Metro, www.lampungmediaonline.com – Pengurus Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Kota Metro masa bahkti 2018-2023 secara resmi dikukuhkan oleh Ketua Pengurus APSI Provinsi Lampung Budi Raharjo, di gedung serba guna SMKN 1 Metro, Kamis (9/2/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Budi Raharjo menyatakan bahwa APSI adalah organisasi profesi. Dimana anggotanya semua pengawas sekolah, baik umum maupun di bawah nangungan Kementrian Agama (Kemenag).
“APSI ini menjadi wadah semua para pengawas sekolah baik kabupaten/kota, provinsi hingga pusat di Jakarta. Oleh karna itu, koordinasi dan konsulidasi pengurus APSI Kabupaten/kota menjadi wewenang dari provinsi, dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pengawas sekolah,”ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Budi APSI memiliki peran penting sebagai mitra kepala sekolah, guru, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baik didaerah di tingkat Provinsi Lampung.
“Kami ingin menjadikan pengawas sekolah profesional dan martabat. Kebetulan usai Muskot II APSI Kota Metro, langsung diadakan seminar dengan mengankat tema Isu Strategis Penguatan Pengawas Sekolah/Madrasah yang lebih bermutu dan profesional dengan mengahadirkan narasumber Drs. Sukisno, M.Pd pengawas tingkat Nasionall,”terangnya.
Sementara itu, ketua terpilih APSI Kota Metro Marsidi mengaku mempunyai beban yang cukup berat untuk mendukung program visi Kota Metro sebagai kota pendidikan. Bahkan berada di tengah-tengah pendidikan dan tentunya harus banyak-banyak terkiat.
“Jadi APSI menjadi unjung tombak dari dinas pendidikan, untuk mendukung program program pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tentu semuanya harus bersinergi dari semua pihak, bekerjasama gandengan tangan rapatkan barisan kawan-kawan APSI Kota Metro,”tuturnya.
Mantan Kepala SMPN 10 Metro ini mengklim bahwa hasil survei di lapangan penerapan manajemen sekolah sudah bagus. Menurut dia, tidak menutup mata ada beberapa bagian yang kurang, dan diharapkan segera di lengkapi seperti sarana dan prasarana pendukung.
“Diantara nyawa pendidikan itu, ya ada di 8 standar nasional pendidikan isi kurikulum, proses, kompentensi lulusan, tenaga pendidik, sarpras, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Insaallah kalau itu terpenuhi hasilnya akan baik,”bebernya.
Marsidi mencontohkan pendidikan itu tidak seperti bangun jalan, dan tidak seperti bangun rumah. Hati ini buat, besok-lusa jadi. “Kalau pendidikan itu memang prosesnya sangat panjang, tahap demi tahap harus kita ikuti perkembangan, sehingga pada akhirnya nanti lulusanya memang kualitasnya bagus,”pungkasnya. (san/rud)