melakukan pengoplosan. Kami hanya melakukan aktivitas pengepakan ke karung ukuran kecil (rabacking) karena pendistribusian raskin berukuran 15 kilo bukan 50 kilo,” terang Iwan.
Beras yang ada di gudang ini, kata Iwan, terdiri dari 40 persen beras impor dan 60 persen beras lokal. Dengan daya tampung beras 5000 ton yang perputarannya mencapai dua hingga tiga bulan. ” Kebutuhan raskin di Lampura mencapai 840 ton lebih belum ditambahkan untuk Way Kanan dan sebagainya,” ujar Iwan.
Terpisah, Kepala Sub Bulog Lampura, Guntur membantah bahwa beras yang ada di gudang Bulog tersebut tidak layak konsumsi. ” Itu masih layak konsumsi, cuma saja warnanya yang tidak sama dengan beras premium,” kulitnya
Prihal kejadian kemarin (bazar murah), kata dia , beras itu bukan berasal dari gudang Bulog melainkan langsung dari pabrik penggilingan.” Kemarin langsung kita tarik dan ganti dengan kualitas premium,” katanya di ruang kerjanya usai menerima kunjungan dari Komisi II (28/6).
Diakuinya, Bulog sendiri mengalami kendala salah satunya satu sisi herus menyerap beras dengan harga pokok pemerintah (hpp) Rp.7.300/kg. Dan harus memprioritaskan penyerapan beras lokal.” Satu sisi kita harus menjaga kualitas tetapi dengan harga yang minim(Rp.7.300/kg) dan menyerap beras lokal dengan kualitas sarana dan prasarana penggilingan yang masih sederhana sehingga beras yang dihasilkan tidak begitu baik,” paparnya. (Arf)

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top