Oleh : Inda Kusuma Ningsih
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
Saat ini realitas kehidupan sosial keagamaan sedang terusik disebabkan oleh berbagai konflik dan pertikaian. Manusia berebut kebenaran dengan menggunakan berbagai dalil keagamaan, sehingga terjadinya konflik dan pertikaian. Ini bukanlah hal aneh mengingat kondisi sosiologis masyarakat indonesia yang sangat beragam agama-nya. Salah satu faktanya adalah pluralisme yang dialami oleh manusia dengan berbagai kasus pelanggaran pluralisme yang sering terjadi di masyarakat misalnya: kebebasan beragama yang diskriminasi terhadap kelompok-kelompok minoritas dan semakin marak terjadi.
Konsep Puralisme awalnya di kembangkan oleh Cristian Wolf dan Immanuel Kant sebagai Filosof pencerahan yang menekankan pada Doktrin tentang adanya kemungkinan pandangan-pandangan dunia dan di kombinasikan dengan kebutuhan yang mengadopsi sudut pandang Universal penduduk dunia. Para Antropolog dan Sosiolog dalam studynya mengatakan, perkembangan kelompok dalam masyarakat yang hidup dalam kemajemukan mengingat adanya peningkatan tuntunan dari masing-masing kelompok terhadap kebutuhan hidup.
Salah satu upaya Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk memberikan konstribusi dalam mengembangkan kesadaran bertoleransi dan sikap hidup rukun dalam perbedaan yaitu dapat membangun kesadaran sejarah pembangunan umat Islam. Kesadaran akan sejarah sangat penting, sebab tanpa itu umat Islam tidak dapat menentukan masa depannya sendiri. Dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) kesadaran sejarah tersebut dapat di bangun melalui Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Agar mencapai tujuan tersebut dapat di dukung oleh proses pembelajaran dan faktor-faktor yang dapat mempenngaruhi keberhaislannya, Buku pelajaran adalah salah satu sarana penting dalam pembelajaran. Peserta didik merupakan aset terpenting bagi masyarakat dan bangsa untuk melakukan deskripsi persoalan dan menemukan cara penyelesaiannya. Untuk dapat melakukan tugas itu maka penanaman kesadaran Pluralistik terhadap peserta didik menjadi keseharusan yang di lakukan oleh pemegang otoritas kebijakan pendidikan (Pemerintah), penidik (Guru), dan tentunya masyarakat sendiri sebab Pluralitas merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangsa Indonesia.
Langkah yang harus di lakukan untuk menanamkan nilai-nilai Pluralisme secara Komprehensif yaitu dengan membuat rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang mengakomondasi Pluralisme. Dalam Pembelajaran Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik tidak hanya di jelaskan mengenai kronologi dari Sejarah Islam namun peserta didik harus ditunjukan kepada sebuah peristiwa sejarah yang mempunyai sensitifitas mengenai masalah Pluralisme. Pendidikan Islam sudah saatnya memperbaiki diri dengan berbagai inovasi pendidikan dengam mengembangkan nilai-nilai Pluralisme yang terkandung dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan senantiasa mencari konsep baru yayng mampu di gunakan sebagai acuan salam pendidikan, pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Aliyah sudah saatnya menjadi salah satu media yang efektif bagi para pendidik untuk menanamkan nilai Pluralisme kepada anak didik dengan memaksimalkan penggunaan buku ajar Sejarak Kebudayaan Islam (SKI). Pembelajran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Aliyah dalam praktiknya sudah seharusnya mampu menanamkan kesadaran kritis terhadap sejarah, suatu model pembelajaran yang membebaskan mencerdaskan dan menyadarkan peserta didik terhadap realitas kehidupan yang di hadapinya. Dengan hal ini, di harapkan peserta didik mampu menjawab problematika umat.
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
