Opini

ANALISIS SOAL HOTS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH KELAS IV

oleh: Ica Putri Cahayaningsih

Universitas Muhammadiyah Malang

BukuiniditerbitkanolehKementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2014 sebagaisalahsatuacuandalamimplementasiKurikulum 2013. BukuinidisusunolehIda Herlina, SuyudLukman Hakim, Mutomimahsebagaitimkonstributornaskah, danditelaaholehM Yasin. Buku ini memiliki vii+104 halaman, dengan nomor ISBN 978-979-8446-53-5.

Salah satubentuksebagaiwujuddalammencapaitujuanpendidikan, makahal yang tidakdapatdilepaskanadalahbagiandarimatapelajarandaripendidikannasionaladalahPendidikan Agama Islam.. Pendidikan Agama Islam  jugaberperanpentingdalampembentukankepribadianseseorang, akhlak, sertatingkatkedekatanhambadenganTuhan-Nya. Olehkarenaitupengelompokkanajaran agama Islam yang salahsatunyaadalahmateritentangSejarahKebudayaan Islam diajarkanpadajenjangpendidikandalamlingkungan Madrasah mulaidarijenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Evaluasimerupakansuatu proses yang sistematisuntukmenentukanmaupunmembuatkeputusantentangketercapaiantujuanpembelajaran.Kegiatanevaluasidapatterjadibaik di awal proses maupunakhirdalam proses pembelajaran. Dalam buku ini, penulis menganalisa bahwa kegiatan evaluasi terdapat di bagian akhir pembelajaran, sebagaimana kriteria penelaahan buku teks yang ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional  Pendidikan).

Dalam setiap bab nya dari bab 1-7, buku ini menyajikan evaluasi di setiap akhir babnya. Evaluasi di akhir proses pembelajaran adalah untuk mengukur keseluruhan tujuan dari pembelajaran maupun kurikulum yang berlaku, dimana nantinya hasil dari penilaian tersebut dapat digunakan sebagai laporan hasil pembelajaran peserta didik yang akan disampaikan kepada guru, orang tua peserta didik, masyarakat maupun pemerintah sebagai wujud dari terselenggaranya pendidikan.

 

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)  melakukan survey denganmenggunakantesProgrammeInternationalefor Student Assesment(PISA) padatahun 2015, danmenyatakanbahwapendidikan di Indonesia menduduki ranking 69 dari 76 negara. Hal ini tentu sangat krusial melihat pendidikan Indonesia masih harus banyak melakukan perbaikan. Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan berpikir peserta didik yang masih rendah adalah kurang terlatihnya anak Indonesia dalam menyelesaikan tes atau soal-soal yang sifatnya  HOTS yakni menuntut untuk menganalisis, mengevaluasi, dan berkreativitas.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, “Pendidikan di Indonesia masih membutuhkan penguatan high order thinking skills (HOTS)”, dikutip dari laman resmi Kemendikbud (03/06/18).

Penerapan soal  HOTSdalam pembelajaran dapat meningkatkan hal positif bagi peserta didik seperti keberanian dalam menghadapi soal sulit, kemudian terbentuknya kerjasama yang baik antar siswa karena adanya interaksi siswa satu dengan lainnya, salah satunya dengan kegiatanberdiskusi maupun interaksi yang baik antara siswa dengan guru, membangun aktivitas belajar yang lebih baik, serta karakter siswa yang baik dalam hal disilpin, ketekunan, tanggung jawab, teliti dan sikap untuk terbuka.

Meskipunjenjang MI masihtermasukkategorijenjangpendidikandasar, namunhal ini perludilakukanpembiasaanbesertapelatihan agar pesertadidikterbiasauntukmengerjakansoal-soalpadatingkat HOTS (Higher Order Thingking Skill).

Bloom membagi tingkat kemampuan atau hasil belajar peserta didik dalam aspek kognitif menjadi 6 tingkatan, yaitu hafalan/mengingat (C1), Memahami  (C2), Menerapkan atau mengaplikasikan (C3), Menganalisis dan sintesis (C4), Mengevaluasi (C5), dan Membuat atau menciptakan (C6).  Dengan kategori C1 (LOTS), C2 dan C3 (MOTS), serta C4,C5, dan C6 (HOTS).

Hasil analisis dari yang dilakukan oleh penulis menyatakan bahwa, soal yang disajikan dalam buku ini sangat minim dan sangat jarang dijumpai dengan bentuk soal yang dapat dikategorikan dalam soal HOTS. Sedangkan soal dengan kategori LOTS (Low Order Thinking Skills), dan MOTS (Middle Order Thinking Skills) banyak dijumpai dan terbilang sebagai soal mayoritas dalam buku ini. Contoh bentuk soal yang disajikan dengan kategori LOTS adalah seperti Kata tanya dengan awalan Siapa, Kapan, Apa, kemudian perintah seperti menuliskan kembali, menceritakan, menyebutkan, dan mengingat. Sementara contoh bentuk soal yang disajikan dengan kategori MOTS adalah seperti kata tanya Mengapa atau Bagaimana, perintah untuk menjelaskan, kegiatan berdiskusi, serta pengaplikasian sikap yang disajikan dalam materi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk contoh bentuk soal dalam kategori HOTS yang disajikan dalam buku ini adalah seperti Menganalisis perbedaan antara perintah salat sebelum Isra’ Mi’raj dengan perintah salat setelah Isra’ Mi’raj, yang terdapat pada halaman 70.

Terlepas dari itu semua penyajian soal HOTS bagi kelas IV sudah baik, karena terdapat soal evaluasi pada setiap babnya. Namun, diharapkan penyajian soal HOTS dapat ditingkatkan dan disajikan dengan kebutuhan peserta didik. Karena hal ini merupakan pembiasaan yang harus dilakukan oleh pemerintah, mengingat pada kelas VI nantinya tentu peserta didik akan melaksanakan ujian akhir sekolah dengan komposisi soal HOTS didalamnya. Sehingga diharapkan peserta didik terbiasa untuk mengerjakan soal dengan kriteria HOTS dan mampu untuk mengaplikasikan nya baik dalam memecahkan masalah, berpikir, serta berkreasi.

 

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top