Opini

Andai Semua Kampus Seperti IPB

Oleh: Masdar Helmi, Lc.

 

Hari ini (Kamis, 18/8/2022) saya mendapatkan amanah dari Konsultan Manajemen Kahf International Boarding School (KIBS) untuk berkunjung ke Institute Pertanian Bogor (IPB) di Dramaga, Bogor.

 

Ada yang menarik di IPB. Bukan sekedar kampusnya yang terluas se-Indonesia. Tapi gerbangnya yang megah, hijaunya yang asri, mahasiswa/i, pegawai hingga pejabat-pejabatnya yang ramah. Itulah yang sangat berkesan bagi saya.

 

Bagaimana tidak? Setiba saya di kampus ini, saya disambut oleh security berseragam. Gagah dan rapih. Tapi ramah.

 

Security menyambut saya dengan senyuman. Saya sampaikan maksud dan tujuan saya. Lalu diantar ke ruang Pak Thomas.

 

Saya sempat “feeling.” Dengan penampilan saya berbaju kokoh, bagaimana kira-kira respon Pak Thomas ya?. Enggak taunya Pak Thomas itu singkatan dari Pak Taufik Masji. (Taumas bukan Thomas).

 

Ajib. Akronim yang tak saya sangka sebelumnya. Hehe

 

Padahal dulu saya sempat kenal juga dengan Pak Thomas. Lengkapnya Thomas Ardian Siregar. Beliau Protokoler dan Konsuler Kedutaan Besar Republik Indoenesia (KBRI) di Kairo. Baik juga. Beliau senang membantu mahasiswa. Tapi, Pak Thomas FEM IPB ini saya belum kenal.

 

Kendati demikian, saya yakin beliau orang baik. Karena setelah usai semua keperluan saya, saya acungi jempol semua civitas IPB. Semuanya baik-baik dan ramah-ramah.

 

O, yah. Kebetulan Pak Thomas alias Taufik Masji lagi ada tugas di luar kantor. Saya disambut oleh staf beliau. Ramah sekali. Kang Mumuh namanya. Kalau stafnya ramah, pasti atasannya juga ramah. InsyaaAllah.

 

Buktinya, beberapa keperluan yang saya sampaikan langsung dipenuhi dengan sigap.

 

Setelah itu saya dipertemukan dengan Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajamen (FEM) IPB, Prof. Dr. Ir. R. Nunung Nuryartono M.Si.

 

Usai hajat saya, Prof. Nunung mengarahkan saya ke Departemen Ilmu Enonomi Syariah.

 

*Singgah di Kantin Fakultas*

 

Menjelang zuhur, perut mulai merintih. “Tahanlah sebentar!” lirihku.

 

Saya ajak Kang Mumuh, stafnya Pak Thomas, ke kantin fakultas. Tapi, dia sungkan. Mungkin dia mengira saya orang yang punya kedudukan. Sehingga, dia tampaknya enggak-enakan mau makan _bareng._ Padahal saya cuma orang biasa yang kebetulan ada keperluan dengan Pak Dekan. Entahlah. Yang pasti dia juga sibuk.

 

Tiba di kantin. Saya pesan makanan. Kantinnya bersih. Hegienis. Penjaganya masih muda-muda. Sopan.

 

Saya duduk di kursi kosong yang agak jauh dengan kursi mahasiswa lainnya. Tidak lama kemudian, ada dua orang mahasiswi yang duduk di samping saya. Antara kami dipisahkan satu kursi.

 

Sebelum makan, tidak lupa mereka menyapa “Mangga, Pak, makan!.”

 

“O iya, mari!” Jawabku.

 

Batinku, mereka sopan-sopan dan ramah-ramah semua ya. Padahal enggak kenal pun. Hehe…

 

Saya agak terhibur. Kenapa?

 

Pasalnya saya juga mengajar di salah satu kampus negeri di kampung halamanku. Sering kali saya makan di kantin kampus di sana. Tapi, jarang saya menemukan seramah budaya di sini. Iya. Jujur.

 

Tak lama berselang, Pak Dekan lewat. Beliau tidak lupa menyapa. “Bagaimana Pak Ustadz, sudah semua ya?” tanya beliau sembari senyum tiga sentinya. “Alhamdulillah, sudah, Prof” jawabku penuh hormat. Ramah sekali orang-orang di sini, batinku.

 

*Di Mushalla Fakultas*

 

Sekitar pukul 09.30 pagi, ketika saya melintas saya melihat banyak mahasiswa yang sedang shalat dhuha. Ya Allah, fikirku, mereka ini belajar di kampus non agama, tapi sangat religius.

 

Hatiku terenyuh. Mereka shalat sunnah tanpa dipaksa.

 

Wajarlah bila Allah memberi mereka kesempatan untuk kuliah di kampus terbaik nomor dua versi Webometrics, Spanyol ini.

 

Saya teringat, bahwa Allah pasti akan memberikan kebaikan kepada hamba-Nya yang takwa (QS. Ath-Thalaq:3).

 

Di tambah lagi, usai saya berwudhu, ternyata mahasiswa yang sudah duluan berwudhu, berdiri menunggu. Mereka tak ingin menjadi imam shalat.

 

Saat kukatakan, “Ayo shalat!” “Mangga, Pak!” ujar mereka dengan senyum sembari mengarahkan jempol ke depan.

