Buktikan Kerja Nyata, Mighrul Lappung Bersatu Launching Buku *Kamus Percakapan Bahasa Lampung** Bersama Prodi Bahasa Lampung Universitas Lampung dalam Acara Halal Bi Halal dan Wastra Budaya Lampung

Bandar Lampung, www.lampungmediaonline.com – Komitmen nyata terhadap pelestarian budaya kembali ditunjukkan oleh *Mighrul Lappung Bersatu* melalui peluncuran buku berjudul **Kamus Percakapan Bahasa Lampung*, hasil kolaborasi dengan **Program Studi Bahasa Lampung, Universitas Lampung. Peluncuran ini menjadi bagian dari rangkaian acara **Halal Bi Halal dan Wastra Budaya Lampung* yang berlangsung meriah di Ballroom Holiday Inn, Bandar Lampung, Jumat (25/04).

Ketua Umum Mighrul Lappung Bersatu, *Ir. Dwita Ria Gunadi, M.I.Kom, secara langsung memberikan **sertifikat apresiasi* kepada *Prof. Dr. Farida Ariyadi, M.Pd., selaku **Ketua Tim Penulis* buku tersebut. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis dan aplikatif bagi masyarakat dalam mempelajari serta menggunakan Bahasa Lampung dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai simbol dukungan terhadap pelestarian budaya lokal, buku ini juga secara simbolis diserahkan kepada *Ketua TP PKK Provinsi Lampung, Hj. Purnama Wulan Sari Mirza, yang menyandang gelar adat **Suntan Sejati Raja*. Kehadiran beliau menjadi penegas bahwa pelestarian budaya dan bahasa daerah adalah tanggung jawab bersama.

Menutup rangkaian acara, Mighrul Lappung Bersatu memberikan *plakat terima kasih* kepada sejumlah organisasi yang telah hadir dan mendukung kemeriahan acara *Halal Bi Halal dan Wastra Budaya Lampung*, yaitu:

1. BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita)
2. IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)
3. PPLIPI (Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia)
4. PWM (Persatuan Wanita Mandiri)
5. FKIIBS (Forum Komunikasi Ibu-Ibu Sumatera Bagian Selatan)
6. KICI (Komunitas Ibu Cerdas Indonesia)
7. IKAD DPRD (Ikatan Keluarga Anggota Dewan)
8. Mighrul Lappung Bersatu Kota Bandarlampung

Dengan peluncuran Kamus Percakapan Bahasa Lampung ini, Mighrul Lappung Bersatu membuktikan bahwa pelestarian budaya bukan sekadar wacana, tetapi perlu diwujudkan melalui aksi nyata dan kolaborasi lintas sektor. Gerakan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan menjaga warisan budaya Lampung.(*)

Print Berita