 

Saya katakan, bahwa saya tamu. Mereka tetap menjawab dengan senyum merekah “He em, Mangga, Pak!”

 

Barang kali, dengan bermodal masuk kampus pakai baju kokoh ditambah jenggot tipis ini, mereka mengira bahwa saya Ustadz.

 

Di sini saya menangkap, mereka berhusnuzzhan. Sesuai tampilan lahiriah, saya seakan mereka berkata, kita dudukkan seseorang sesuai kapasitas masing-masing. Baiklah. Semoga Allah perbanyak pemuda bijaksana seperti mereka.

 

Usailah sudah shalat zhuhur. Saya pun membalikkan badan ke arah mereka. Iya. Sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam. Beliau menghadapkan wajahnya ke makmum usai shalat (HR. Bukhari). Saya ikuti.

 

Saya sempat tatap wajah mereka. Teduh. Khusyuk. Sembari berdzikir, wajah mereka menyiratkan aura ketaatan dan ketawadhuan (QS. Al-Fath: 29).

 

Entah siapa nama-nama mahasiswa ini. Saya doakan, semoga kelak merekalah yang akan menjadi pemimpin-pemimpin yang shalih untuk negeri ini.

 

 

*Ruang Departemen Ilmu Ekonomi Syariah*

 

Kalau tampilan anda orang besar dan terkenal sudah pasti anda akan disambut dengan penuh hormat.

 

Begitu pun jika anda orang terkenal.

 

Akan tetapi, coba anda bayangkan ketika anda adalah orang biasa. Dengan penampilan sederhana. Ala kadarnya.

 

Sering kali terjadi security menyambut dengan pertanyaan-pertanyaan introgatif. Plus intonasi yang makin lama makin meninggi.

 

Tidak jarang juga, resepsionis menerima tamu dengan pernyataan-pernyataan ketus.

 

Iya, kan?

 

Tapi, itu tidak terjadi di sini. Khususnya ruang Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB.

 

Resepsionisnya menyambut dengan begitu sopan. Sesuai dengan tujuan saya, resepsionis memperkenalkan saya dengan Kepala Tata Usaha (Ka TU), Bu Maya Safitri, MM.

 

Kemudian, di tengah kesibukannya Bu Maya juga berkenan mempertemukan saya dengan Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Dr. Asep Nurhalim, M.Pd.

 

Untuk itulah, setelah perkenalan singkat dan Pak Ketua mengajak saya ke ruangan rapat, tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada resepsionis tersebut.

 

Saya ingat pesan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam:

 

La yasykurullah man lam yasykurinnas.

 

“Tidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterimakasih kepada manusia” (HR. Ahmad, Abu Daud dll).

 

Di samping itu, “Jangan seperti kacang yang lupa akan kulitnya” pesan ibuku dulu. Ingatlah selalu kebaikan orang. Sekecil apa pun itu.

 

Kalau hal kecil tak mampu kita syukuri, sangat mungkin yang besar juga demikian. Begitu kata Nabi dalam hadits hasan lighairihi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya.

 

*Di Ruang Rapat*

 

Kali ini, saya kembali terkagum. Bagaimana tidak? Beliau sudah ditunggu di ruang rapat sejak pukul 13.00.

 

Bukan hanya karena itu? Tapi, juga karena beliau dalam keadaan puasa sunnah. Hati kecil saya kembali berdecak.

 

Yang tadinya saya membatinkan pertanyaan, siapa gerangan yang mengajari mahasiswa IPB seramah dan setaat ini? Kini terjawablah sudah.

 

Saya yakin, energi keshalehan para dosen dan pimpinan kampus inilah yang membuat kultur keshalehan itu mengalir dalam keseharian mereka.

 

Wajarlah bila mahasiswa serta pegawai-pegawainya ramah-ramah, sopan-sopan dan santun-santun. Karena para pimpinannya pun, memang ramah dan dekat dengan Sang Pencipta.

 

Mohon maaf, “Wa laa uzakki ‘alallaahi ahada” saya tidak bermaksud mengkultuskan seseorang. Tapi, apa yang saya alami adalah pelajaran berharga bagi saya. Bahwa di kampus negeri, di Perguruan Tinggi non Agama, kita bisa menjumpai suasana sereligius ini. Sejuk. Adem.

 

Saya tak ingin melewatkan kesan baik ini begitu saja. Saya ingin ambil hikmah dan ilmu dari pertemuan hari ini.

 

Untuk itulah saya lukiskan dalam lembaran singkat ini.

 

Meski kelak saya tak sempat duduk di Pascasarjana FEM IPB, saya ingin belajar dari apa yang saya lihat, saya akan ambil ilmu dari apa yang saya dengar dan saya alami.

 

Long life education. Belajar tanpa henti. Alam takambang jadi guru. Itulah prinsipku.

 

Tetaplah jaya IPB. Gagah membanggakan, hijau menyejukkan, bersih menyehatkan, ramah melayani, hebat mencerdaskan dan low profile para pejabatnya yang membuat kami segan.

 

Semoga kampus-kampus lain di negeri ini semua seperti IPB ini. []

 

* *Masdar Helmi, Lc.*

_Principal of Kahf International Boarding School (KIBS) Bogor._

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top